Peramal cuaca mengatakan bahwa hari ini begitu berangin. Oh Sehun menatap datar layar televisi yang selalu menayangkan hal-hal monoton. Walau begitu dia tidak berniat untuk mematikannya. Pemuda itu memandang keluar jendelanya yang terbuka.
Benar saja, angin berhembus cukup kencang.
Sehun tidak pernah khawatir pada angin karena dia memegang angin sebagai anugerah nya. Akan tetapi kali ini angin yang berhembus seperti membawa pesan baginya.
Sehun menghela nafas, mengabaikan ponselnya yang berdering, nama Kyungsoo tertera pada layar ponselnya.
Oh Sehun sudah cukup lama menyembunyikan diri dari dunia. Ponselnya sudah penuh dengan ratusan pesan dan panggilan tak terjawab dari teman-temannya, Sehun tidak berniat untuk merespon.
Sehun tidak mengerti, apakah sebuah keberuntungan atau justru sial karena dirinya bahkan masih hidup setelah mencoba bunuh diri berulang kali.
" Tuhan memilihmu."
Saat itu dia rasa dia adalah manusia yang diistimewakan, Sehun menerima takdirnya dengan senang hati. Namun dia tidak tahu kalau itu berarti dia harus kehilangan semuanya.
Sehun menatap sebuah botol kaca yang tergeletak di atas meja, tangannya terulur hendak menggapai botol itu. Dia sudah berhari-hari tidak makan dan minum sedikitpun, tubuhnya nyaris sulit bergerak.
Pil-pil dalam botol itu mungkin bisa membantunya mengakhiri mimpi buruk ini. Dia hanya ingin mati dengan tenang.
Tangannya terus berupaya menggapai.
Dia nyaris menyerah, namun tanpa dia tahu kenapa botol itu seolah bergerak sendiri pada genggamannya.
Sehun terhenyak. Dia menatap tangannya, lalu mengulurkan lagi pada benda di sekitarnya, benda-benda itu melayang sesuai yang dia pikirkan.
Sehun menggigit bibir bawahnya, airmata nya tumpah.
"Luhan hyung. . ."
KAMU SEDANG MEMBACA
EXODUS | Chanyeol x Rose
FanfictionTakdir seolah tidak lagi berpihak padanya. Chanyeol tidak pernah mengetahui bagaimana hidupnya dimasa lalu pernah berlangsung, bagaimana caranya bertahan dimasa sekarang, atau akhir miliknya dimasa depan. Ingatannya dihapus, sosok Roseanne yang dic...
