part-21

225 17 9
                                    

Elgar masih bergulat dengan manusia bertopeng di teras depan, sayatan pisau di lengannya kini sudah menjalar sampai ke bagian perutnya. Elgar meringis tertahan namun merasa masih sanggup untuk melawan manusia biadab dihadapannya.

Tak lama Keim dan Gravel keluar dan terkejut melihat sebagian baju Elgar yang sudah bersimbah darah. Keim berlari dan menarik Elgar agar menjauh dari manusia bertopeng itu, mereka langsung berlari setelah Keim menendang bagian perutnya.

"Kita mau kemana?" tanya Elgar tertatih.

"Ke teras belakang, kita habisi dia disana." jawab Keim seraya merangkul Elgar.

"Makanya jangan sok-sokan deh ngelawan tuh manusia biadab, 'kena imbasnya kan." ucap Gravel sengit.

Elgar hanya memutar dua bola matanya, ia ingin membalas dendam karena kematian Shelda. Rasa dendam itu sulit hilang di hati Elgar yang kini berusaha untuk tidak cepat-cepat membunuh manusia biadab itu. Elgar ingin menyiksanya terlebih dulu  agar ia tahu kalau merasakan sakit itu tidak enak.

Sampai di teras belakang, Alessia dan Jo sudah menyiapkan jebakan untuk manusia bertopeng itu. Mereka semua mengumpat di balik dinding yang nantinya akan menghadap kesebuah danau kecil. Mereka terdiam saat mendengar langkah yang mereka yakini itu adalag manusia bertopeng yang berdiri tegak seraya menggenggam pisau daging di tangannya. Ia menoleh ke kanan dan kirinya, menyapu pandangannya keseluruh teras yang tidak begitu luas. Di hadapannya terlihat pohon-pohon besar yang nantinya akan menembus masuk ke dalam hutan.

"Dia ngapain diri disitu?" tanya Alessia berbisik kepada Keim.

"Nggak tau."

"Terus kapan kita tangkep dia, Keim?"

"Nggak tau."

"Ish, nggak tau mulu!"

"Bawel."

Gravel menoleh kearah Jo yang berada di sampingnya.
"Jo,"

"Ya?"

"Kapan kit-"

Ucapan Gravel terhenti karena teriakan manusia bertopeng itu yang membuatnya terkejut begitupun yang lainnya. Ia berteriak seraya memukulkan pisaunya kearah dinding. Ia melangkah perlahan, menoleh ke kanan dan kirinya. Menyapu pandangannya keseluruh teras yang tidak begitu besar.

Disaat Keim merasa semuanya telah siap, ia memberi intruksi kepada teman-temannya agar keluar dari tempat persembunyiaan mereka. Di hitungan ketiga pun mereka langsung keluar. Elgar yang bergerak cepat langsung memukul bagian leher belakang manusia bertopeng itu. Terasa mudah, manusia bertopeng itu langsung langsung terkapar tak berdaya di lantai. Semuanya terdiam dan menunggu reaksi dari manusia biadab tersebut.

"Mati?" tanya Alessia setelah hening beberapa menit.

Mereka saling bersitatap satu sama lain, kemudian Keim langsung menggeret tubuh manusia bertopeng itu masuk kedalam vila.

                          ***

Elgar, Jo, Keim, Alessia, begitupun Gravel. Menatap kaku kearah sosok manusia bertopeng dihadapan mereka, rasa penasaran yang selama beberapa hari ini menghantui mereka kini sudah terjawab dan benar-benar diluar dugaan sama sekali. Mereka pun tidak menyangka jika orang dibalik topeng itu adalah seseorang yang sudah pernah di dengar cerita hidupnya oleh Jo.

"Lo yakin Jo?" tanya Keim sekali lagi untuk memastikan tebakan Jo.

Jo mengangguk ragu namun hatinya memang yakin jika ia benar-benar mengenal orang ini meski dulunya hanya bertemu beberapa kali. Ingatan Jo bisa dibilang sangat kuat bahkan IQnya memang tinggi jika ia ingin memperlihatkannya.

The Adventure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang