3. Jadi Pacar Elang ^^

1.7K 24 1
                                    

Hari ini gue menemukan surat lagi, kali ini dimobil gue. Ini makin bikin gue penasaran. Gue sengaja menunggu ditempat parkir biar tahu siapa yang mengirimi gue surat alay itu. Kaget bukan main, orang itu adalah cowok yang tabrakan sama gue pagi itu. Temen sekelas gue.

"Jadi lo, selama ini."

"Eee, Nad."

"Ngapain sih lo kayak gitu?"

"Gue..gue.."

"Dek." Tiba-tiba Kak Elang balik lagi.

"Ya Kak,"

"Temenin gue sarapan yuk? Masih lama kan jamnya." Gue menyadari kalo cowok yang gue juga gak tau namanya itu kabur dari gue.

"Eh iya Kak,"

"Cowok tadi siapa?"

"Eee dia, dia orang yang mengirim surat itu."

"Kamu ngajakin berangkat duluan karena biar tahu ini?"

"Iya Kak, habisnya penasaran, sekarang sih udah tahu, tuh cowok ya nyebelin banget, entah siapa gak tahu namanya."

"Oh, Dek entar pulang kuliah ikut Kakak dulu mau?"

"Kemana?"

"Entar lo juga tahu. Entar gue tunggu di tempat parkir deh,"

                                                                                      *******

"Dek, sini."

"Ra, gue kesana ya?"

"Iya Kak,"

"Yuk, ikut gue ya?"

Gue menangguk pertanda setuju. Gak tahu gue mau dibawa kemana sama Kak Elang. Tiba-tiba gue udah disebuah resort mewah yang disekelilingnya banyak lampu. Setelah turun dari mobil mata gue ditutup dengan sebuah kain.

"Kak, ngapain sih pake ditutup gini." aku kebingungan

"Nurut aja ya,"

Kak Elang menuntun gue sampai gue berhenti entah dimana. Kak Elang mulai membuka kain yang menutup mata gue. Sebuah taman yang telah dihias, penuh dengan lampu hias, lilin yang membentuk tanda love. Gue masih speechless sampai gue gak sadar kapan Kak Elang ambil sebuah buket bunga yang disodorkan ke gue.

"Dek, Kakak pengen ngomong sama kamu, mungkin buat kamu aku bukan siapa-siapa, ini mungkin juga terlalu cepat, aku sayang sama kamu Nad, aku mau kita memiliki hubungan yang lebih, kamu mau gak jadi pacar aku?"

"Kak berdiri ah, malu, jujur aku gak pernah merasa seistimewa ini Kak, tapi gimana aku bisa percaya kalau Kakak sungguh-sungguh? Kakak bisa aja kan ngelakuin ini sama yang lain juga?" Gue masih ragu.

"Kok kamu ngomongnya gitu sih? Ini emang terlalu cepat Nad, aku Cuma gak mau aku keduluan cowok yang ngasih kamu surat itu, aku yakin dia suka sama kamu, aku gak mau dia lebih dulu Nad, jawab aku Nad, kamu mau apa enggak jadi pacar aku?"

"Kak,"

"Jawab aja jujur Nad, kalau kamu gak ada perasaan apa-apa sama aku gak papa, aku bakalan terima apapun jawaban kamu."

"Iya aku mau Kak," Kak Elang tersenyum manis sekali.

"Thanks Nad, aku bakalan buktiin kalo aku gak ngelakuin ini sama semua cewek Nad, thanks ya."

Sore itu gue menghabiskan waktu bareng Kak Elang di resort itu. Bahkan sampai pulang terlalu larut karena lupa waktu. Akhirnya Kak Elang mengantarkanku pulang.

"Mama Papa ada?" tanyanya.

"Ada kayaknya. Mau mampir?"

"Iyalah, aku harus kasih penjelasan dong udah bawa anak gadisnya sampai malam gini,"

Kak Elang ketemu Mama sama Papa.

"Malam Om Tante, saya Elang, saya minta maaf udah ngajakin Nada sampai malam gini bahkan tanpa ijin om sama tante." katanya dengan gentle.

"Malam Elang, kalian darimana memangnya?"

"Kita dari Kaliurang Om, sekali lagi maaf Om,"

"Oh, gak papa, santai saja gak usah tegang gitu, Om gak akan marah kok, Om hanya ingin tahu saja kemana saja kok sampai malam gini, saya percaya kamu cowok yang bertanggung jawab, ini sampai minta maaf gini."

"Terima kasih om, kalau gitu saya pamit pulang Om Tante, Nada."

"Iya iya hati-hati."

Gue mengantarkan Kak Elang sampai depan.

"Kok senyum-senyum sih," Kak Elang menggodaku.

"Seneng, makasih ya,"

"Iya sayang, sama-sama. Aku juga seneng banget."

"Iya, gih balik, udah malem, hati-hati ya."

                                                                      *******

Gue balik masuk kerumah.

"Nad, pacarnya?"

"Iya Ma, ganteng kan?"

"Ganteng juga gue dek,"

"Apa sih Kak Gitar,"

"Papa suka pacarmu yang ini bertanggungjawab, dia ijin ke papi gini, gak kayak Erlangga yang kemarin itu, brutal."

"Udah ah Pa gak usah ngomongin dia, Nada ke kamar ya semuanya."

Sepertinya gue mendapat lampu hijau dari Papa sama Mama soal hubungan gue sama Kak Elang. Hari ini gue seneng. Gue merasa jadi cewek paling istimewa hari ini.

Elang Bintang Wirawan

Sayang, aku udah dirumah nih, aku mau mandi dulu, entar aku telfon.

Aku memang sengaja tidak membalas pesan Kak Elang karena aku juga mau mandi dulu. Setelah selesai aku menunggu telfon Kak Elang. Eh dia malah minta video call ternyata.

"Hallo sayaaang," Kak Elang tersenyum.

"Iya Halo Kak," Aku membalas senyumnya.

"Kok manggil Kak sih, panggil sayang dong hehe."

"Apa sih.." aku tersipu malu.

"Kok malu-malu sih,"

"Habisnya kamu godain aku mulu sih,"

"kamu gemesin sih kalo malu-malu, sayang, Papa kamu baik ya hehe."

"Iya dong, Papa emang baik, kayaknya Papa suka deh sama kamu,"

"Oh ya? Bagus dong, kan jadinya enak."

"Enak apaan."

"Iyalah, aku bisa culik anak gadisnya dong,"

"enak aja,"

"Bercanda sayang," Tiba-tiba ada seseorang dibelakang Elang terlihat dari layar handphone.

"Cieee jadian cieee,"

"Apaan sih lo ngangetin gue aja,"

"Cie adek gue punya pacar baru." Gue Cuma ketawa.

"Kok kamu malah ketawa-ketawa sih sayang, kamu udah tahu ya kalo ada bang Damar?"

"Ya kan kelihatan di screen sayang."

"Ehem sayang-sayangan, yaudah ah gue takut ganggu." Kak Damar main pergi aja.

"Eh dipanggil sayang juga akhirnya."

"Hehe kan emang sayang sama kamu, bobok yuk, capek."

"Iya sayang, yaudah gih kamu bobok, jangan dimatiin ya mau ngelihatin kamu sampe bobok,"

"Gak boleh wleee, belum saatnya."

"Loh kapan dong saatnya,"

"Kalo udah nikah wleee,"

"Iya iya sayang, yaudah bobok gih, malam sayang, love you," Kak Elang tersenyum.

"Iya sayang, kamu juga ya, loveyoutoo Elang."

Cintaku KamuWhere stories live. Discover now