delapan belas.

460 73 3
                                    

"Ih makasih banyak loh, Kak. Jadi enak. Hehe." ungkap Hyeran dengan cengiran khasnya setelah makanan yang diberi oleh June telah habis. 

"Hahah. Iya gapapa kok. Nyantai aja sama gue." balas June

GET IN LIFTED

FIRE TRUCK! 

Itu suara ringtone HP-nya June. Keren ya? Kaya yang punya hp. Hehehe. 

"Hm? Mamah? Kenapa?" ucap June yang sedang berbicara orang yang berada di telfonnya. Sedetik kemudian rahangnya mengeras. Dadanya terasa sesak. 

"Oh. Oke. Gue ke sana." 

"Sorry, gue berangkat dulu. Mama gue kondisi parah." lanjut June

"Eh iya, Kak. GWS buat Tante. Besok aku jenguk, ya!" seru Hyeran saat June berlari ke arah motornya. 

Ya, Mamanya June didiagnosis penyakit jantung iskemik. Hal ini berarti suplai darah yang ada di jantung Mamanya June berkurang. Penyakit ini bener-bener mematikan, bahkan bisa menyebabkan kematian. 

"Bang, kok gue takut ada sesuatu ya sama Mamanya Kak June?" tanya Hyeran ke Hanbin.

"Tenang aja, gue kenal Mamanya June dengan baik. Dia orang yang kuat. Gak gampang menyerah." jawab Hanbin yang membuat Hyeran mengangguk.

****

"Mohon maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Namun kondisi pasien tidak dapat ditolong lagi." ucap sang dokter yang usai mengoperasikan jantung Nyonya Koo. 

"I-iya. Makasih ya, dok." ucap Yejin, kakaknya June. 

Yejin dan June sama-sama terpukul. Mereka bahkan gak bisa ngebayangin hidup mereka tanpa Mamanya dan sekarang keadaan harus begini. 

Ya, memang betul kalau ada seseorang yang bilang bahwa dunia ini tidak adil. 

June hanya dapat tersenyum, belum dapat menerima keadaan.

"Kak, ini bohongan kan? Palingan ini mimpi aku doang. Hahaha." ucap June sambil menahan isaknya.

"Koo Junhoe, ini bukan mimpi. Mama beneran udah pergi, Jun." balas Yejin yang sudah menangis. 

June langsung menelfon Hyeran. 

"Hye.. Mama gue.. meninggal.." tutur June yang membuat Hyeran di seberang sana membelalakkan matanya.

"Send location lo sekarang. Gue ke sana sekarang juga." jawab Hyeran

****

June sekarang sedang berada di pelukan Hyeran. Ia hanya dapat menangis dengan diam. Hyeran bahkan dapat merasakan bahwa pundaknya sudah basah karena air mata June. 

"Sabar, Kak. Gue yakin mama lo udah tenang dan senang di sana. Ikhlasin dia. Gue tau hal ini berat." ucap Hyeran menenangkan June sambil mengelus punggung pria tersebut. 

June tetap diam dan tak berkutik. Setelah itu June mendongakkan kepalanya. 

"Ran, mama pasti seneng kalo liat lo di sini. Jadi menantu mama gue mau, ya?" kata June spontan. 

Hyeran yang merasa sedih campur kasihan campur kaget menatap June nanar. 

"Iya, Kak. Gue bersedia kok. Jangan sedih, ya?" lanjut Hyeran sambil mengusap air mata yang keluar dari pelupuk mata June. 

June tersenyum kecil. Setidaknya dia tau kalo Hyeran itu tulus ngomong kaya gitu ke dia. 

halo? -june✅Where stories live. Discover now