(02)FEEL

47 11 0
                                    

"Silahkan mba," Rendi meletakan pesanan yang dipesan oleh meja nomor 12.

"Lah kok elo sih?!"

"Kenapa emang?" Rendi menaikan satu alisnya.

"Ya gapapa sih." Natha kembali memainkan ponselnya sembari menunggu temannya datang.

Lah kok dia kerja di sini si? Kan dia belum sembuh. Bukannya setau gue dia masih kuliah ya? Ah ngapain juga gue pikirin dia, buang buang waktu gue aja ish.

Isi otak Natha seketika penuh dengan Rendi.

Beberapa menit kemudian wanita dengan rambut sebahu dipadu dengan kaos pink dengan celana jeans dan sling bag coklat yang ia pakai di bahu kanannya turun dari mobil merah yang di parkir di depan cafe yang kemudian ia berlari kecil masuk ke cafe yang ia tuju.

Dania menyapu seluruh sudut cafe dan pandangannya berhenti di meja dekat pojok cafe dimana terdapat sahabatnya disana.

Dania melangkahkan kakinya dengan sedikit cepat.

"Nat dari kapan lo disini? Tumben on time." Dania menyunggingkan bibirnya ke bawah dan beranjak duduk di kursi depan tempat duduk Natha.

"Dari nenek gue belom lahir ! ish, lama amat si lo. Abis mandiin gajah lo ya?!"

"Buset dah. Sante napa bro. Telat setengah jam doang gue elah."

"Setengah jam lo bilang doang? Astaga astaga lo tuh dah ngabisin waktu berharga kendall jenner tau ga sih."

"Nat, kurang kurangin, geli tau nggak." Sahut Dania dengan wajah datar.

"Yaudah yok mending kita kerjain tugas sekarang."

"Yaudah ayok.Mana laptopnya?"

"Lah kan lo yang bawa?"

Dania menepukkan tangannya ke jidatnya.

"Oiya, gue tinggal di mobil, hehe."

"Dasar lu nenek pikun. Ambil sono."

"Iye iye mak ijah."

Mereka mulai mengerjakan tugas sambil sesekali memakan makanan yang sudah Natha pesan.

"Dah kelar juga nih tugas. Gue langsung balik ya Nat, ada urusan." Ucap Dania sembari menutup laptapnya.

"Urusan ape lo? Mandiin kecoa?"

"Muke gile lu. Udah ah gue cabut dulu, dah." Dania berdiri dari kursinya dan melangkah hingga punggungnya hampir tak terlihat setelah meninggalkan Natha.

Setelah Natha membayar bill ia pergi keluar cafe dan melihat Rendi sedang menunggu angkutan umum.

"Ren, lo mau kemana?"

"Balik." Jawabnya dingin tanpa menatap lawan bicarannya.

"Mending bareng gue aja." Tawar Natha.

Rendi mulai melirik Natha.

"Gausah, gue ga mau ngerepotin lo." Rendi menatap lawan bicarannya.

"Ga. Lo ga ngerepotin gue, udah ayok ah gausah kebanyakan drama."

Langit yang sudah sedari tadi gelap menahan  air akhirnya menumpahkan air hujan ke bumi dengan petir yang bergemuruh.

"Ah ujan kan. Gimana, lo mau ikut gue ga?"
Natha mengadahkan tangannya di atas kepala untuk melindungi kepalanya dari tetesan hujan.

"Yaudah ayok." Rendi mengiyakan tawaran Natha dan masuk ke mobilnya Natha.

Brum brum

Natha menyalakan mesin mobilnya dan mulai meninggakan area parkir cafe tersebut.

The Power of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang