-Jakarta, 06:15 am-
Pagi ini, Clara telah bersiap-siap untuk berangkat kuliah. Ia memakai rok berwana biru dongker di atas lutut, dengan atasan kemeja berbahan jins. Rambut nya ia biarkan terurai, serta make up tipis yang biasa menghiasi wajahnya.
Kemudian, Clara segera turun ke bawah untuk sarapan bersama.
"Pagi Clara, aduh.. pagi-pagi udah cantik aja nih ponakan tante." Sapa tante Silvi pada Clara, lalu beliau mempersilahkan Clara untuk sarapan bersama.
"Kak Kahfi sama om Toni mana tan? Kok gak ikut sarapan?" Tanya Clara sambil mengoleskan selai kacang di roti nya.
"Oh.. Kahfi masih di ruangan kerja sama ayahnya. Soalnya ini hari pertama Kahfi magang di perusahaan, udah saatnya Kahfi jadi penerus ayahnya." Jelas tante Silvi. Clara hanya manggut-manggut sambil mengunyah roti nya.
Tak lama kemudian, om Toni keluar dari ruangan kerja diikuti dengan putranya, Kahfi.
Penampilan Kahfi pagi ini sedikit berbeda, ia tampak lebih tampan dan rapi. Kahfi mengenakan kemeja berwarna abu-abu yang dimasukkan ke celana panjangnya, serta dasi hitam yang terpasang rapi di lehernya.
"Pagi om Toni, hai kak Kahf.." sapa Clara di sertai dengan senyuman nya.
Kahfi duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan Clara. Ia menatap Clara dengan intens, matanya tak berkedip sekalipun.
Sementara itu, Clara yang menyadari tatapan tersebut, langsung menundukkan kepala nya, ia sedikit salah tingkah.10 menit kemudian, sarapan telah selesai. Clara dan Kahfi segera berpamitan.
"Hati-hati, ya nak. Semoga berhasil" Ucap tante Silvi pada kedua nya. Clara dan Kahfi mengangguk bersamaan, lalu segera menuju mobil sedan berwarna hitam.
Di perjalanan, Kahfi dan Clara berbincang ringan, dan sesekali mereka tertawa saat berbicara hal yang lucu.
"Lo masuk kuliah jurusan apa, ra?" Tanya Kahfi yang masih fokus menyetir.
"Sama kayak pas kuliah di Surabaya, cuman kali ini gue ngulang dari semester pertama." Jawab Clara. Kahfi hanya ber oh ria.
"Ngomong-ngomong, lo udah punya pacar?" Pertanyaan absurd yang dilontarkan Kahfi, membuat Clara sedikit terbelak.
Clara hanya menggeleng, lalu membuang mukanya, menatap keluar kaca jendela."Hmm, masa iya cewek cantik kayak lo, gak punya pacar." Entah itu pernyataan atau pertanyaan yang dikatakan oleh Kahfi, tapi Clara mengacuhkan nya. Dalam hati Clara memohon, agar segera sampai ke kampus nya. Ia selalu salah tingkah, setiap Kahfi berada di dekatnya, mungkin itu terjadi karena dulu Clara sempat menyukai Kahfi, dan Kahfi menyadari hal itu.
"Udah sampai nih, ra." Ujar Kahfi, lalu turun dari mobil untuk membukakan pintu untuk Clara.
"Em.. thanks kak. Ya udah gue masuk dulu ya. Hati-hati kak Kahfi ! " setelah mengucapkan itu Clara segera berlari, lagi-lagi ia salah tingkah dengan perlakuan Kahfi tadi.
Kahfi masih berdiri di tempat yang sama, diam-diam Kahfi tersenyum melihat perilaku sepupunya yang sering salah tingkah saat bersama nya."Andai aja lo bukan sepupu gue." Setelah mengucap kan kalimat itu, Kahfi segera masuk ke mobil, lalu menghidupkan mesin dan menuju ke perusahaan milik Sang ayah .
•••
Clara POV
Aku masih memikirkan perlakuan kak Kahfi padaku barusan, katakan aku lebay, tapi apa perasaan kalian saat diperlakukan manis oleh orang yang pernah kalian suka bertahun-tahun? Ah, lupakan.
Saat ini aku sedang mencari ruang sekretariat untuk bertanya dimana kelasku berada. Asal kalian tahu, gedung jurusan informatika sangat lah luas, dan aku masih baru disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want You Sweetheart
RomanceAku akui, aku salah, dan aku menyesal. Tak seharusnya aku mempercayai orang asing yang sudah ku anggap sebagai teman dan dengan bodohnya aku menuruti ajakan nya, yang terbiasa dengan kemerlap dunia malam. -Clara Anastasya Sebagai lelaki 29 tahun, ak...