part 19

5.2K 338 100
                                    


Jangan lupa Vote dulu sebelum baca.

◇ Hampoy Reading..😘

******

Hampir setengah jam mereka terdiam, akhirnya Levin mulai jengah.

"Kenapa kamu susah sekali untuk menyebut namaku ?". Tanya Levin akhirnya.

"Karena anda orang Asing". Jawab Arra tanpa melihat Ke Levin.

"Kalau begitu menikah denganku ". Ucap Levin.

●●●●

Arra yang mendengar ucapan Levin, merasa terkejut.

"Dasar pria sinting". Balasnya dengan pandangan sinis.

"Aku serius Arra".  Ucap Levin Menatap Arra dengan pandangan Serius.

Arra yang melihat tatapan serius Levin, tiba-tiba entah kenapa jantungnya berdegup kencang.

"Jangan percaya pada omongan pria ini Arra". Batin Arra bersuara.

"Anda sudah benar tidak waras. Lebih baik anda kembalikan ponsel saya, dan saya segera pulang. Dan satu lagi jangan pernah memanggilku dengan nama itu". Balas Arra sengit.

"Memangnya kenapa ?". Tanya Levin.

"Bukan Apa-apa". Jawab Arra.

"Kalau begitu jangan pernah melarangku".  Ucap Levin.

"Kau.."

"Apa ?". Tanya Levin.

"Menikahlah denganku, dwngan begitu aku bukan lagi orang asing bagimu". Ucap Levin lagi.

Mata Arra kembali melotot.

"Anda benar-benar sinting dan gila. Saya ini masih di bawah umur. Apa sudah tidak ada wanita yang seumur dengan anda  yang mau anda ajak menikah ?  Sehingga anda mengajak saya". Ejek Arra.

"Kau pikir aku sudah tidak laku eh ?" Harga diri levin rasanya terinjak mendengar ucapan Arra.

"Ya sepertinya begitu. Di lihat dari cara anda yang selalu mengganggu saya". Balas Arra masih dengan tatapan ejekannya.

"Dengar Nona Arrabella, diluaran sana banyak yang mengantri ingin ku jadikan istri. Bahkan mereka rela memberikan tubuhnya secara gratis padaku tanpa ada paksaan". Ucap Levin menatap Arra.

Entah kenapa mendengar ucapan Levin, membuat Arra kesal.

"Kalau begitu nikahi saja mereka semua. Aku mau pulang". Ucapnya dengan kesal.

"Mengapa kau tidak mau ?"  Tanya Levin.

"Karena tidak mau". Balas Arra datar.

"Kau memang benar-benar wanita keras kepala".  Ucapa Levin dengan sura datarnya.

"Ya itu diriku." Balas Arra.

Kemudian Arra berdiri dari tempat duduknya.
" Saya ingin pulang jadi tolong kembalikan ponsel saya. Lagian bicara denganmu hanya buang-buang waktu saya saja". Ucap Arra sambil mengulurkan tangannya.

Rahang levin mulai mengeras mendengar penuturan Arra. Merasa kesal, akhirnya Levin menarik tangan Arra, hingga membiat sang empunya jatuh ke pangkuan Levin.

"Kauu.." kaget Arra.

Jantung Arra berdegup.
Ia tidak pernah melakukan adegan seperti ini.

"Kenapa kau selalu kurang ajar denganku?". Teriak Arra kesal.

"Kau keras kepala. Maka dari itu kau harus diberi hukuman". Jawab Levin dengan seringai nakal.

"She is CEO"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang