CHAPTER 00 #Roseanne Park

1.7K 169 3
                                    




Rose menutup pintu mobilnya. Dia menghela nafas panjang lalu menyandarkan punggungnya pada sandaran jok. Kedua matanya dia pejamkan dengan erat. Sebisa mungkin dia mengusir seluruh pemikiran buruk jauh-jauh.

Suara nada pesan masuk dari ponselnya membuyarkan lamunannya. Wanita muda itu meraih ponselnya dan membuka notifikasi. Dia harap itu suaminya namun nyatanya bukan.

Nama Byun Baekhyun tertera disana.

Baekhyun sahabatnya itu selalu menanyakan keadaannya, dan segala hal yang membuat Rose merasa begitu diperhatikan.

'Buatlah kejutan untuknya, Rose. Kejutan ulang tahun pertama sejak pernikahan kalian.'

Rose tersenyum tipis. Dia kemudian menyalakan mobilnya dan melaju meninggalkan lapangan parkir supermarket.

Rose bekerja keras di dapur hampir seharian. Menyiapkan segala hal untuk ulang tahun Park Chanyeol-suaminya- sendirian. Dia pandai memasak dan membuat kue. Namun untuk hari yang benar-benar spesial seperti hari ini, dia harus membuat sesuatu sesempurna mungkin karenanya wanita itu sampai harus mencari resep-resep membuat kue di situs pencarian online.

Dan yang paling penting adalah sup rumput laut.

"Kuharap kau akan menyukainya." Rose bergumam di sela senyum manisnya.

Satu jam sudah berlalu dari waktu seharusnya Chanyeol pulang. Rose menunggu dengan sabar di meja makan. Dia berkali-kali menatap jam dinding sembari bergumam dalam hati.

Mungkin dia akan tiba beberapa menit lagi.

Mungkin pekerjaannya belum selesai.

Mungkin dia pergi minum bersama rekan-rekannya.

Wanita itu memikirkan segala kemungkinan sampai akhrinya perhatiannya teralihkan pada suara pintu depan yang dibuka.

"Aku pulang."

"Chanyeol!" rose berdiri dengan semangat, dihampirinya Chanyeol yang sedang mencoba membuka dasinya.

Rose segera membantunya.

"Selamat ulang tahun." Rose mendongak untuk menatap kedua mata Chanyeol lalu tersenyum. Dia berjinjit dan mengecup bibir suaminya. "Aku sudah membuatkan masakan spesial untukmu."

Rose menarik tangan Chanyeol menuju ruang makan.

Chanyeol tertegun melihat semua makanan yang dimasak Rose, dia tersenyum tipis. "Terima kasih."

Dia terkejut melihat Rose yang seakan sudah melupakan pertengkaran hebat mereka kemarin malam. Baru saja kemarin wanita itu berteriak padanya dengan berlinang air mata sekarang dia sudah bersikap semanis ini.

"Ada apa? Kau tidak senang?"

Chanyeol menatap balik Rose yang menatapnya dengan pandangan khawatir.

"Bukan begitu, tentu saja aku senang, hanya saja. . ."

"Ayo lupakan."

"Huh?"

"Lupakan saja masalah kemarin, sekarang kumohon berbahagialah. Ini hari yang penting untukmu."

Chanyeol tersenyum simpul, dia menarik wanita dihadapannya itu kedalam pelukan hangat. mendekapnya dengan erat. "Terima kasih banyak, Rose."

***

Tangan wanita itu bergetar, dia membuang benda tipis tersebut ke tempat sampah dengan murka. Ditatapnya pantulan diri di cermin kamar mandi dan hal itu kemudian membuat emosinya memuncak, dia melempar barang-barang di atas westafel hingga cermin itu pecah. Rose menangis histeris.

Chanyeol memasuki kamar mandi dan menarik istirnya, mencoba menenangkan.

"Rose! Rose! apa yang kau lakukan!?

"Tidak adil! Kenapa Tuhan sungguh tidak adil padaku, Chanyeol!!?"

"Rose! jangan bicara seperti itu."

Wanita itu terisak pelan, menenggelamkan wajahnya pada dada suaminya. Dia hanya ingin memiliki seorang anak, memiliki keluarga kecil yang hangat seperti yang dia impikan selama ini.

Tapi mengapa takdir berkata lain?

"saya tidak ingin mengatakan ini tapi. . .kemungkinan anda memiliki anak itu sangat kecil."

Kata-kata dokter Kim selalu terngiang di telinganya dan menghantuinya setiap saat. Rose harap semua itu hanya lelucon. Dia harap dokter muda itu berbohong padanya.

Tapi wanita itu tidak bisa mengontrol emosinya. Dia merasa semuanya berlaku tidak adil, semua orang seakan mengkhianatinya termasuk Chanyeol.

Karena itulah mereka bertengkar hebat.

Chanyeol yang beberapa hari itu selalu pulang terlambat dan sering mengabaikan pesan juga panggilan dari Rose.

Rose berpikir mungkin Chanyeol menggaet perempuan lain di belakangnya karena Rose tidak bisa memberikannya seorang anak.

"Kau bicara apa!? Aku bukan pria yang seperti itu! aku hanya mencintaimu, Rose."

"Tenanglah. . ."

Tangan hangat Chanyeol mengelus rambut Rose dengan lembut. Wanita itu masih terisak pelan, mencengkram erat lengan baju suaminya.

Dengan lirih, wanita itu berucap. "Kau. . .tidak akan meninggalkanku bukan?"

"Tidak ada yang pernah berpikir untuk meninggalkanmu."

Rose memejamkan matanya, tersenyum tipis dan merasakan dekapan erat Chanyeol.

"Tidak apa-apa. Semuanya akan baik-baik saja, Rose. selama kau disisiku semuanya akan baik-baik saja."

Dia harap Chanyeol memegang kata-katanya. Dia harap semuanya seperti apa yang Chanyeol katakan.

Semuanya pasti baik-baik saja kan?

EXODUS | Chanyeol x Rose Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang