#11 Diary (Jieun-Jinhwan)

696 94 5
                                    

Jieun - Kim Jinhwan iKON

Mata kuliah yang diikuti Jieun sudah berakhir sejak 15 menit yang lalu. Teman-temannya yang lainpun sudah meninggalkan kelas sejak tadi. Namun, Jieun masih bertahan di tempat duduknya dan sibuk menggeledah isi tasnya. Entah apa yang sedang gadis itu cari.

Jieun mengobrak-abrik isi tasnya, mengeluarkan semua barang yang ia bawa namun tak kunjung menemukan barang yang ia cari. Menggeledah laci meja yang ia tempati bahkan laci meja di sebelahnya. Namun nihil, ia tak menemukan apa-apa.

Gadis itu terlalu sibuk dengan aksi "menemukan barangnya" hingga tak menyadari sejak tadi sepasang mata tengah memandangnya, melayangkan tatapan kebingungannya, dia adalah Kim Jinhwan, sahabat Jieun. Jinhwan mengernyitkan dahinya heran, bertanya-tanya dalam hatinya apa yang gadis itu lakukan sebenarnya? Ia mengurungkan niatnya untuk meninggalkan kelas dan berjalan mendekat ke arah Jieun.

"Ji, kau kenapa? Kau kehilangan sesuatu?" tanyanya pada Jieun sambil mendudukkan dirinya di kursi sebelah Jieun.

Jieun menghentikan kegiatannya. Ia beralih menatap Jinhwan dengan tatapan cemas dan khawatir.

"Bagaimana ini? Aku tidak mungkin menghilangkannya kan? Ahh jinjja..."

Jieun benar-benar merasa kacau. Ia membanting tubuhnya di sandaran kursi. Merasa frustasi, diapun mengacak-acak rambutnya kasar. Bukannya merasa prihatin, Jinhwan malah tertawa melihat wajah kacau Jieun yang terlihat lucu.

"hahaha.. sebenarnya kau ini kenapa? Apa yang hilang Ji?" tanya Jinhwan sekali lagi dengan menahan tawanya.

"Hidup dan matiku, benda itu bagaimana jika orang yang menemukannya... membacanya"

Jinhwan masih menahan tawanya, sebenarnya dia tahu benda apa yang Jieun maksud.

"Memangnya benda apa itu? Dan kenapa jika ada yang membaca?" tanya Jinhwan

"Tentu saja tidak boleh! Tidak ada satu orangpun yang boleh tahu terutama..."

Jieun menggantungkan ucapannya. Dia tidak melanjutkan apa yang akan ia katakan dan beralih melirik Jinhwan.

"Aku?" tanya Jinhwan.

Jieun tidak menjawab. Ia hanya terdiam, memandang Jinhwan dengan tatapan terkejut, apa dia membaca pikiranku? pikir Jieun. Sedangkan Jinhwan, kini ia sedang berusaha mengambil sesuatu dari dalam tasnya.

"Ini, kau mencari ini kan? Diary milikmu bukan?" Jinhwan menyodorkan sebuah diary pada Jieun. Jieun pun dibuat terkejut olehnya. Bagaimana benda itu bisa ada pada namja itu? Kenapa harus dia?

"Bagaimana bisa?" jieun kehabisan kata-kata. Dia menyambar buku diary miliknya.

"Kau... tidak membacanya kan?" tanya Jieun was-was.

"Tidak"

Jieun, menghembuskan nafas lega.

Tapi..

"Aku berbohong" lanjut Jinhwan diiringi dengan seringaian di wajahnya.

"Maaf tapi aku membacanya."

"MWO? K-kau.."

Jieun benar-benar tak bisa berkata apapun sekarang. Ah bagaimana ini? Di membacanya. Mati kau Lee Jieun.

"Aku bertanya-tanya, kenapa aku menjadi orang yang paling tidak boleh tahu apa isi diary mu." Jinhwan menatap Jieun.

"Sekarang aku tahu kenapa, itu semua karena isi diary mu adalah tentangku kan?"

Jieun hanya bisa diam membeku. Rahasia yang mati-matian ia simpan selama ini terbongkar sudah. Rahasia bahwa ia menyukai sosok seorang Kim Jinhwan, sahabatnya sendiri.

Jinhwan mendekatkan wajahnya pada Jieun.

"Apa kau begitu menyukaiku Lee Jieun?"

Jieun membelalakkan matanya. Ia tak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang. Apa yang harus ia katakan pada Jinhwan. Tubuhnya seakan membeku. Apalagi sekarang Jinhwan semakin mendekatkan wajahnya, dan...

Chu~

Jinhwan mengecup bibir Jieun singkat.

"Aku juga menyukaimu dan mulai sekarang kau milikku"

Senyum pun mengembang di bibir keduanya.






Jika ini mimpi, kuharap akan berlangsung selamanya, atau menjadi nyatalah - Jieun

Ini bahkan jauh lebih manis dari semua mimpiku tentangmu - Jinhwan

Jieun Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang