Part-1

881 38 2
                                    

"Yakin mau kesana?" tanya salah satu cewek yang tengah sibuk memotong kukunya.

"Iyalah," jawab cewek lainnya yang sibuk mengutak-atik ponselnya.

"Itu tempatnya bagus nggak? Menarik nggak?" tanyanya lagi. Kali ini aktivitas memotong kukunya sudah selesai.

"Menarik kok. Fix ya kesana?" tanya salah satu cowok yang duduk disofa.

PRANKKK!!

"Apaan tuh?" tanya cowok yang duduk disofa. Ia bediri dan berjalan mengarah kedapur, diikuti kedua cewek lainnya.

"Graveeell!!!" teriak Lindy, cewek yang masih memegang ponselnya.

Gadis bernama Gravel terpekik kaget sekaligus meringis saat serpihan beling mengenai jari-jarinya.

"Dasar ceroboh!" omel Alessia sambil melipat kedua tangannya didada.

Jo melangkah menghampiri Gravel dan membantunya berdiri. Tanpa basa-basi Ia langsung membawa Gravel keruang tamu, kemudian mengambil kotak P3K. Memberi sedikit obat merah ke jari-jari Gravel dan membalutnya dengan kain kasa.

"Udah enakan?" tanya Jo perhatian. Gravel hanya mengangguk.

"Hati-hati Vel, hobi banget mainan beling sih." Lindy kembali menceramahi Gravel yang masih diam.

"I'm fine!" ucap Gravel tegas.

"Okeh, sekarang gimana planning liburan kita?" tanya Alessia kembali bersemangat.

Jo mengambil laptopnya dan menunjukkan sebuah gambar kepada teman-temannya.

"Kita kesini." Jo bersemangat saat menunjukkan sebuah gambar hutan.

"Hutan? Kita mau berburu?" tanya Alessia dengan mimik polos.

Jo memutar kedua bola matanya. "Iya! Mau berburu kembaran lo."

"Siapa kembaran gue?"

"Koala!" jawab Lindy kesal.

"Ish, emang gue tukang tidur apa!"

"Tapi kan itu..." Gravel mulai berbicara, tapi tidak dilanjutkan.

"Tapi apa Vel?" tanya Lindy penasaran.

"Hm, It--"

"Udah lah Vel, jangan mulai liat yang nggak-nggak deh!" potong Alessia cepat.

Gravel menghela napas. Gravel memang terkenal anak Indigo sejak kecil. Ia sering melamun karena memperhatikan sesuatu, sering berbicara sendiri dikamarnya, dan Gravel juga bisa mengetahui apa yang akan terjadi esok harinya.

Berbeda dengan Jo. Cowok bermata hijau itu memiliki indera yang mampu melihat masa lalu. Jo tidak bisa melihat apa yang terjadi satu jam kedepan atau esok hari. Jo hanya mampu melihat masa lalu yang suram atau pun bahagia. Membuat Ia sering sakit kepala jika mengingat masa-masa kelam.

Sementara Lindy, Ia tidak Indigo, Ia juga tidak bisa melihat  mereka, tapi Lindy mempunyai rasa yang kuat saat merasakan kehadiran mereka disekitarnya. Membuat Ia merinding namun tidak merasa takut. 

Alessia. Hanya seorang gadis biasa yang mempunyai rasa takut dan tampang bodoh setiap kali Ia berjalan didaerah yang sepi. Selalu lari terbirit-birit jika mendengar suara lain atau kejanggalan lainnya. Tidak perduli ada apa disana. Ia hanya memikirkan bagaimana dirinya bisa selamat.

Mereka tidak berempat, ada tiga orang lagi yang akan berkumpul dirumah Gravel saat ini. Membicarakan tentang liburan mereka yang akan dimulai lusa.

The Adventure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang