1. OSPEK

4.3K 64 5
                                    


Hari Senin pertengahan September...

Aku mengawali pagi ini dengan sedikit aneh. Tahun ini aku baru masuk kuliah dan harus mengikuti OSPEK. Aku masuk di jurusan favorit akuntansi di salah satu universitas negeri di Jogja. Aku harus menguncir dua rambut panjangku, memakai tas dari kantong bekas tepung dan disambung dengan tali raffia yang dikepang, memakai kaos kaki sebelah kanan merah sebelah kiri putih, rok rumbai dari raffia, dan gelang dari rumbai juga. Parahnya aku harus memakai semua atribut itu dari rumah, itu sudah peraturan jadi ya ikutin aja kalau tidak mau dihukum. Benar-benar memalukan, mungkin sebagian orang yang melihatku mengira aku orang gila.

Sesampainya di kampus, aku berkeliling mencari kelasku. Aku membaca setiap kertas yang tertempel di jendela kelas. Setelah lima kelas aku mencari namaku tak kutemukan juga, baru pada kelas keenam aku menemukan namaku. Aku segera memasuki kelas itu dan mencari tempat duduk yang belum terisi. Aku menuju ke sebuah kursi di bagian tengah nomor 3 dari depan. Aku duduk sendirian dibangku itu.

Aku sebenarnya tidak menyukai suasana seperti ini, saat dimana aku tidak mengenal siapapun dan harus memulai untuk berkenalan. Tetapi tiba-tiba seorang cewek berambut ikal meghampiriku dan mengajukan tangannya.

"Hai, kenalin aku Indira," katanya sambil tersenyum.

"Hai juga, aku Nada," aku membalas senyumnya dan meraih tangannya. Kamipun bersalaman.

                                                                                     ****

Seminggu kemudian ospek berakhir. Sungguh melegakan akhirnya perploncoan yang membuatku seperti orang gila ini berakhir. Aku sudah mengenal kampus baruku dan beberapa fakultas lain. Aku juga sudah mengenal beberapa teman di kelasku.

Sejak perkenalanku dengan Indira waktu itu, aku menjadi dekat dengannya. Karena dia orang pertama yang ku kenal dikampus ini. Kami menjadi sangat akur. Kemana saja kami hampir selalu bersama.

Jadwal kuliah pagi ini tiba-tiba saja di cancel karena dosen kami sedang workshop diluar kota. Dan sialnya kami semua sudah sampai di kelas. Tahu gitu kan aku masih berpelukan dengan boneka teddy bear pemberian kakakku tercinta. Huh hampir semuanya mengeluh.

"Ra, mau langsung balik?" Tanya Dira.

"Kantin aja yuk Nad, udah terlanjur ke kampus juga, masa langsung balik."

"Iya sih, yaudah yuk," aku meng-iyakan ajakan Dira, lagian aku pengen makan bubur ayam dikantin.

Entah ini hari apa, aku ketiban sial lagi. Setibanya dikantin, aku dan Dira tidak kebagian tempat duduk. Saat akan berbalik, seseorang memanggilku. Aku mencari-cari dari mana arah suara itu.

"Nada," seseorang melambaikan tangannya ke arahku.

"Nad, kamu dipanggil tuh." Dira menyenggol tanganku.

"Hah iya, itu siapa sih?" aku sepertinya tidak mengenalnya.

Laki-laki itu menhampiri aku dan Dira.

"Hai, Nada." Sapa laki-laki itu.

"Hai, kamu siapa ya?" tanyaku bingung dan membuat cowok itu tersenyum manis sekali.

"Nada, dia itu kakak tingkat kita, ketua panitia ospek kemarin, namanya Kak Elang." Dira berbisik padaku.

"Eh, kamu gak kenal siapa aku? Aku Elang," cowok itu menebar senyum manisnya lagi dan mengulurkan tangan.

"Oh, hai Elang."

"Nad, dia itu kakak tingkat kita."

"Eh maaf Kak Elang."

"Gak papa, santai aja, kok kalian gak jadi ke kantin?"

"Iya nih Kak, penuh sih." Dira mengeluh.

"Oh, sini gabung aja sama temen-temen gue."

"Gak usah kak, kita balik aja, malu rame banget gitu, tuh mereka pada ngeliatin kita, kita balik ya kak,"

"Eh Nad, tunggu!" Kak Elang menghentikan langkahku dan Dira.

"Iya Kak?"

"Hah?"

"Iya PIN BBM, boleh gak?"

"Oh iya iya kak, ini." Aku menyodorkan handphone ku yang sudah terpampang barcode BBMku.

"OK, thanks ya,"

"Iya kak, kalo gitu kita pergi dulu ya Kak,"



See you soon :)

Cintaku KamuWhere stories live. Discover now