Haaay! Double update nih hehe. Maaf baru ngepost lagi, awalnya nunggu sampe readersnya 50, tapi kayaknya kelamaan, jadi aku post sekarang aja nih.
HAPPY READING GUYS! :)
****
Author's POV
"Selamat pagi rumaaah!!!" teriak Davin.
"Berisik banget sih Bang, eh Kak Arfan?" Dea datang dari dapur membawa segelas jus jeruk.
"Gak ngaca lo? Padahal sendirinya juga berisik. Wih boleh juga ini jus!" ujar Davin merampas jus Dea lalu meminumnya.
"Ambil sendiri sih, ish! Itu apa? Bagi!" Kata Dea saat melihat bungkusan milik Davin.
"Ini? Cheese cake, habis ditraktir Arfan." Ujar Davin berbisik, padahal Arfan masih bisa mendengar apa yang dia katakan.
"Ih enak banget yang ditraktir, dalam rangka apa?"
"Gue menang main dare sama dia."
Mata Dea membulat setelah mendengar jawaban Davin, pasti Dea tidak percaya dengan ucapan Davin. kalau Dea saja tidak percaya dengan ucapan Davin, apalagi Arfan. Davin bilang, semalam Arfan tidur duluan sebelum filmnya selesai, dan dia juga tidur setelah Arfan tertidur karena takut untuk menonton sendirian. Jadi, diantara mereka tidak ada yang menonton film itu sampai selesai. Bagaimana Arfan bisa mengantuk? Padahal ia sudah minum kopi beberapa tegukan.
"Kak, yakin tuh Bang Davin menang? Ah, aku gak percaya!" Ujar Dea pada Arfan
"Kamu aja gak percaya, apalagi aku. Mungkin dia lagi hoki."
"Bukan hoki Man, tapi nasib bisa berubah! Ahahaha." Tawa Davin membahana dari dapur.
"Impossible," ujar Arfan dan Dea bersamaan.
Dea pergi menyusul Davin ke dapur, mereka membicarakan sesuatu yang tidak bisa didengar oleh Arfan karena jaraknya terlalu jauh.
"Ih pantesan, gak boleh gitu kali bang! Aku bilangin Kak Arfan loh." Teriak Dea.
"Kenapa Dey?" tanya Arfan menghampiri mereka berdua.
"Ini, Bang Davin c--uuumh!" ucapan Dea berhenti saat Davin membekap mulutnya.
"Anak kecil, jangan didengerin. Banyak bohongnya--aaaw! Dey, kenapa kaki gue diinjek?"
"Bang Davin curang Kak, jangan percaya kalo Bang Davin menang!"
"Curang? Curang gimana?"
"Dia naburin obat tidur di kopinya Kakak, makanya Kakak jadi ngantuk duluan terus ketiduran."
"Dea mah ember banget! Gak bisa ya liat abangnya seneng bentar?"
"Wah, parah lu Cap!"
Davin berlari keluar dapur untuk menghindari amukan dari Dea dan Arfan. Mereka berdua bekerja sama untuk menangkap Davin yang sedang berlari ke arah tangga. Arfan yakin bila Davin berniat masuk ke kamarnya dan mengunci diri, dasar Davin! Dea mengejar Davin sebelum pria itu berhasil masuk ke dalam kamarnya. Tapi Dea terjatuh sebelum sampai di anak tangga terakhir, Arfan pun segera menghampirinya.
"Aduh sakiiit." Teriak Dea dengan air mata yang siap untuk turun.
"Mananya yang sakit?" Dea menunjuk pergelangan kaki kirinya.
Arfan menggendong Dea ke kamarnya, dan menurunkannya dengan hati-hati di atas kasur. Jangan berpikiran macam-macam! Arfan hanya berusaha untuk mengobati Dea. Ia mengambil baby oil yang ada di atas nakas kemudian mengolesinya perlahan ke kaki Dea yang sakit.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Lies
RomanceKayla Deanisa, Arfandy Mahendra, dan Raditya Abrega. Tiga orang yang hidup saling berkaitan. Alur kehidupan Dea hanya terpusat pada dua hal, bahagia dan terpuruk. Siapakah di antara Arfan dan Rega yang lebih sering membuatnya bahagia atau bahkan ter...