part-9

168 14 3
                                    

         Gravel, Keim, Jo, dan Alessia mengerutkan kening saat melihat betapa berantakannya Vila mereka. Mereka semua bergegas membersihkan ruang tamu pada Vila dengan cepat. Lalu duduk disofa setelah semuanya selesai.

Alessia dan Keim masih bungkam soal pertanyaan Jo yang menanyakan keberadaan Shelda. Cowok itu curiga kalau Alessia dan Keim menyembunyikan sesuatu.

Gravel yang belum menyadari apa yang terjadi, langsung memulai topik pembicaraan mengenai dirinya yang pergi tiba-tiba sejak malam.

"Oke! Gue pergi karena ada hubungannya dengan makhluk menyeramkan yang gue liat," ucapan itu membuat Keim dan Alessia mendungakan kepalanya. Mereka mulai tertarik dengan pengakuan Gravel.

"Duh, pasti setan lagi." dumal Alessia.

Gravel menghela napas, Ia menceritakan semua kejadian yang ia alami selama berada dihutan.

Gravel merasa dirinya diiringi oleh makhluk tak kasat mata. Ia mengekori makhluk itu dengan pikiran kosong. Berjalan menyusuri hutan hingga ia sendiri pun tidak tahu tujuannya kemana. Ia mengingat semua itu setelah Jo menepuk pundaknya saat Gravel tengah berdiri disebuah kuburan masal yang letaknya tak jauh dari tempat dimana Jo dan Keim berada saat itu. Gravel menceritakan bahwa Ia harus memisahkan mayat-mayat yang berada di satu liang lahat tersebut.

Membuat kuburan sendiri-sendiri beserta batu nisan diatasnya. Namun itu belum sempat Gravel lakukan karena Jo sudah menyadarkannya. Dan Gravel harus melakukan itu dengan keenam temannya. Jadi harus ada tujuh orang yang akan memisahkan mayat didalam satu liang lahat.

Dengan begitu para mayat tersebut akan tenang dan tidak kegelisahan. Saat tengah malam, Gravel mengikuti makhluk mengerikan itu menuju dimana dirinya dikubur. Makhluk itu menunjukkan bahwa Gravel harus menguburkan mereka dengan layak. Kalau tidak, petaka demi petaka akan menghampiri Gravel dan kawan-kawan. Diikuti nyawa satu per satu akan melayang, dan terkahir, akan menghilang dihutan tanpa jejak.

          "Hah!! Jadi...Kita harus...Itu...?" adalah komentar Alessia yang sangat terkejut mendengar penuturan Gravel.

Gravel mengangguk yakin, "Kita harus lakukan itu, Al."

Alessia menggeleng frustasi, "Gue nggak mau! Itu serem banget!"

"Apa mungkin..." ucap Jo seraya berpikir.

Semua menoleh. Gravel bertanya, "Mungkin apa?"

Jo menatap teman-temannya sekilas. Lalu melanjutkan perkataannya, "Inget kan kalau gue semalem pingsan dikamar mandi?"

Semuanya mengangguk dan kembali menunggu maksud dari perkataan Jo.

"Makhluk itu bilang Pergi, gue berpikir apa mungkin maksud dari kata Pergi itu adalah...Kita disuruh..."

"Disuruh memisahkan mayat yang dikubur satu liang lahat?" ucap Keim dengan pertanyaan.

Jo mengangguk antusias "Ya!"

Gravel menghela napas, "Berarti benar. Kalau kita harus memisahkan mayat-mayat itu."

"Tapi gue nggak mau!" kekeh Alessia dengan kedua mata yang mulai berkaca-kaca.

Keim menoleh kearah Alessia, "Al, lo nggak mau kan kalau kita digangguin terus disini?"

"Tapi Keim, kita kan lagi liburan disini. Bukan gali kuburan!"

"Situasi ini udah nggak aman, Al. Kalau lo nggak mau ikut ya silahkan. Lo bisa stay diVila ini. Tapi jangan teriak kalau lo butuh sesuatu." ucap Keim menjelaskan.

Alessia sudah ingin menangis, namun hal itu ditahan oleh Gravel yang entah sejak kapan sudah berpindah posisi duduk menjadi disebelah Alessia. Gadis itu memeluk Alessia dan menenangkannya.

The Adventure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang