part-12

161 13 0
                                    

Alessia mendengus, "Tapi kenapa? Kenapa harus membunuh? Kita salah apa?"

"Gue rasa... Karena kita liburan disini." jawab Elgar.

"Maksudnya apa?" tanya Gravel tak mengerti.

"Mungkin karena kita nggak diizinin buat disini," jawab Keim. "Buktinya semenjak kita disini, banyak hal-hal aneh kan? Pertama, waktu kita selfie disungai. Selesai itu kita liat-liat semua foto yang kita ambil, dan hasilnya? Ada bayangkan tak kasat mata dimana-mana. Kedua, Pas ki--"

"Udahlah cukup!" potong Jo saat Keim belum kelar bicara. "Ujung-ujungnya gue lagi yang disalahin? Iya? Begitu?"

Semuanya terdiam. Lagi-lagi Gravel meringis mendengar itu. Iya tahu memang dari awal ada bayangan hitam yang mengikutinya. Tapi Gravel tidak memperdulikan itu, iya hanya memikirkan bagaimana ia bisa menikmati liburannya kali ini tanpa harus berinteraksi dengan makhluk-makhluk gaib. Tapi, lagi-lagi gadis itu selalu berinterkasi bahkan selalu memcahkan sebuah mistis seperti sekarang ini.

Gravel menghela napas, ia terpikirkan lagi oleh Lindy. "Kita balik arah."

Mendengar itu semuanya menoleh kearah Gravel.

Jo berdecak, "Buat apa? Sahabat kita pada takut, Vel."

"Kita selalu bareng-bareng, Jo. Jadi jangan ada alasan takut!" balas Gravel tegas.

Kali ini Gravel memimpin perjalanan. Gravel menyuruh kalau semuanya harus berjalan cepat. Dan tidak ada yang bersuara sepanjang perjalanan. Hingga pada akhirnya, Elgar bersuara.

"Kita udah sampai." ucapnya.

Kelima remaja itu berhenti tepat didepan sebuah gubuk sederhana dengan obor yang sudah dimatikan. Gubuk itu tidak berubah sejak ditinggal oleh Elgar beberapa jam yang lalu.

Mereka berlima merasa ragu untuk memasuki gubuk tersebut. Elgar pun menjadi kurang yakin lantaran gubuk itu seperti tidak terjadi apapun. Padahal iya masih mengingkat kalau setelah ia pergi pintu gubuk itu terbuka begitu saja.

"Kayanya nggak serem banget." Alessia mulai berkomentar.

"Yakin ini gubuknya?" tanya Keim memastikan.

Jo tampak mengerutkan kening, "Lindy masih didalam?"

"Penghuni gubuknya masih ada kan?" tanya Gravel hati-hati.

Semuanya berkomentar kepada Elgar. Sesekali mereka melirik Elgar untuk memastikan kalau gubuk yang ada dihadapan mereka itu benar.

"Iya..." Elgar mulai bersuara. "Ini gubuknya, cuma satu ko."

"Yaudah, ayo kita masuk. Semoga Lindy ada didalam." ucap Jo yang mulai berjalan lebih dulu.

Semuanya mengangguk. Saat Jo membuka pintu itu perlahan, suasana didalam gubuk sederhana itu terasa sepi. Elgar yang penasaran langsunh masuk dan memeriksa keadaan sekitarnya. Dia sempat heran karena tidak ada siapapun didalam gubuk itu.

"Sepi?" adalah pertantaan Gravel yang mulai melangkah masuk. Tak lama diikuti yang lainnya.

"Gue inget, kalau diranjang ini ada Ibu itu." ucap Elgar seraya menunjukkan kearah ranjang.

Jo melangkah mendekati Elgar, "Keliatan rapi ranjangnya, kaya nggak ada apa-apa."

"Terus kemana Lindy?" tanya Alessia.

Henin.

Beberapa detik kemudian...

AAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!

Suara lengkingan itu sontak membuat yang lainnya menoleh kesumber suara.

"Dibelakang!" seru Elgar.

The Adventure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang