HELLO guys, Ini cerita keduaku lho,, jagan lupa beri vote dan koment tentang perasaan anda setelah membaca part ini.. Soalnya aku ingin tahu.. HeheheOk,, Selamat membaca
~~~~~~~~~~~~
Ara POV
Hari ini adalah hari pertama aku masuk SHS Internasional yang berada di jakarta.
Sebelum itu, aku akan perkanalkan dulu diriku. Namaku adalah Arabella Stienfeld, aku anak dari Maurin Stienfeld dan Adam Stienfeld.
Umurku kini 16 tahun. Aku anak ketiga dari tiga bersaudar, yang artinya aku anak terakhir.
Anak pertama bernama Stefan Aldino Stienfeld, sedangkan anak kedua bernama Bara Alfiano Stienfeld.Nama Stienfeld sangat terkenal dikalangan pembisnis, Mereka terkenal dengan otaknya yang cerdas dan pintar dalam berbisnis.
Dan jangan lupa Adam Stienfeld adalah Orang paling-paling terkaya di 3 Negara yaitu seluruh Indonesia, Amerika dan Jerman. Ah author lebay.. HahahaKalian pasti bertanya Kenapa nama kami agak kebarat-baratan, itu karena daddyku berasal Jerman, Nah sedangkan Mommyku asli orang Indonesia. Dulu mereka menetap di Jerman, namun ketika aku dilahirkan didunia akhirnya keluargaku memilih menetap indonesia, kata mereka sih karena mereka menyukai suasana yang ada di indonesia. Tapi Entahlah aku ga ingin tahu banyak, lagian aku suka indonesia juga kok.. Hehehe
Tapi yang aku heran kan, Wajah aku malah ngga ada kebarat-baratan.
Aku malah seperti orang indo campuran Chinese.Aku pernah bertanya ke Mom and dad, kenapa wajah aku berbeda. ?
Dan kalian tau jawaban mereka apa ?
Mereka hanya mengatakan, berbeda itu bagus sayang, kamu malah cantik banget dengan wajah kamu ini.Dan kedua kakakku, Mereka membenarkan ucapan Mom and dad.
Ah sudahlah, lagian buat apa aku mempermasalahkan itu. Toh yang penting aku jadi anak kesayangan mereka.
Oke aku rasa cukup dulu perkenalannya yah..hehehe rasanya capek juga memperkenalkan diri.
*****
Author POV
Tepat jam 6.30 Ara keluar dari kamarnya, dan turun kebawah melewati tangganya. Setelah ia berada di bawah, Ia kemudian melangkahkan kakinya keruang makan.
Di meja makan kini semua sudah berkumpul, kecuali Ara.
"Selamat Pagi" sapanya ceria kemudian duduk disamping Daddynya.
Orang yang berada di meja menatap Ara dengan pandangan terkejut dan kaget.
"Dek apa kamu sadar dengar penampilanmu?" Ucap Stefan yang kini mulai sadar dari keterkejutan.
Ara mendengar pertanyaan kakaknya terdapat nada ketidaksukaan,,hal itu karena memang Stefan agak tidak suka dengan penampilan adiknya.
Bara yang merupakan kakak kedua itu hanya terdiam, tidak mengucapkan kata-kata. Dia memang terkejut dengan penampilan adiknya, namun ia malas untuk menanggapinya, bukannya ia tak peduli tapi emang begitulah sifatnya, ia sangat pendiam dan tentunya ia juga sangat arogant. Berbeda halnya dengan Stefan ia orangnya santai. Namun sekali marah, semua orang akan takut.
"Iyah Dek, apa kamu sadar dengan penampilanmu?
Kamu akan pergi kesekolah Internasional loh.." mommynya ikut menimpali omongan Stefan." Ara sayang,, kamu kenapa berpenampilan seperti itu ?" daddynya yang sejak tadi diam akhirnya ikut bertanya juga namun dengan suara lembut.
Ara heran mendengar pertanyaan mereka yang sama semua.
"Memangnya ada apa dengan penampilanku ?" tanya Ara sambil meneliti penampilannya..
'Sepertinya tak ada yang salah' ucapnya dalam hati.
Yah kalian pasti bingungkan sebenarnya ada apa dengan penampilan Ara.
Ara kini memakai baju seragam sekolahnya, roknya emank agak pendek, namun bukan itu yang mereka tanyakan, tapi kaca mata bulet yang telah bertengger manis di hidung cantik Ara, dan juga rambut panjang yang yang di kucir dua.
Itu bukanlah gaya Ara banget, makanya mereka terkejut."Kamu kenapa memakai kacamata, yang jelas-jelas mata kamu tidak minus, dan apa ini rambut yang di kucir dua, sangat bukan gaya adikku" ucap Stefan agak marah, namun ia tak membeaarkan suaranya.
"Duh ini cantik tau ka, lagian aku suka kok. Udah deh mending kita sarapan sekarang, kasian makanannya udah pada dingin, Lagian kata mom tak baik ngomong di depan makanan" ucap Ara dengan mengambil sarapannya dan memakannya.
Mereka yang mendengar ucapan Ara, hanya menghembuskan nafasnya, karena mereka tidak akan bisa membantah omongan Ara. Bukan karena takut Ara akan berteriak atau marah balik, tapi karena mereka sangat menyayanginya, apapun yang diminta Ara pada mereka, pasti akan terwujud.
Akhirnya mereka ikut sarapan juga.
Sebenarnya mereka memang sudah sangat lapar, namun mereka menunggu Ara karena mereka tidak akan makan sebelum semuanya terkumpul. Yah mereka memang sangat disiplin, itu semua ajaran dari Maurin, mommy mereka.
Dan juga tadi sebenarnya mereka tidak pernah berbicara didepan makanan, namun karena rasa terkejut, akhirnya terjadilah seperti tadi.Ara POV
Maafkan aku kak Stef, kak Bara, Mommy and Daddy, aku harus melakukan ini.
Aku tahu, Kak Stef yang paling tidak suka dengan penampilanku yang seperti ini, terlihat jelas oleh pancaran matanya yang sedikit agak tajam.Aku jadi takut, karena tak biasanya ia menatapku seperti itu, tapi aku harus terlihat santai.
"Oh iyah,, aku ingin kalian tidak usah mengantarku kesekolah, aku ingin pergi sendiri." ucapku setelah selesai sarapan, aku kemudian meminum susu yang di berikan oleh momku.
" Tak boleh Dek, kamu harus kakak antar" ucap kakaku Stefan.
"Lagian dek kamu mau naik apa ?" kini suara Kakaku Bara.
Aku tersenyum mendengar pertanyaan kakak keduaku ini.
'Tumben kakaku yang satu ini bertanya' ucapku dalam hati." aku ingin naik motorku" ucapku santai sambil melangkah keluar.
Belum sempat aku melangkah , aku kemudian berhenti ketika tiba-tiba aku mendengar suara dari kakak-kakakku.
"Tidak" ucap mereka berbarengan.
"Ah kalian ini kompak sekali," ucspku sambil tersenyum" tapi yg jelas aku ingin naik motor" lanjutku dengan suara datar.
Kulihat mereka semua terdiam, dan kemudian mengangguk.
Nah kalau sudah seperti ini aku merasa bersalah.
Wajah mereka sudah pucat,dan terlihat pasrah."Huufttt" aku mendesah.
"Maaf" kataku dengan pelan.Mommy yang tadinya ada di ujung meja, kemudian mendekatiku.
" ah, iyah tak apa-apa sayang.
Kalau begitu adek harus hati-hati yah sayang, karena kami tak ingin Adek kenapa-napa" Ucap mommyku dengan senyuman sambil mengelus punggungku.Mom memang memanngilku adek, agar kakak-kakakku mengikutinya, kecuali daddy.
Kalau dalam situasi seperti ini, pasti mommy yang akan menetralisir keadaan.
Karena yang lain pasti tak akan berkata-kata.
Entahlah aku heran, sebenarnya ada apa dengan nada suaraku, tiap aku mengeluarkan suara datar, pasti wajah mereka pada pucat.. Huuuufftttt......" kalian tenang ajha, aku pasti akan baik-baik saja. Kalau begitu aku harus berangkat sekarang karena ini sudah jam 7." ucapku kemudian mencium tangan mom, and daddy yang memang berada disampingku.
Kudekati saudaraku lalu kukecup pipinya.
Wajah pucat mereka kini telah menghilang dan digantikan oleh senyum manis..'Ahh cakep dech,, sayang mereka kakak-kakakku. Hehehe ' batinku
'Memangnya kalau mereka bukan kakakmu kamu mau apa Ra ?' tanya author.
'Udah gue gebet hahaha'
'Aiiiss dasaar jomblo merana'
'Hahaha'Kemudian kulangkahkan kakiku menuju garasi. Aku tersenyum melihat motor matic kesayanganku.
Akupun mulai mengendarai motorku kesekolah, sambil tersenyum.=========
Bersambung
Ok guys segini dulu yah...
Jangan lupa vote. Hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
"She is CEO"
RomanceAku tak pernah menyangka umurnya masih 16 tahun dan dia telah menjabat sebagai CEO. Bahkan yang lebih mengejutkanku adalah perusahaan yang ia pimpin adalah perusahaan yang dia bangun sendiri, aku sangat terkejut. Levino Alexander **** Tak ada yang...