Siswa baru?

87 11 7
                                    

Ersten

Lingkungan baru. Suasana baru. Dan sekolah baru,lagi? Sudah biasa.
Dari kecil, aku telah terbiasa berpindah-pindah tempat tinggal. Hidup nomaden mengikuti kemana orangtua pergi.

Ya, Ayahku adalah seorang pembisnis yang sibuk. Sangat sibuk bahkan. Sehingga dia tidak pernah bertanya dan mau tau bagaimana aku bisa beradaptasi dengan lingkungan baru. Setelah tiba di rumah baru,dia hanya akan menunjukkan kamarku dan memberitahun lokasi-lokasi penting di sekitar rumah.

Lalu, dia akan sibuk dengan barang elektronik yaitu handphone ditelinganya yang bahkan tidak pernah kumiliki, Ayah tidak pernah mengijinkanku untuk memilikinya karena Ayah beranggapan itu akan merusak masa depanku. Mengabaikanku,dan begitu seterusnya.

Semenjak kepergian Bunda ke tempat yang tenang,Ayah selalu menyibukkan dirinya dengan pekerjaan. Aku tau,yang Ayah lakukan itu semata-mata agar dia tidak merasa terpukul terus-menerus. Tetapi,dia seharusnya juga memikirkan keberadaanku. Dengan dia sibuk,otomatis aku akan merasakan kehilangan yang berlipat ganda. Kasih sayang Bunda dan Ayah.

Seiring berjalannya waktu,pada akhirnya aku terbiasa. Aku terbiasa melakukan segala hal sendiri. Bahkan aku tidak pernah merasakan yang namanya bimbingan belajar, atau bahkan hanya sekedar kerja kelompok kerumah teman.

Dan lagi,aku tidak pernah punya teman apalagi seorang sahabat. Ayah selalu melarangku berteman dekat dengan orang dan pergi jauh,seakan-akan dia hanya ingin agar aku selalu stuck dirumah. Dia sama sekali tidak merasa betapa membosankannya hidupku.

Selain itu,Ayah juga tidak pernah tau akan kelainanku. Atau mungkin kemampuan? Aku hanya membaca sekilas pada sebuah buku pelajaran tentang suatu kelainan yaitu Hyperthymesia. Dimana sipenderita memiliki kemampuan untuk mengingat segala hal tanpa batas dengan baik. Aku baru mengetahui hal ini saat aku kelas 9 SMP, saat itu aku bisa mengingat semua soal-soal UN hanya dengan sekali baca. Dan itu memberi sedikit keuntungan bagiku. Aku tidak perlu belajar giat kembali di rumah yang hanya akan membuatku bosan.

Dan beginilah aku,seorang yang sangat berkecukupan. Tetapi tidak bahagia.

***

"Iya,saya akan segera menghadiri meeting. Terima kasih Giya"
Tutt..tutt..suara telepon mati. Ayah baru saja menyelesaikan percakapannya ditelepon dengan teman kantornya, Tante Giya.

Hari ini,aku resmi akan menjadi siswa baru sekolah unggulan di pusat kota. Berjumpa dengan siswa dan siswi lainnya. Menjadi orang asing kembali.
"Ayo,segera habiskan sarapanmu Ersten. Ayah sudah telat",pintah Ayah sembari mengetik-ngetik sesuatu di hp nya.
"Baiklah" balasku singkat

Pukul 07.15 aku tiba di sekolah.
"Ingat Ersten,bersikap baik la di sekolah. Jangan permalukan Ayah,Ayah sangat sibuk. Jika sudah pulang,kembali lah segera ke rumah" pesan Ayah selalu.
"Baik Yah" aku membalas dengan nada datar dan sedikit jengkel. Aku adalah seorang laki-laki apalagi umurku sudah genap 16 tahun, tidak sepantasnya aku diperlakukan layaknya bocah ingusan.

Aku berjalan masuk ke gerbang, mencari-cari kantor Kepala Sekolah dan menanyakan letak kelasku,XI-2. Kemarin,aku tidak sempat melakukan evaluasi terlebih dahulu ke sekolah ini,sehingga aku belum mengetahui semua bagian-bagian bangunannya.

Aku terus berjalan melihat ke kiri,kanan,atas hingga tiba-tiba sesuatu menabrakku
"Aw,shit!" seorang cewek berambut coklat gelap tergerai,jatuh berlutut sambil mengumpat tidak jelas
"Kamu tidak kenapa-kenapa?" tanyaku sambil mencoba menolongnya berdiri
"Eh,sorry gue..."seketika cewek itu menatapku aneh
Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan sehingga melihatku sebegitu anehnya. Ah,iya aku adalah murid baru disini. So,wajar saja dia merasa asing denganku.
"Halo? Kamu tidak kenapa-kenapa kan?" tanyaku untuk kedua kalinya
"Ah,iya..anu..itu, gue....gapapa kok" sesegera mungkin cewek itu merapikan bajunya,membetulkan posisinya dan mengambil buku-buku yang dia bawa tadi yang sempat berserakkan
"Bagusla kalau begitu. Sorry juga ya tadi saya tidak lihat" kataku dalam posisi kami telah berdiri sambil berhadapan
"Iya,gapapa hehe. Gue cabut luan ya,bye!" cewek itu berlari kecil
Aneh,kenapa dia buru-buru sekali ya? Mungkin dia lagi dikejar waktu untuk mengumpulkan tugasnya? Iya mungkin.

Uncontrollable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang