Part 5

4.9K 320 4
                                    

Adhela tersentak kaget ketika tangan seseorang memeluknya dengan erat, bukan hanya itu Adhela berada tepat di dalam pelukan Devo. Pelukan yang biasanya ia dapatkan dari Davina. 

Adhela memejamkan matanya beberapa saat, mengingat kejadian malam. Ritualnya dilakukan bukan bersama Mamanya lagi, tapi bersama Devo, suaminya.

Adhela bergidik ngeri ketika sadar bahwa dirinya telah berstatus sebagai seorang istri dari Devo, cowok yang banyak dikagumi oleh kaum gadis di sekolahnya, cowok yang tidak pernah mempercayai arti kesetiaan, dan cowok yang sangat sulit untuk ditebak.

Adhela berusaha menyingkirkan tangan Devo dari pinggangnya, namun hasilnya sia-sia ternyata tenaga Devo lebih besar darinya. Hingga terpaksa Adhela harus membangunkan Devo terlebih dahulu.

"Kak...." Adhela menepuk-nepuk pipi Devo canggung.

"Kak Dev," panggilnya lagi.

Devo masih saja belum terbangun dari tidurnya, dengkuran halus mesih terdengar di telinga Adhela.

"Kak Devo." kali ini Adhela menepuk-nepuk Devo sedikit keras, berharap kali ini Devo terbangun dan mau menyingkirkan lengannya itu.

"Hmmmm," Devo hanya bergumam, memeluk Adhela semakin erat. Adhela hanya menghembuskan napasnya kasar.

"Bangun kak, udah pagi. Aku mau mandi bisa tolong di lepas?" kata Adhela.

"Oh sorry," kata Devo seraya melepaskan pelukannya. Lagi-lagi Adhela harus menghembuskan napasnya kasar.

Ini pasti kebiasaan Devo juga, sama halnya dengan Adhela yang selalu di mintai usap punggung ketika tidur, Devo juga selalu memeluk apapun yang ada didekatnya ketika tertidur.

Adhela belum siap dengan semuanya, bagaimana bisa ia menikahi orang yang bahkan tidak percaya akan kesetiaan? Sedangkan dirinya hanya ingin menikah satu kali seumur hidup. Jangan lupakan juga soal Devo yang baru saja berstatus pacaran di sekolah dengan seniornya itu.

Adhela memejamkan matanya, kepalanya seakan hampir pecah jika saja mengingat semuanya, bagaimana kedepannya? Akankah dia mengalami status seorang janda di masa depannya nanti?

Janda ya? Ahh, sepertinya jika hanya status tidak masalah untuk Adhela asalkan kehormatannya masih ia miliki. Persetan dengan pernikahan sekali seumur hidup Adhela tidak memikirkannya lagi. Intinya, Adhela harus bahagia, menikmati kehidupannya sekarang. Memiliki sesosok pendamping hidup seorang Devo, cowok ganteng yang digandrungi banyak wanita.

Toh si senior itu hanya pacar kan? Masih jauh di bawah status seorang istri.

"Ngelamun huh?" tanya Devo, Adhela tersentak kaget kemudian tersadar dari lamunannya.

Ahh kebiasaan melamunnya ternyata belum bisa ia hilangkan juga, Adhela tersenyum menatap Devi yang saat ini tepat berada di depannya itu. Rambut Devo basah itu artinya Devo mendahuluinya mandi, Adhela merutuki kebodohannya, dia melamun cukup lama.

"Mandi sana, kita harus ke rumah Bang Adit buat anterin barang-barangnya." Adhela hanya mengangguk mengiyakan.

Selang beberapa menit Adhela keluar dari kamar mandi dengan rambut yang di gulung di atas. Senyumnya memudar ketika melihat Devo yang asik menelfon dengan seseorang, siapa lagi kalo bukan pacarnya itu.

Masa bodoh sama pacarnya, gue kan  istrinya mana perduli gue sama mereka. Toh baru pacaran, jadi janda kek, di cerein sampe mereka nikahpun gue nggak perduli selagi kehormatan gue masih ada.

ForelsketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang