BAB 4 HELP ME

4.3K 501 41
                                    


Pagi ini, matahari tampak terhalang sinarnya karena awan kelabu yang menutupinya. Beberapa saat kemudian, hujan mulai turun. Namjoon terbangun di ruang kerjanya karena mendengar suara hujan di luar. Semalam ia menjaga pasiennya dan setelah keadaan si pasien mulai membaik, Namjoon kembali ke ruangannya dan tertidur di sofa. Tangannya memijat lehernya yang terasa pegal. Sebuah ketukan keras membuatnya terkejut dan bangkit untuk membuka pintu.

" Ada apa suster Han ?" tanya Namjoon dengan wajah setengah mengantuk.

" Seokjin menghilang Dokter Kim !" seru Suster Han.

Kantuk Namjoon hilang seketika begitu mendengar ucapan Suster Han, " Menghilang ! Tidak mungkin ! Kim Seokjin ! "

Namjoon segera berlari menuju kamar Seokjin dan benar apa yang dikatakan Suster Han bahwa Seokjin tidak ada lagi di kamarnya. Namjoon masuk ke dalam kamar dan ia menemukan sebuah saputangan yang sudah di beri obat. Namjoon meremas saputangan itu.

" DAMN !! SEUNG YOON KEPARAT !! "

Beberapa saat kemudian, Yoongi muncul dan menghampiri Namjoon, " Ada seseorang yang menyamar menjadi dokter semalam. Orang itu tertangkap kamera pengawas membawa sebuah tas besar di tangannya dan berjalan keluar rumah sakit."

" Itu pasti Seung Yoon. Aku harus mencarinya."

" Tolong kau selamatkan dia, Namjoon."

Namjoon menganggukkan kepalanya mantap, " Aku pasti akan membawanya dengan selamat."

Namjoon segera keluar dari kamar Seokjin. Ia menuju ruangannya dan menyambar kunci mobilnya. Beberapa saat kemudian, ia sudah keluar dari rumah sakit dan melajukan mobilnya dengan kecepatan maksimum. Dalam hatinya, ia bersumpah akan menghajar Seung Yoon jika laki-laki itu sampai melukai Seokjinnya. Ya, mulai sekarang Seokjin akan benar-benar menjadi miliknya dan ia tidak akan membiarkan siapapun melukai Seokjin.

O000

Seokjin perlahan membuka matanya dan terbangun. Kepalanya pusing karena obat yang beberapa saat lalu membuatnya kehilangan kesadaran. Seokjin memandang tempat ia berada. Ia sangat mengenali ruangan itu, karena ruangan tempat ia berada sekarang adalah kamar yang ia tempati di rumah pamannya.

Ia memeluk lututnya dan membenamkan wajahnya di lututnya. Seokjin tidak menyangka ia akan kembali ke tempat ini. Tempat semua mimpi buruknya bermula. Seokjin sudah sangat yakin bahwa ia akan aman bersama Namjoon. Tapi, dugaannya salah. Kini, ia malah kembali lagi ke rumah pamannya.

Sebuah ketukan di pintu kamarnya sama sekali tak dihiraukannya. Perlahan, pintu kamarnya terbuka dan paman Seokjin berjalan menuju tempat Seokjin berada. " Kau sudah bangun rupannya. Aku senang bisa membawamu kembali ke sini, Seokjin."

Tangannya meraih wajah Seokjin. Seung Yoon menatap wajah Seokjin sementara Seokjin nampak mengalihkan pandangannya. Perlahan, Seung Yoon mendekat tetapi tangan Seokjin berusaha menghalangi tubuh pamannya.

" Jangan menolak ku, Seokjin. Kau tidak boleh menolakku."

Seokjin tidak bisa berbuat apa-apa. Mimpi buruk itu kembali dan Seokjin tidak mampu untuk mencegahnya. Mimpi buruk itu terulang kembali dan Seokjin hanya bisa diam ketika pamannya kembali meninggalkan jejak di tubuhnya seperti dulu. Air matanya turun perlahan. Hatinya sakit karena harus kembali menerima perlakuan pamannya.

" Namjoon, kumohon tolong aku..."

O000

Petir yang menyambar dan derasnya hujan membuat Seokjin terbangun dari tidurnya. Kamarnya kini kosong karena sang paman telah keluar beberapa saat yang lalu. Laki-laki manis itu turun dari kasurnya dan masuk ke kamar mandi. Cepat-cepat Seokjin membersihkan tubuhnya dari bekas tangan pamannya. Hatinya sakit melihat bekas kemerahan di leher dan tubuhnya. Ia membersihkan tubuhnya dengan kasar. Tangannya mengepal erat dan memukul tembok di hadapannya.

Paper PlaneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang