9

4K 440 25
                                    

Promise it won't get broken
We'll never forget this moment
It will stay brand new
'Cause I'll love you
Over and over again

💓💓💓

Sasuke, aku rasa tidak perlu umur panjang jika tidak ada kau.

🍃🍂🍃🍂🍃🍂

Aku berbaring di ranjang tempat terakhir kali aku dan Sasuke tidur bersama.

Tempat paling nyaman yang pernah aku singgahin dalam hidupku.

Tapi rasanya beda. Karena tidak ada Sasuke disisiku.

Rasanya terasa luas sekali dan hampa sekali tidur seorang diri. Tapi mau bagaimana lagi? Aku harus melanjutkan hidup.

Ini sulit Sasuke. Rasanya berat sekali tak ada kau di sebelahku.

"Ma?" Aku menoleh pada pintu kamar yang tiba-tiba terbuka.

Sarada. Dia masuk ke dalam kamar dan ikut berbaring bersamaku.

"Dia berulah lagi?" Tanyaku lirih.

Sarada tersenyum dan meraih tanganku. Dia memeluk tanganku menggunakan kedua tangannya. "Dia nakal sekali Ma. Kini aku tahu kenapa dulu kau dan Papa sering bertengkar karena aku."

Tanganku terulur untuk mengusap rambut lebatnya yang sudah memanjang. "Menyenangkan bukan?"

Dia mengangguk dan merekatkan diri padaku. "Biasanya ada Papa yang akan memelukku dari belakang."

Kuhela nafasku dan tak mengerti harus menjawab apa.

"Ma, kau dan Papa adalah pasangan favoritku."

Aku mengangguk. Menyetujui ucapan Sarada.

"Kuharap Boruto bisa jadi seperti Papa."

"Pasti bisa."

"Tapi dia tidak persis seperti Papa. Kadang saat aku ingin bicara serius dia selalu saja bercanda. Itu menyebalkan."

Aku terkekeh. "Karena Boruto bukan Papa, Salad."

Anak itu mengangguk dan makin mengeratkan pelukannya padaku. "Kau pasti bisa melalui ini Ma. Kami bersamamu."

"Terima kasih. Baru enam bulan, biarkan aku terbiasa tanpanya dulu." Semudah itu aku berucap, seolah enam bulan itu bukan masalah berarti bagiku.

Nyatanya salah. Sehari tanpa mendengar suara Sasuke rasanya tidak menyenangkan sekali.

"Ma?"

"Ya?"

"Menurutmu apa sangat terlambat jika Satoshi punya adik lagi?"

Aku menunduk dan menatap wajah Sarada yang bersemu merah.

"Kau?"

Anakku mengangguk. "Baru satu bulan."

Oh Tuhan!

Kurengkuh dia dalam dekapanku dan mengucapkan beribu kata selamat padanya.

Jika saat ini Sasuke masih ada pasti dia akan sangat senang sekali dan jangan lupakan sesuatu! Sudah dipastikan dia akan meledek Satoshi yang nantinya akan pergi kencan bersama pacarnya - yang entah aku lupa jelas siapa nama gadis cantik itu - dengan membawa kereta bayi dan popok dalam tas bayi milik adiknya.

Hey Sasuke, harusnya saat ini kau dan aku sedang berdebat mengenai jenis kelamin anak kedua Sarada seperti dulu saat Satoshi masih di dalam perut Sarada.

Jika saat ini kau kembali dan mengajakku berdebat lagi, aku akan mengalah padamu Sasuke agar kau tidak jengkel dan tidak meninggalkanku.

🍃🍂🍃🍂🍃🍂

Aku menangis lagi. Kenapa sulit sekali melupakanmu? Dadaku sesak setiap kali memikirkanmu Sasuke. Rasanya sakit disekujur tubuhku saat aku tidur tanpa kau.

Bahkan dengan kehadiran adik laki-laki Satoshi tak mampu membuat kesedihanku berkurang banyak.

Dia benar-benar mirip denganmu dan itu malah membuatku makin sulit melupakanmu.

Kau tahu Sasuke, Boruto protes padaku karena dua anaknya tidak ada yang mirip dengannya. Semuanya mirip denganmu.

Kenapa kau serakah sekali Sasuke? Bahkan rinduku pun masih kau kuasai.

Sasuke, mungkin sudah saatnya aku menyusulmu. Aku sudah tidak mampu menahan rindu.

Bersambung...

Over And Over AgainWhere stories live. Discover now