03

241 25 2
                                    

Aoko pov

1 minggu aku berada diwashington. Sudah puluhan hotel dan apart yang kukunjungi. Namun aku tak mendapatkan informasi tentang kaito sedikitpun.

Sekarang aku berada di cafe yang ada didekat apart. Aku memutuskan untuk beristirahat untuk hari ini dan menikmati hariku di washington. Tak salah kan aku sudah seminggu tapi tidak ada jalan-jalan

Kaito pov

1 minggu lagi aku aman dari aoko. Kami tidak pernah bertemu setelah insiden bertabrakan 1 minggu yang lalu.

Entah sebuah keberuntungan atau apa. Tapi aku benar-benar tak pernah melihat aoko. Namun setiap tengah malam aku selalu mendengar pintu ditutup mungkin dia pulang larut malam. Tapi dia ngapain diluar sampai malam.

Beberapa dugaan buruk pun masuk kedalam pikiranku. Namun aku langsung menyingkirkan jauh-jauh pikiran buruku.

Tidak mungkin aoko nekat bekerja didunia malam kan?? Aoko itu anak baik-baik. Hidupnya juga tercukupi lagi pula pacarnya ; hakuba tak mungkin mengizinkannya.

Sudahlah dari pada memikirkannya disini lebih baik aku memikirkannya di apart. Aku akhirnya melangkah pergi dari sana..

Aoko pov

Aku baru saja dari kasir dan ingin duduk ditempat yang kosong. Namun secara tak sengaja aku melihatnya. Dia orang yang aku cari selama ini.
Baru saja aku hendak melangkah ketempatnya namun terdapat beberapa orang yang lewat didepanku dan kemudian dia hilang.....kemana dia pergi??

Aku berlari menuju luar toko namun tetap tak bisa menemukannya..

Huff...sepertinya aku harus mencarinya lagi... namun jika aku bertemu dengannya lagi aku pastikan dia tidak akan kabur.....

Skip time

Aku sedang berada didepan kamarku. Dan saat aku mau masuk ke dalam. Tetangga yang tinggal disebelahku sepertinya hendak keluar. Aku melirik kearah pintu yang mulai terbuka lebar

Seorang peria keluar dari ruangan itu. Namun aku langsung tau siapa dia walaupiun aku tak melihat wajahnya secara menyeluruh. Entah mengapa hatiku belum kuat. Aku tak kuat melihat wajahnya.

Dia melihat kearahku dan mata kami bertemu. Dia kaget melihatku begitu juga denganku. Aku sangat ingin memeluknya dan tak akan melepaskannya lagi. Namun badanku tidak bertindak sesuai keinginanku. Aku malah masuk dan membanting pintu kamar. Namun aku baru sadar saat sudah melakukannya.

Apa dia kan membenciku??
Kau payah aoko. Sangat payah

Kaito pov

Dia melihat wajahku. dia tampak kaget saat melihatku dan terburu-buru masuk kekamarnya lalu membanting pintu.

Apa dia benar-benar membenciku?

Aoko pov

Aku menangis. Aku menangis dalam diam. Berusaha agar tangisanku tak terdengar. Jika terdengar kaito akan menyalahkan dirinya dan dia akan dihantui rasa bersalahkan..

Kaito pov

Kenapa dia bersikap seperti itu? Dan lagi sebenarnya apa tujuannya datang kesini dan lagi apa dia benar-benar membenciku. Bahkan tadi dia terlihat muak melihat wajahku

Aoko pov

Setiap pagi aku melihatnya. Namun kami tak saling tegur sapa? Aku sangat ingin bicara dengannya

Zingg...zingg

Aku menghentikan acara melamunku dan mengangkat telfon. Aku berjalan keberanda agar mendapatkan sinyal

"Halo"

"Aoko. Apa kau sudah bertemu dangannya?"

"Sudah"

"Apa kau sudah minta maaf?"

"Belum"

"Kenapa belum?"

"Tidak semudah itu akako. Aku benar benar tak tau mau ngomong apa dan lagi semua badanku lemas saat bertemu dengannya"

"Huff..sulit juga ya!!tapi berusahalah kau pasti bisa berbaikan dengannya"

"Ya semoga saja"

"Kalau begitu selamat berjuang"

Lalu telfon pun diputus begitu saja

Aku kembali masuk kedalam damun saat aku masuk aku dapat melihat kaito yang keluar

Kaito pov

Aku sanangat pusing!!

Zing..zing..

"Apa?"

"Kaito...apa kabar? Bagaiman keadaanmu disana ?"

"Sangat buruk"

"Eh kenapa"

"Aoko di washington. Dan yang paling parah kamar apartnya bersebelahan denganku"

"Lalu?"

"Kalau begini terus kapan aku bisa melupakannya?"

"Kau ingin melupakannya?"

"Iya"

"Buang dulu foto aoko yang kau ambil diam-diam"jawab shinichi santai

"Eh...bagaimana kau bisa tau"

"Aku ini detektif, jika hanya itu aku pasti tau"

"Hahaha...kau benar. Oh..aku ingin tidur sekarang jadi sampai jumpa"

Lalu sambungan telfonpun ku putus begitu saja

Aoko pov

Aku benar benar malu. Mungkin jika aku melihat kekaca saat ini aku yakin wajahku akan terlihat seperti kepiting rebus

Entahlah ini termasuk sial atau enggak yang pasti ini mala petaka bagiku

Flash back on

saat dilorong lantai 20. Hendak masuk kekamarku.

BRUK

------------------------------------

dikit banget ya..........lagi minim ide....hahahahahahaha




back to me!! [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang