5

4.3K 469 55
                                    

I promise it won't get broken
We'll never forget this moment
It will stay brand new
'Cause I'll love you
Over and over again

💓💓💓

Aku berjemur di bawah sinar matahari pagi. Duduk di atas kursi roda yang selalu setia menemaniku selama kurang lebih setahun ini tanpa lupa membawa pena dan catatan usang untuk kembali mengisi lembaran kosong yang berisi kisah tentang pria kesayanganku.

🍃🍂🍃🍂🍃🍂

Pagi-pagi sekali aku bangun dan menyambar ponselku, menghubungi Sasuke melalui sambungan video calling. Masih dengan wajah kusut dan baju tidur seadanya aku menunggu Sasuke mengangkat panggilanku.

Semalam aku gusar sekali saat tahu Sasuke di daerah rawan bencana gunung meletus untuk meliput berita. Aku kira pekerjaan sebagai seorang jurnalis sudah cukup membuatku tenang ternyata aku keliru. Sasuke banyak sekali melalui bahaya dan ancaman masa setiap kali meliput berita-berita tentang bencana alam atau aksi unjuk rasa.

Sejak semalam ponsel Sasuke tidak bisa dihubungi karena berada di lokasi gunung meletus membuatnya kehilangan sinyal. Pukul 3 dini hari tadi Sasuke memberiku pesan bahwa dia baik-baik saja dan sudah tiba di rumah dengan selamat tanpa terluka sedikit pun.

Hatiku sungguh lega sekali mendengar penjelasannya. Mengetahui dia yang baik-baik saja itu sudah lebih dari cukup dan sangat membuatku bahagia. Tapi kebahagiaanku bertambah saat semalam dia mengirim pesan yang berisi ucapan selamat hari jadi untuk hubungan kami.

Lima tahun. Hari ini genap lima tahun sudah hubunganku dengannya. Tak pernah mengira bahwa kami akan sejauh ini dan aku tak pernah mengira bahwa aku tak pernah bosan sedikit pun padanya.

"Ada apa Saki?" Suara serak Sasuke membuyarkan lamunan indahku.

"Sasuke? Kau tidak apa?" Tanyaku cepat.

Lelaki itu tersenyum dan menggeleng. "Aku baik-baik saja."

"Sasuke, selamat hari jadi."

Lagi Sasuke tersenyum dan mengangguk. "Jadi, maukah kau ikut denganku kencan malam nanti?"

Tuhan! Rasanya aku ingin melompat di atas kasur saat ini juga! Silahkan mengatai aku berlebihan tapi kalian harus tahu bahwa semenjak Sasuke resmi diangkat jadi wartawan waktu kami bertemu hanya sedikit bahkan kami sering bertemu seminggu sekali itu pun hanya beberapa jam karena Sasuke yang sekarang sudah super sibuk meliput kesana kemari. Bahkan pernah saat kami kencan pun Sasuke mendapat panggilan dan tugas mendadak untuk meliput acara yang di adakan di balai kota alhasil aku harus mengalah membiarkan acara kencan kami batal karena tuntutan profesi Sasuke.

"K-kau serius?"

"Sangat."

"Kau tidak meliput?"

Sasuke menggeleng. "Ini hanya setahun sekali dalam hidupku. Aku tak mau melewatkan malam ini."

"Benar?"

"Sungguh Sakura! Jam 7 malam aku pasti sudah tiba di rumahmu."

"KYAAAAA!! Sasuke, aku menunggu!" Jeritku heboh dengan melompat-lompat di atas kasur.

"Aku juga tak sabar ingin melihatmu. Sakura, bisakah aku kembali tidur? Mataku ngantuk sekali."

Aku terkekeh dan mengangguk antusias. "Sampai jumpa nanti." Tanpa menunggu jawabannya aku segera mematikan panggilan.

Aku mencintainya tapi aku belajar dan berusaha untuk tidak egois kemudian mengekangnya. Aku tidak meragukan lagi bahwa dia benar-benar cinta aku bahwa dia memang hanya setia padaku. Aku mencintainya dan dia mencintaiku.

🍃🍂🍃🍂🍃🍂

Sesuai janjinya pagi tadi Sasuke menjemputku tepat jam 7 malam bahkan sebelum jam 7 tepat dia sudah menunggu di depan pagar rumahku. Dia membawaku ke taman kota yang biasanya sering kami kunjungi, rasanya aneh karena sudah lumayan lama kami tidak kesini.

"Sakura, kau tunggu disini aku sedang ingin permen kapas." Aku melongo mendengar pernyataan Sasuke. Dia bilang dia ingin permen kapas, tapi dia itu sangat benci dengan makanan manis bahkan setiap kali aku makan permen kapas dia pasti mengomeliku karena kadar gula terlalu tinggi tidak baik untuk kesehatan.

Tapi ini?

Ah biarlah, mungkin maksudnya dia sedang ingin membelikan permen kapas untukku tanpa aku memintanya.

Aku menunggu di bangku panjang dekat lampu-lampu kecil yang setiap malam selalu menghiasi taman. Mengamati Sasuke yang masih mengantri bersama anak-anak kecil lainnya, aku terkikik saat dia berjongkok dan mencoba merayu seorang anak laki-laki yang entah bermasalah apa dengannya.

Tapi keningku berkerut saat anak kecil yang bermasalah dengan Sasuke tadi berjalan ke arahku, menghampiriku membawa satu ikat permen kapas warna putih.

"Kakak, dia si menyebalkan itu menyuruhku memberikan ini untukmu," anak kecil itu menyodorkan permen kapasnya padaku aku melongo menatap Sasuke yang belum menoleh kesini. "Dan ini," aku menunduk dan keningku kembali berkerut bahkan lebih dalam dari yang tadi saat anak laki-laki itu memberiku sebuah kotak beludru warna biru gelap padaku.

"Kak," aku yang masih melongo bingung kembali menatap anak tadi. "Dia menyuruhmu membukanya." Aku mengikuti perintah dan mataku hampir keluar dari rongganya saat melihat sebuah cincin bermanik berlian putih di dalam kotak itu.

"Kak," anak itu menarik ujung dress yang aku pakai. "Dia bilang, kau mau tidak diajak menikah olehnya?"

Dan akhirnya air mataku jatuh.

"Kak, kenapa kau menangis? Apa aku menakalimu?"

Aku menahan air mataku dan menghapusnya. Aku menggeleng dan mengusak kepala bocah itu. "Kalau aku tidak mau bagaimana?"

"Kalau Kakak tidak mau ya akan ku katakan pada dia," ucap anak itu polos dan segera berbalik meninggalkanku.

"Hey!!" aku berteriak mencegah anak itu pergi.

"Ada apa lagi kak?"

"Katakan pada dia, aku mau," bisikku penuh haru.

"Jadi mau apa tidak?"

"Mau! Katakan padanya aku mau!" Ucapku sekali lagi tanpa keraguan sedikit pun.

Anak itu segera berlari menghampiri Sasuke, Sasuke berjongkok menyamakan tingginya dengan tinggi anak itu mendengar penuturan yang keluar dari mulut mungil anak tadi.

Mataku masih setia memandanginya dan sesekali menunduk memandangi kotak beludru yang ada di genggamanku. Aku bangkit dari dudukku saat melihat Sasuke dengan senyum tipis andalannya menghampiriku. Tanpa basa-basi aku berlari ke arahnya dan jatuh dalam pelukan Sasuke seerat mungkin.

"Terima kasih Sakura." Bisiknya tepat di telingaku.

Aku mengangguk dalam dadanya, masa bodoh dengan air mataku yang mungkin nanti bisa mengotori kemejanya. Aku tidak peduli tentang apapun, yang aku tahu malam ini aku bahagia. Sangat bahagia.

Sasuke menjauhkanku darinya, menarik cincin di tanganku lepas dari kotaknya. Sasuke meraih tangan kananku dan menyematkan benda sederhana tapi luar biasa itu di jari manisku.

"Tunggu aku satu tahun lagi, kumohon bersabarlah setelah itu kita tidak akan terpisah lagi. Aku janji." Dia menangkup wajahku dan mencium bibirku penuh sayang.

🍃🍂🍃🍂🍃🍂

Itu sudah puluhan tahun silam tapi kenangan itu masih segar dalam ingatanku. Perasaanku masih segar seperti saat dulu ketika kami saling mengucapkan kata cinta pertama kali. Air mataku selalu jatuh dan hatiku selalu merasa seperti remaja setiap kali mengingat masa itu. Aku percaya Sasuke pun merasakan hal yang sama, dia tidak pernah melupakan setiap masa dan setiap waktu yang kami lalui bersama.

Setiap hari dalam hidupku, dia selalu membawa cinta yang baru untuk kami rasakan bersama. Setiap hari seperti itu, tidak pernah ada kata bosan dalam hidup kami, tidak pernah ada kata terlambat bagi kami untuk mengungkapkan cinta setiap harinya.

Aku satu-satunya wanita paling beruntung yang dilimpahi oleh cintanya Sasuke Uchiha.

Bersambung...

Over And Over AgainWhere stories live. Discover now