4. First Problem

1.5K 27 0
                                    

"Ra, itu Elang bukan sih?"

"Mana? Oh iya tuh, kok dia mesra gitu ya sama cewek itu, kamu kenal?"

"Enggak, gue gak kenal."

"Gue samperin aja kali ya?"

"Jangan jangan Nad, coba lo telfon dia."

Gue menelfon Elang. Tetapi sayangnya gak diangkat.

"Direject tau Ra."

"Siapa sih dia, sampe Elang gak angkat telfon gue, gue samperin ah bodo."

"Hai Lang,"

"Eh kamu."

"Kamu siapa?"

"Dia adek tingkat aku Nay."

Dia gak ngakuin gue sebagai pacarnya didepan cewek ini.

"Oh iya, gue adek tingkatnya, gue pergi dulu ya," gue Cuma memandang Elang.

"Ra," Gue mulai menangis.

"Kok lo nangis sih? Lo diapain sama Elang?"

"Dia kenalin gue ke cewek itu,"

"Ya bagus kan, kok lo malah nangis."

"Dia bilang gue adek tingkatnya."

"Apa? Tega banget sih. Biar gue samperin deh."

"Ra Ra...udah biarin ajalah,"

Amadea Nada Kinanti

Kita putus.

Gue gak peduli lagi sama penjelasan apa yang bakal Elang kasih ke gue. Menurut gue ini udah keterlaluan banget. Gue gak peduli sama balasan Elang sampai dia telfon gue berkali-kali. Akhirnya dia datang kerumah. Karena gue gak mau Papa sama Mama tahu, gue akhirnya nemuin Elang di taman depan.

"Nad, kok kamu ngomongnya gitu sih." Gue terdiam. Rasanya malas mau balas omongan Elang.

"Jangan diem dong sayang,"

"Udahlah cukup, kita putus, aku bilang kita putus, ngapain sih sayang-sayang, aku kan Cuma adek tingkat kamu. Mending kamu balik deh, aku bener-bener males ketemu kamu."

"Soal itu aku bener-bener minta maaf, aku..."

"Udah cukup, aku gak mau denger penjelasan apapun,"

"Nada, dia itu."

"Cukup Elang!," gue mulai menangis.

"Dia itu..."

"Cukup Lang, aku gak mau tahu siapa dia, yang jelas dia udah bikin kamu reject telfon aku, udah bikin kamu gak ngakuin aku, buat aku itu cukup, aku gak pengen tau dia itu siapa, kamu hebat, setelah kamu bikin aku sayang sama kamu, kamu giniin aku, ini rasanya seperti kamu ajak aku terbang terus kamu jatuhin aku, aku emang sayang sama kamu, tapi aku bukan cewek bodoh Lang, buat aku cinta aja gak cukup, semuanya bertahan karena kepercayaan, dan aku udah gak bisa percaya sama kamu lagi."

"Nad, aku minta maaf, jangan putusin aku, aku sayang sama kamu. Jangan nangis."

"Kamu balik aja deh Lang, aku capek banget."

"Gak, maafin aku dulu,"

"Terserah kamu Lang, aku mau tidur, aku capek, lo gak usah kayak di sinetron deh pake nungguin gue didepan rumah terus hujan-hujanan. Aku gak akan peduli. Buat aku semuanya udah berakhir. Terserah kamu mau ngapain aja, udah gak ada urusannya sama aku."

Aku pergi gitu aja. Aku bener-bener udah gak sanggup lagi. Rasanya sakit banget gini.

Indira Kirana

Nad, lo baik-baik aja kan?

Amadea Nada Kinanti

Gue lagi gak baik-baik aja Ra.

Indira Kirana

Lo berantem ya sama Elang? Damar bilang dia kayak orang setres

Amadea Nada Kinanti

Gue gak pedulilah Ra, dia aja tega kok sama gue. Apa menurut di ague gak sakit hati apa, gak diakuin gitu didepan mat ague sendiri.

Indira Kirana

Iya sih, gue ngerti. Ini Damar minta tolong gue, buat ngomong sama lo, bujukin Elang makan.

Amadea Nada Kinanti

Kenapa mesti gue sih Ra, dia pikir gue bakalan kasihan gitu

Indira Kirana

Ya gue Cuma disuruh Damar sih, itu juga kalo lo mau.

Elang bener-bener gak punya hati. Dia nyuruh Kak Damar ngelakuin ini.

TokTokTok...

"Iya bentar."

"Kak,"

"Nad,"

"Kak Damar ngapain kesini?"

"Tolongin Elanglah Nad, bujukin dia makan,"

"Kak, kakak tau gak apa yang udah dia lakuin sama aku?"

"Itu kamu salah paham sama dia, cewek itu bukan siapa-siapa Elang."

"Bukan itu masalahnya Kak,"

"Iya gue ngerti, kalo Elang bilang kamu pacarnya dia, mungkin cewek itu udah masuk rumah sakit sekarang. Cewek itu namanya Nayla. Dia suka sama Elang sejak SD, dan dia punya penyakit jantung lemah, dia tahunya Elang gak pernah punya pacar."

"Dia kan bisa bilang sama aku kak bukan kayak gini caranya."

"Iya soal itu, Elang emang salah, tolong dek, lo kerumah gue ya? Elang udah berani merokok dek, padahal dia tahu dia gak boleh merokok, apalagi dia gak mau makan beberapa hari ini. Makanya gue sampai minta tolong sama lo,"

Kak Damar terus membujuk gue. Akhirnya gue ikut ke rumah Elang. Elang dikamar dan Cuma terus merokok. Gue malah bawain dia rokok banyak banget terus gue kasih ke dia.

"Nih habisin, kenyang kan kalo udah merokok?"

"Elang terus merokok di depan gue,"

"ck lo bodoh banget sih Lang,"

Gue menampar Elang biar rokoknya terlempar. Gue gak peduli tangan gue terkena rokoknya Elang.

"lo masih ma uterus merokok? Jangan diem aja, jawab gue Lang."

"Coba lo merokok, gue tungguin sampe semuanya habis."

"ayo, kenapa berhenti?"

"Lang, lo kenapa bodoh gini sih?" Elang menangis.

"Gak usah nangis, jawab gue, kenapa lo bodoh banget gini?"

"Maafin aku Nad, cewek itu namanya Nayla, dia bukan siapa-siapa aku." Gue ikut menangis.

"lo jangan menangis Nad, ayo kita ketemu Nayla, aku bakal bilang sama dia kalo kamu pacar aku, aku gak peduli dia sakit, aku gak mau kehilangan kamu."

"Lang, maafin aku, aku gak mau denger penjelasan kamu, aku udah tahu semuanya, tadi Kak Damar ke rumah gue. Terus ini kenapa lo jadi kayak gini sih? Bikin aku makin sedih tau, kamu kurusan gini, makan ya? Aku suapin, ya?"

"Tangan kamu luka, tunggu bentar aku ambilin plester."

"Ini gak.."

"Itu sakit Nada, jangan ngeyel,"

Elang membersihkan luka ditanganku sekaligus dikasih plester. Setelah itu gue menyuapi Elang makan.

"Kamu nekad banget sih? Kalo sakit gimana? Tuh diabisin rokoknya uda aku bawain banyak, ngeselin tau."

"Aku udah putus asa banget Nad."

"Terus kalo kamu merokok gitu masalahnya selesai?"

"Hehe mungkin, ini kamu jadinya disini kan,"

"Awas aaja diulangin,"

"Iya enggak, maaf."

Gue sama Elang balikan lagi, ternyata semuanya Cuma salah paham aja.

Cintaku KamuWhere stories live. Discover now