Chapter 15: Bogosipda

473 59 9
                                    

Recomendation Song:
Taeyang - Eyes, Nose, Lips

Don't be siders please 😊


Masih ditemani oleh semilir angin musim semi, Haejoo masih setia menunggu kedatangan Jin di tempat mereka selalu menghabiskan waktu berdua akhir-akhir ini. Haejoo mengubah posisi duduknya agar lebih nyaman. Ia kembali melihat makanan dalam box yang sudah ia bawa khusus untuk Jin. Sesekali ia melihat dari jauh kumpulan anak kecil yang berlarian mengejar gelembung atau sekedar saling menangkap satu sama lain. Beberapa orang dewasa pun tak luput dari pandangannya, kebanyakan dari mereka memang sibuk dengan urusannya masing-masing. Namun ada pula yang bergegas meninggalkan taman ini.

Sebenarnya, Haejoo sedang melamun, ia memikirkan sesuatu. Haejoo masih mengingat jelas bagaimana mimpinya semalam, terasa nyata dan Haejoo tak dapat melupakan bayang-bayang pria di mimpinya itu.

"Apapun yang aku tunjukan padamu. Aku hanya mencoba menyembunyikan perasaanku ini. Aku tetap mencintaimu."

Sekelebat adegan dalam mimpinya terus berputar. Haejoo merasa ini tak benar, toh tidak ada penelitian secara pasti jika mimpi memang mengidentifikasi kejadian nyata yang kita alami. Haejoo berusaha tak ingin terlalu memikirkan mimpinya itu. Ingatlah Haejoo, itu hanya bunga tidur.

Atau mungkin karena aku tiba-tiba merindukannya?

Haejoo menggeleng keras. Lupakan.

Sore semakin terasa, namun Jin belum juga tiba. Haejoo berniat mengecek ponselnya, mencoba mengirimkan pesan pada Jin, namun sebuah usapan tiba-tiba ia rasakan di puncak kepalanya. Haejoo menoleh ke belakang dan melihat senyum cerah itu kembali.

"Maaf membuatmu menunggu." Jin mendudukan dirinya disamping kursi panjang yang Haejoo duduki. Ia tersenyum melihat ekspresi Haejoo yang terlihat seperti anak kecil.

"Tidak, aku juga baru sebentar menunggumu." Jin kembali tersenyum, ia tahu Haejoo hanya beralasan.

Senyuman Jin memang sangat khas dan selalu menjadi penyambut rasa hangat bagi Haejoo. Ya, sosok Jin memang membuat Haejoo setidaknya tak merasakan perasaan gelisah seperti yang lalu. Walaupun belum ada kesepakatan resmi tentang hubungan mereka, keduanya tetap nyaman menjalani hubungan ini.

Sore itu, seperti biasa banyak hal yang mereka bicarakan. Ini yang membuat Haejoo sedikit banyak merasa nyaman bersama Jin. Jin tipe orang yang cukup banyak bercerita, terutama pada orang yang sudah mengenalnya, sehingga Haejoo tak pernah merasa canggung ketika bersama dengannya. Bekal makanan yang Haejoo bawakan dilahap hampir tak bersisa oleh Jin. Ya semakin lama Haejoo menyadari Jin memang penikmat makanan, apapun yang Haejoo bawakan akan Jin habiskan. Jin selalu berkata bahwa ia selalu menghargai makanan, padahal Haejoo tahu alasannya memang karena ia suka makan. Haejoo bahkan dibuat terkekeh ketika melihat cara Jin makan dengan lahap, seperti orang yang tak makan beberapa hari.

"Joo-ya, minggu depan aku ingin mengajakmu ke Gwacheon."

"Gwacheon? Memangnya kita mau kemana?"

"Aku ingin mengajakmu beretemu dengan orang tuaku."

Astaga. Apa ini? Kenapa Jin tiba-tiba berencana mengajaknya ke rumah orang tuanya. Apa secepat ini hubungan mereka?

Jin terlihat terkekeh sambil menyumpitkan kimbap kemulutnya. Ekspresi wajah Haejoo sungguh menggemaskan.

"Aku hanya ingin mengunjungi mereka. Aku ingin kau menemaniku, mau kan?"

Haejoo merasa lega, ternyata Jin ingin ditemani. Pikirannya sedang tak karuan, terlalu mendadak jika ia memikirkan Jin mulai seserius ini dengannya. Ia berpikir sejenak dan mengangguk sebagai tanda ia setuju dengan ajakan Jin.

Run To You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang