Tiga

222 6 1
                                    

Masa lalu adalah sebuah kenangan

Tak mungkin bagi kita untuk hidup di masa itu lagi

"Happy birthday sayang..." ucap sebuah suara di seberang telepon.

"Ya ampun sayang, emangnya ini jam berapa sih? Gue tu masih pengen tidur kali" jawab Disa yang sebenarnya berbohong, dia memang sudah menunggu telepon dari Adry sejak tadi sampai dia tidak tidur hanya untuk menunggu telepon dari pujaan hatinya itu.

"Ya kali, maaf deh sayang, tapikan gue hanya pengen jadi orang pertama yang ngasih selamat buat lo"

"Hahaha... sayang alay banget deh"

"Biarin, lo punya acara nggak hari ini?"

"Ehmmm.... kayaknya nggak deh"

"Ya udah, sebentar jam 9 malam gue jemput lo di rumah ya, bye!"

Jantungnya pun mulai berdetak tak karuan, ia merasa sangat senang walau hanya dengan perhatian kecil yang diberikan oleh Adry. Karena, hanya Adry seorang yang bisa membuat hatinya berbunga-bunga seperti ini, walau hanya dengan sebuah perhatian yang kecil yang ia berikan.

Disa melewati harinya di sekolah seperti biasa, dengan beberapa kejutan yang di berikan oleh teman-temannya. Mereka pun pergi berkaraoke bersama untuk merayakan ulang tahun Disa yang ke-17.

Ini merupakan ulang tahun terbaik yang pernah ia rasakan seumur hidupnya, bisa merayakan ulang tahunnya yang ke-17 dengan kedua orang tua dan tentu kakaknya yang sangat ia sayangi itu, dengan teman-temannya, dan juga ia tak lupa dengan seseorang yang sudah mengisi hari-hari hidupnya, melengkapi dirinya, dan menjadi sandaran baginya di kala ia merasa sudah tak mampu lagi untuk menjalani kehidupannya ia adalah Adry Gracio, seseorang yang sangat istimewa bagi Disa.

Tak terasa hari berlalu begitu cepat dan hanya menyisakan kenangan indah bagi Disa.

"Apa sudah tak ada baju lain yang bisa kupakai lagi?" gerutu Disa, sambil melemparkan satu persatu pakaian yang ia ambil. Pakaiannya hampir semua sudah berserakan dilantai, sampai akhirnya ia menjatuhkan pilihannya pada sebuah mini dress yang simple tapi terlihat indah.

Ding dong...

"Edo, bukain pintunya, ada tamu tuh" terdengar teriakan mama yang menggema di seluruh penjuru rumah. Edo langsung membukakan pintu dan memperhatikan sesorang laki-laki tampan yang kini berdiri di depan rumah mereka.

"Siapa ya?" Selidik Edo kepada laki-laki di depannya ini, yang terlihat seumuran dengannya.

"Perkenalkan saya Adry Gracio, panggil saja Adry" jawab Adry dengan mantap sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan, dan mendapat sambutan hangat dari Edo.

"Chrishery Edwardo, panggil saja Edo" Edo tersenyum memperlihatkan senyum khasnya, yang bisa memikat perempuan mana saja yang melihatnya, dan untungnya Adry bukan perempuan jika tidak, mungkin ia sudah terpesona oleh senyum Edo itu.

"Disanya ada?" tanya Adry yang masih berdiri di depan pintu dengan menggunakan kemeja berwarna biru lengan panjang, celana jeans panjang warna abu-abu dan converse warna biru yang membuatnya terlihat simple tapi tampan.

"Oh iya, lagi di dalam tu, sebentar ya gue panggil, masuk aja dulu" sambil menunjuk sebuah sofa diruang tamu yang terletak di depan kamar Disa.

"Dis, teman lo udah datang nih, cepetan dikit dong"

"Iya, iya, udah kok"

Semua mata kini tertuju pada Disa, dia terlihat berbeda malam ini. Disa memakai mini dress berwarna pink yang membungkus indah pinggangnya yang mungil, tapi tak terlalu memperlihatkan lekuk tubuhnya dengan high heels setinggi 5 cm yang membuatnya terlihat lebih cantik, sederhana, lebih dewasa, tapi dapat membuat laki-laki terpikat oleh penampilannya itu, dan tentu saja langsung membuat Adry terkagum-kagum melihat penampilan Disa, Disa yang dia kenal selama ini adalah seorang gadis remaja yang terlihat polos, tomboy tapi menarik. Tapi, kemana Disa yang dia kenal selama ini? Dia terlihat begitu berbeda malam ini, dan membuat debaran aneh dalam hati Adry. Tapi, ia segera menepis pikirannya itu, karena tujuannya malam ini adalah untuk mengakhiri hubungannya dengan Disa.


maaf ya kalau ada typo ;)

jangan lupa untuk vote :)

Cinta yang akan Menghampiri KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang