Empat

166 7 0
                                    

Mungkin caraku untuk melupakannya

Itu salah

Karena, dengan membencinya

Hanya akan membuat luka di hatiku

Semakin dalam

Mereka pun tiba di sebuah restaurant yang terletak tak jauh dari rumah Disa. Di sinilah mereka sekarang,di lantai 28 di Grand Swiss-Belhotel Medan atau lebih tepatnya mereka berada di The Edge restaurant yang terdapat di hotel tersebut. Disa terpesona dengan pemandangan yang berada di depan matanya ini, yaitu pemandangan malam di Medan.

"Dis..."

"...." yang di panggil malah masih sibuk mengagumi pemandangan yang ada di depannya saat ini.

"Hey... Adisa Chrissy, mendingan kita pesan makanan dulu aja, entar makin larut nih..." ucap Adry sambil menunjuk jam tangannya.

"Eh, iya ya, maaf deh Dry, soalnya pemandangan outdoornya indah banget sih" jawab Disa sambil tersenyum.

Adry pun, hanya tertawa kecil melihat tingkah Disa. 'Maafin gue ya Dis, gue bakalan buat ini jadi malam yang terindah sekaligus akhir yang indah buat kita' pikir Adry dalam hatinya.

Acara makan malam pun selesai dalam keheningan.

"Hmm... Dis, ada yang mau gue omongin nih" ucap Adry yang memecah keheningan, tapi tampak serius.

"Ada apa Dry? Kayaknya penting banget deh"

"Gini nih Dis, besok lusa aku tuh bakalan pindah ke Jepang, dan gue mau hubungan kita sampai di sini aja"

"Lho...lho... kok mendadak gitu sih Dry? Terus gue gimana? kok lu tega sih sama gue Dry..." Disa yang mulai tak tahan menahan airnya.

"Dis, dengerin gue baik-baik" ucap Adry yang sambil memegang erat bahu Disa.

"Nggak... nggak usah Dry, dan makasih udah buat gue sakit hati" ucap Disa sambil berlalu dari pandangan Adry dengan isak tangis yang tak bisa di tahannya lagi. Dan meninggalkan Adry seorang diri.

Disa hanya terdiam dan masih terus hanyut dalam lamunannya. Ia dapat membayangkan betapa bodohnya dirinya, yang bisa dengan mudah dapat di permainkan dan khianati oleh dua orang laki-laki yang sangat di cintainya itu. Luka lama yang belum sempat sembuh itu, kini mendapat satu luka baru lagi yang Disa sendiri tak tahu entah kapan luka itu akan sembuh.

Apakah aku terlalu bodoh, karena terlalu cepat mempercayai kata-kata mereka? Sepertinya aku memang terlalu bodoh, karena mempercayai kata-kata lelaki brengsek seperti mereka.

Mungkin kisah cinta yang Disa alami memang tak selalu mulus, karena untuk pengalaman cinta pertama yang ia jalani dengan Adry, tak berjalan dengan baik karena ia harus ditinggal pergi oleh Adry. Sedangkan untuk cinta kedua yang ia jalani bersama dengan Nathan, tak berjalan dengan baik pula, karena Nathan selingkuh dengan sahabatnya sendiri. Kisah cintanya ini, terlihat menyedihkan.

Aku tak akan kalah dari kalian, lihat saja aku akan mencari kebahagianku sendiri, dengan orang yang baru dan tentunya lebih baik dari kalian. Disa pun bertekad untuk dirinya sendiri.


maaf ya telat update, soalnya Dayennya mah lagi sibuk belajar buat persiapan PRA-UN. Dan maaf ya kalau ada typo ;)

jangan lupa vote ;) dan jangan lupa juga yah baca ceritaku yang kedua "Cinta dan Serpihan Hati"

Cinta yang akan Menghampiri KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang