6. Call me Rendra

67 2 1
                                    

Warning ! 18 + +

"Oke. Berapa harga gadis ini?"
Ujar lelaki itu telak pada Bella.
Namun, Bella seolah - olah tak mendengar perkataan lelaki itu. Ia tetap mencoba memapah tubuh Clara.

Merasa diabaikan, lelaki itu menghembuskan nafasnya dengan kasar. Lelaki itu mencoba merogoh saku kemeja hitam nya, ternyata ia mengeluarkan selembar cek dari dompetnya.

"Hey miss !  Take it and let this girl with me !"  Lelaki itu berkata dengan penuh penekanan pada Bella.
Bella mencoba untuk mengabaikan lelaki itu, tapi sejujurnya ia telah merasa terintimidasi dengan lelaki itu. Akhirnya Bella memutuskan untuk menerima selembar cek tersebut. Bola mata Bella langsung membesar saat melihat jumlah nominal yang tertulis dalam cek itu.

"Apa ini asli, Sir?"  Bella bertanya pada lelaki itu, tapi pandangan matanya masih menatap cek itu dengan tidak percaya.
Lelaki itu hanya tertawa menanggapi pertanyaan bodoh dari wanita di depannya ini.

"Dengar miss, aku sudah muak melihat mu ada di depan ku terlalu lama. Kalau memang cek itu palsu, kau bisa menuntut ku. Apa kau tidak tahu siapa aku? Oh, apa tempat ini terlalu gelap?" Lelaki itu segera bangkit dari sofa, ia melangkahkan kakinya ke arah Bella, lalu dia langsung mendekatkan wajahnya tepat dihadapan Bella.

Seketika tubuh Bella menegang, saat menatap wajah lelaki itu.
"Kau?!. Apa kau benar Rendra Fabian? Pemilik club ini?"  Tanya Bella bertubi-tubi. Kali ini ia benar-benar shock.
Sementara itu, lelaki yang diketahui bernama Rendra Fabian tersebut hanya mengedikkan bahunya.

"Aku rasa kau tidak butuh penjelasan dariku lagi, miss. Jadi, kau terima tawaranku atau tidak?" Ucapan bernada dingin milik lelaki itu makin mengintimidasi Bella.

"Baiklah, aku terima. selamat menikmati, Tuan Rendra Fabian." Jawab Bella dengan senyum yang terpaksa. Lalu Ia segera berjalan keluar dari Club itu.

.
.
.
.

21:15

Rendra Point Of View

Akhirnya wanita itu  pergi juga dari hadapan ku. Aku benar-benar tidak suka wanita yang berdandan sok polos tapi perilakunya tak ada bedanya dengan jalang. Bukannya aku sok suci, hei aku ini Rendra Fabian, lelaki yang terkenal brengsek dikalangan wanita, tetapi setidaknya aku tak pernah berpura-pura menjadi pria sholeh atau alim, apapun itu. This is me, only God can judge me.
Oke, aku rasa sudah cukup untuk memikirkan hal itu. Seperti nya aku harus mengalihkan perhatian ku pada wanita malang ini.
Sudah 30 menit aku menunggu wanita ini sadar, tapi anehnya wanita ini tak bergerak sedikit pun.
Ah, aku tak peduli ! lagipula aku hanya berniat menolongnya dari wanita jalang tadi. Lebih baik aku menikmati suasana Club yang semakin malam semakin ramai. Mungkin memesan wine bisa menghilangkan rasa bosanku.

"Hei Roy, bawakan aku sebotol wine favoritku kesini." Aku memanggil salah satu pegawai ku, Roy. Dia sudah kuanggap seperti sahabatku, meskipun kadang aku masih bersikap bossy kepadanya.

"Ini dia pesananmu, tuan Rendra."
Roy membawa pesananku, lalu meletakkan nya pada meja di depanku. Aku sempat melihat tatapan  Roy yang kaget, saat melirik ada wanita yang tidur disampingku. Ah tidak, lebih tepatnya wanita yang pingsan di sebelah tempat duduk ku.

"Thanks, Roy. Bisakah kau tidak memanggilku tuan? Aku tak setua itu bodoh." Roy hanya tertawa menanggapi ucapanku. Sial ! berani sekali dia menertawai bos nya.

"But the way, siapa wanita yang disampingmu itu, Ren? Hm, aku rasa dia Sexy  juga. Kau memang selalu jago dalam memilih wanita, Ren."
Perkataan Roy membuatku menghentikan kegiatan ku tepat sesudah tegukan gelas ketiga, aku langsung meletakkan gelas wine ku dengan keras di atas meja.

I Want You SweetheartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang