-Surabaya, 07:30 am-
Clara POV
"Pagi Ma, Pa.."
Pagi ini aku melakukan aktivitas ku seperti biasa. Sebelum berangkat kuliah, aku sarapan bersama dengan kedua orang tua ku. Tapi pagi ini aku tidak melihat kak Reno, kemana lagi dia?"Pagi sayang, nih sarapan nya udah mama siapin."
"Makasih ma, kak Reno mana Ma? Kok gak ikut sarapan?"
Aku bertanya sambil mengaduk jus jeruk ku."Kamu kayak gak tau kakak mu aja Ra, dia kan suka travelling sama temen-temen nya. Kayak itu loh acara yang ada di Tv, my - my apa gitu.. sejenis itu lah."
Mama ternyata sering nonton tv, aku kira mama cuman sibuk ngurusin suami + patner kerja nya. Ya, mama ku jadi sekretaris nya papa, sweet banget kan? Selalu berduaan.Sementara aku hanya manggut-manggut dan ber oh ria. Papa yang sedari tadi hanya diam saja, kini berdehem sebelum memulai berbicara.
"Clara.."
Mendengar nama ku di panggil, lantas aku menoleh dan memasang raut muka 'kenapa?' pada papa."Bagaimana kuliah mu?"
Tanya papa padaku yang terdengar sangat serius.Aku langsung menghentikan aktivitas sarapan ku, kemudian menghembuskan nafas panjang.
"Ya gitu deh Pa."
Hanya itu jawaban yang bisa keluar dari mulut ku, dan aku tahu, sebentar lagi Papa akan marah-marah."Clara ! Sampai kapan kamu seperti ini? Kuliah gak kelar-kelar. Papa sudah menghabiskan banyak uang untuk biaya kuliah mu, tapi kamu malah foya-foya gak jelas dengan teman-teman nakal mu itu ! "
Dugaan ku benar kan? Papa pasti akan marah besar, jika aku menjawab soal kuliah ku dengan enteng. Tunggu, Papa tadi bilang 'dengan teman-teman nakalmu'?
What??Papa kalau marah, ngomong nya suka kasar. Aku hanya dapat mengelus dada saja, dan tidak boleh membantahnya.
Memang nya apa yang salah dengan teman-teman ku? Mereka baik,asik, dan agak centil sih. Tapi mereka adalah penghiburku disaat aku sedang sedih memikirkan tentang kuliah yang tak kunjung selesai.Bicara tentang kuliah, aku sekarang kuliah di salah satu Universitas ternama di Surabaya. Aku mengambil S1 di jurusan ITI.
Gara-gara aku salah milih jurusan, dan yeah, sekarang aku belum juga lulus di semester terakhir. Kalau aku boleh jujur, aku ingin masuk jurusan kedokteran saja. Dari kecil aku bercita-cita ingin jadi dokter, tapi Papa melarangku masuk kedokteran,entah karena apa aku juga tidak tahu, padahal Mama dukung-dukung aja. Ya terpaksa deh, Aku masuk jurusan yang memang bukan Passion ku dari awal.Kembali lagi ke Papa yang masih marah.
"Kenapa kamu diam? Baru sadar kalau teman-teman kamu itu yang sudah merusak -"
"Cukup ! Ma,Pa, aku berangkat kuliah sekarang ya. Assalamualaikum."
Aku sengaja memotong ucapan Papa yang lama kelamaan makin tidak terkontrol. Lebih baik aku segera berangkat ke kampus, sebelum Papa semakin menghina teman-teman ku. Lantas aku berdiri dan berbalik melangkahkan kaki ku meninggalkan ruang makan. Aku masih mendengar teriakan marah Papa dan suara Mama yang mencoba menenangkan emosi Papa, tapi aku tidak menghiraukan nya.
Aku langsung berlari kecil menuju halaman rumah, dan menunju mobil berwarna merah yang sudah di siapkan oleh sopir Papa, Pak Yono."Ini mbak kunci mobil nya. Semua bagian dalam mobil sudah saya bersihkan." Ujar Pak Yono seraya menyerahkan kunci mobil padaku. Kemarin sore, aku memang meminta tolong Pak Yono untuk membersihkan mobil kesayangan ku ini dan sekalian memberikan kunci mobilku pada Pak Yono.
"Iya, terimakasih banyak ya Pak Yono. Oh iya, ini saya ada sedikit rezeki, tolong di trima ya Pak."
Ucap ku dengan tersenyum ramah, kemudian memberikan uang 200.000 pada Pak Yono. Yah, anggap saja seperti uang tips.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Want You Sweetheart
RomanceAku akui, aku salah, dan aku menyesal. Tak seharusnya aku mempercayai orang asing yang sudah ku anggap sebagai teman dan dengan bodohnya aku menuruti ajakan nya, yang terbiasa dengan kemerlap dunia malam. -Clara Anastasya Sebagai lelaki 29 tahun, ak...