drunk words, sober thoughts

7 1 0
                                    

"Luke, sumpah, tadi itu satpam ngakak banget jir, hahahahah" racau gue.

"Lagian, sok jagoan mau pisahin pasangan berantem. Stupid af hahahah"

Gue dan dugong baru aja keluar dari club karena ada sedikit keributan di dalem tadi and kita mutusin buat keluar.

"LUKE! LUKE! ADA UNICORN! IH LUCU BET UNICORNNYA" tereak gue ga jelas ke Luke.

Luke nengok ke arah unicorn yang gue tunjuk dan muka dia juga ikutan cerah.

"EH IYA, UNICORN! EH EH, UNICORNYA LARI" bales Luke yang diakhiri dengan kita berdua lari ngejar unicorn yang kabur dari kita.

"WEH TUNGGU, JANGAN KABUR. KAPAN LAGI KITA BISA KETEMU IH" tereak Luke lagi, berusaha buat nangkep unicornnya.

Like I said, he has a thing for unicorn.

Setelah beberapa lama lari, gue dan Luke mulai kehabisan tenaga dan akhirnya berhenti sambil terengah-engah.

"Aduh, sumpah, itu unicorn ke mana sekarang? Ih, napa kabur sih dia" protes Luke gak terima.

"Mungkin kita terlalu keren untuk unicorn hahahah"

"KITA EMANG KEREN BUAT UNICORN" bantah Luke yang gue bales dengan ketawa gue yang gak jelas.

Kita masih berusaha ngatur nafas beberapa detik di pinggir jalan, tengah malem gini. Ada beberapa mobil yang lewat, entah mungkin baru pulang kerja, pulang dari club, mau pergi ke club, kabur dari rumah, ato drug dealer? Tau dah. Yang pasti, cuma yang sejenis mereka doang yang ngisi jalan raya jem-jem kayak sekarang.

"Luke, capek"

"Sekarang jem berapa?" tanya dia gak nyambung.

Emang ngeselin dia.

"2? 3? Gatau," jawab gue ogah-ogahan.
"Luke, capek" lanjut gue.

"Trus? Mau suruh gue gendong gitu? Dih gak ngaca ya badan segede apa?"

IH BAJING.

"Fakuy Luke, gue mau pergi aja, daah" kata gue hampir udah mau nyebrang jalan.

Tapi baru aja gue baru mau nyebrang, sesuai tebakan lu, Luke nahan tangan gue.

"Ga. Ga boleh" kata dia. "Stay. Right here. Right there, where you fuqing stand." lanjut Luke sambil nahan tangan gue.

"Jesus Christ, you fuqing complicated, Luke," jawab gue sambil muter mata. "But still, gue capek" lanjut gue.

Gantian Luke yang muter matanya dan jongkok di depan gue.

Gue diem bentar.

"Luke, dingin" bisik gue yang mungkin Luke gak denger.

Fuqing dress with no sleeves ngebuat gue kedinginan di tengah malem gini.

Luke ngehela nafas sambil berdiri dari posisi jongkoknya dan ngelepas kemeja denim itemnya, sisain cuma kaos abu-abunya. Dia pasang kemejanya di badan gue dan kancingin kancing kemejanya satu persatu. Trus dia ngambil beanie abu-abunya dari saku kemejanya yang sekarang gue pake dan pasangin di kepala gue.

"Luke, lu tau kan gue shitty kalo pake bea-"

"Bawel. Udah kedinginan juga, masih protes. Lagian siapa sih yang mau ngeliat lu" potong Luke.

Ish.

Selesai pasangin beanie dan ngerapiin rambut gue (walopun gue rapiin lagi sendiri), dia ngeraba-raba something di belakang pundak dia dan tiba-tiba di tangan dia udah ada bunga mawar yang entah muncul darimana.

Awayyyy | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang