--
--
--
Baekhyun dan Yenni kini menuju bandara. Mereka diantar oleh orang tua Baekhyun. Tepat seperti pembicaraan mereka kemarin, hari ini mereka berangkat ke Jeju. Orang tua Baekhyun mengira mereka akan berbulan madu disana. Karena itu mereka sangat senang mengantar mereka ke bandara.
"Sayang, hati-hati ya. Kau harus menjaga istrimu baik-baik. Satu lagi, jangan lupa kau harus bawakan cucu untuk kami", kata eomma Baekhyun. "Iya, benar. Kalian harus membawakan cucu untuk kami", tambah appa Baekhyun. Mendengar itu, Yenni hanya diam. Baekhyun mulai jengkel dengan kedua orang tuanya. Mereka sudah mulai minta sesuatu yang aneh. Sebenarnya itu bukan hal yang aneh, namun apa yang bisa dibuat oleh Baekhyun. Dia tidak berharap lebih dari hubungannya dengan Yenni. Jauh di dasar hatinya dia masih mencintai Reni, meski yeoja itu telah menghianatinya. Dia segera membantah perkataan orang tuanya.
"Kalian ini bicara apa? Kami hanya 3 hari disana, mana mungkin dalam tiga hari kami bisa mendapatkan anak. Kecuali jika kami memungut anak. Dan itupun pasti tidak kalian sutujui. Lagipula kami juga belum ingin memiliki anak. Benarkan sayang", kata Baekhyun sambil memeluk Yenni. Yenni hanya bisa tersenyum yang dipaksakan. Baekhyun paham, dia lalu berbisik pada Yenni, "Jangan dipikirkan perkataan mereka". Pesawat yang mereka tumpangi akan lepas landas, mereka segera pamit pada orang tua mereka. Dan bersiap menaiki pesawat yang akan membawa mereka ke Jeju.
--
--
--
Mereka kini telah sampai di Jeju. Mereka turun dari pesawat dan membawa barang bawaah mereka. Mereka tidak terlalu banyak membawa barang, karena sesuai kesepakatan mereka hanya 3 hari di pulau itu.
"Apa ada yang menjemput kita?", tanya Yenni.
"Ne, dia suruhan temanku", kata Baekhyun.
Mereka sibuk mencari orang yang dimaksud Baekhyun. Mereka memperhatikan sekitar, sambil terus berjalan. Disana banyak orang yang berlalu lalang untuk berangkat maupun yang sudah turun dari pesawat. Cukup lama mereka mencari orang itu, akhirnya mereka menemukannya.
"Itu dia, ayo kita kesana", ajak Baekhyun.
Mereka segera menemui orang itu. Setelah itu mereka diajak naik mobil dan diantarkan ke tempat penginapan mereka. Mereka diantar ke sebuah hotel. Sampai di hotel itu, orang yang menjemput mereka membantu membawakan barang-barang mereka sampai di depan resepsionis hotel itu.
Mereka lalu bertanya tentang kamar pesanan atas nama Baekhyun pada resepsionis. Lalu mereka diberi password dan diantarkan ke kamar mereka. "Ini kamar anda tuan, silahkan beristirahat. Jika anda butuh apa-apa, panggilah kami", kata pelayan hotel itu dengan Baekhyunh. "Ne, gamshamnida", kata Baekhyun. "Sama-sama tuan. Semoga hari kalian menyenangkan", kata pelayan itu lalu pamit pergi kembali bekerja.
Setelah menekan password mereka segera masuk ke kamar mereka. Kesan pertama masuk kamar itu adalah luas, bersih, dan nyaman, yah itu adalah kamar VVIP. Kamar itu berukuran sekitar 7 x 7 meter, bercat dinding cream kekuningan yang cukup kalem. Berlaintai marmer yang berwarna senada dengan warna dinding. Dengan ranjang tempat tidur yang cukup luas berada di tengah ruangan namun sisi yang lain merapat tembok di depannya ada TV, yang dapat ditonton dari atas ranjang, yang merapat dengan dinding yang lain. Disampingnya kananya ada meja rias dan lemari pakaian, disamping kiri agak sedikit jauh ada pintu kamar mandi. Disamping meja TV itu ada sofa dengan motif bunga dan meja bundar ditengahnya.
Mereka meletakkan barang mereka di atas sofa. Yenni lalu membuka gorden kamar itu, karena merasa gelap. Dari situ langsung terlihat pemandangan pantai yang indah dengan pasir putih yang menambah kecantikan pantai itu.
YOU ARE READING
The Prospective Of Old Brother In Law Is My Husband (COMPLETE)
FanfictionTentang seorang gadis yang terpaksa menggantikan pernikahan kakaknya. Dia tak mengenal sama sekali siapa calon kakak iparnya. Dia bahkan baru bertemu untuk pertama kalinya dengan calon suami dari kakaknya di hari penikahan tersebut. Akankah dia mamp...