part 10

4.2K 325 15
                                    


Malam pun telah tiba.

Kini Arra telah bersiap-siap ingin keluar.
Namun saat ia ingin membuka pintu, langkahnya terhenti oleh karena sebuah suara..

"Ade mau kemana malam-malam begini ??" Tanya Bara tiba-tiba yang melihat adik kesayangannya sepertinya ingin pergi.

Seharian ini ia tidak melihat adiknya itu, ia begitu sangat merindukannya.

Arra berbalik melihat kakaknya, ia melihat pancaran mata kakaknya. Ia sangat hafal betul dengan tatapan mata itu. Ia pun langsung memeluk kakaknya dengan erat, dan Barra  pun tak kalah eratnya.

Yah, begitulah Bara. Sehari tak bertemu adiknya saja ia pasti akan sangat merindukannya.

"Kakak, ade ingin keluar hanya sebentar aja kok". Ucap Arra dalam pelukan kakaknya.

"Ade tahukan kalau kakak sangat merindukan ade, kenapa ingin pergi ?". Tanya Bara yang belum ingin melepas pelukannya.

Arra mengangguk " Ade sangat tahu ka, tapi ade ada urusan penting, hanya sebentar kok,, yayaya ??". Jawa Arra sambil membujuk kakaknya agar di beri izin.

Bara menghela nafas.
"Janji tidak lama ?".. tanya Bara menatap adiknya dengan penuh sayang.

"Iyah".  Jawab Arra tersenyum.

"Baiklah". Barra pun mencium kening adiknya dengab lembut dan Arra sangat menyukai hal itu.

Arra pun pergi, ia harus segera sampai di apartement-nya sebelum Arga sampai.

Tak lama ia pun sampai, ia bersyukur karena Arga belum datang karena ia tidak suka membuat orang menunggu.

Arra masuk dalam apartemennya kemudian ia segera mengganti pakaiannya yang tadi hanya kaos dan jins ketat dengan sebuah dres yang simple namun sangat elegan dan cocok di tubuhnya.
Membuat ia bertambah cantik walau ia hanya memakai dres, di tambah dengan bedak tipis dan lipglous itu sudah cukup baginya.

Tidak perlu berdandan berlebihan, karena tanpa make up pun ia sudah sangat cantik, lagian jika ia berdandan, ia pasti akan ketahuan.

Drrtt...derrtt

Ponsel Arra berbunyi, dan di layar itu menapilkan nama "Ka Arga ".

Arra segera mengangkat teleponnya.

"Aku sudah di depan". Ucap Arga setelah teleponnya terangkat.

"Baiklah Abel akan segera turun". Setelah sambungan telephone terputus, Abel pun keluar dari apartemen-nya.

Bruk

Tiba-tiba Arra di tabrak oleh seorang lelaki yang sedang memegang ponsel dengan terburu-buru.

"Awww" pekik Arra terjatuh.

"Maaf Nona, saya tidak sengaja". Ucap Lelaki itu sambil mencoba membantu Arra untuk berdiri.

Arra pun menerima uluran tangan itu tanpa melihat wajah orang itu.

"Makanya lain kali ati-ati donk jalannya, punya mata juga". Kesal Arra sambil membersihkan pantatnya dari debu.

Arra paling tidak suka dengan orang yang berjalan terburu-buru tanpa memperhatikan kedepan.

Bukannya mendengarkan apa yang di katakan Arra, lelaki itu malah terpesona melihat wajah Arra yang sungguh begitu cantik dan manis. 

Arra bingung melihat lelaki itu hanya diam sambil menatapnya, karena ia sadar ia sudah sangat lama, akhirnya ia memilih pergi, tidak ingin melanjutkan perdebatan yang menurutnya sangat tidak penting dan membiarkan lelaki itu terdiam sendiri.

Lelaki itu akhirnya tersadar setelah mendengar langkah kaki yang berasal dari high hils Arra.

"Shit... dia sudah pergi, padahal kan tafi aku belum tahu namanya" Kesal lelaki itu pada dirinya sendiri.

Drrt...drrt...

Ponsel lelaki itu berbunyi, ia pun segera mengangkatnya setelah tahu siapa yang meneleponnya.

"Ya, tunggu 10 menit lagi gue akan sampai disitu". Ucapnya, kemudian sambungan terputus.

Ia bergegas pergi, sebelum orang yang meneleponnya marah.

****

"Maaf ka, kelamaan". Ucap Arra pada Arga yang sudah menunggunya di loby apartemen.

Arga pun membuka pintu mobil, dan Arra langsung masuk.

"Ga apa-apa, tapi emangnya habis ngapain ?". Tanya Arga setelah ia juga sudah duduk di kemudinya.

"Tadi ada seorang lelaki yang menabrakku tanpa sengaja". Jawab Arra.

Arga menjalankan kemudinya dengan sedang " apa ada yang sakit ?" Tanya Arga hawatir.

"Ga ada sih" jawabnya.

"Syukurlah, kalau tidak kakakmu pasti akan mengamuk karena telah membuat adiknya yang cantik lecet". Ucap Arga sedikit bercanda.

"Haha kaka bisa aja, ya tapi emang benar sih, untung ajha ngga ada yang kenapa-napa"..  Ucap Arra.

"Lantas dimana lelaki itu ?" Tanya Arga lagi.

"Ga tau, tadi gue tinggal didalam, abisnya ia hanya diam". Jawab Arra sambil mengingat wajah lelaki itu.

Arga hanya manggut-manggut.

Tak lama kemudian merekapun sampai ketempat tujuan.

Arga segera turun dan membukakan pintu buat Arra.

*****

Levin sedang menunggu sahabatnya, ia heran tumben sahabatnya ini lama.

"Sorry bro, gue kelamaan". Ucap Rayhan setelah berada di samping sahabatnya.

"Kemana ajha si lho ?" Tanya Levin.

"Tadi gue gak sengaja nabrak wanita yang sangat cantik bro. Dia bagaikan bidadari, entah kapan lagi bisa bertemu dengan bidadari itu.." ucap Rayhan sambil mengingat wajah wanita itu.

Levin yang mendengar itu, malah memutar  bola matanya dengan malas. Namun ia juga sedikit penasaran seperti apa wanita yang dia katakan seperti bidadari itu. Pasalnya baru kali ini ia mendengar Rayhan sedang memuji wanita selain adiknya sendiri.

Namun hal itu ia tidak tampakkan, raut wajahnya tetap sama, datar.

"Lo gak percaya yah ?". Tanya Rayhan pada Levin.

" jadi wanita itu gimana, luka parah ??." Bukannya menjawab ia malah balik bertanya.

" gak sih, karena gue nabraknya saat berjalan hehehe". Jawab Rayhan dengan cengirnya.

Kini mereka juga sudah berada di dalam gedung. Gedung yang sama dengan gedung yang sekarang ini di datangi oleh Arra.

Arra dan Arga sedang duduk berdua sambil berbincang-bincang di meja yang telah di sediakan, begitu pun  dengan Levin dan Rayhan namun mereka tidak hanya berdua tetapi ada beberapa orang juga termasuk saudara Arra, Stevan.

Acara ini sebenarnya bukanlah acara yang biasa saja, semua para kolega bisnis di undang.

Mungkin karena perusahaan Arra yang masih belum terlalu berkembang sehingga ia tidak menerima undangannya.

Bersambung...!!!

==================================

Jangan lupa Vote and Coment yaa...

Kira-kira apa yang akan terjadi... ?

"She is CEO"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang