(03) EMPAT SERANGKAI (?)

46 11 5
                                    

Rendi POV

Dering jam beker Rendi telah berbunyi sedari tadi, namun ia tak kunjung bangun karena ia kelelahan kemarin malam ia pulang jam 2 malam karena shif malam.

Rendi bergegas kuliah dan mengantarkan adiknya.

Setelah Rendi selesai kuliah ia mampir ke kantin, di mana teman temannya biasa berkumpul dan mendatangi meja yang penuh dengan gelak tawa sahabatnya.

"Eh anjir tugas lu udah blm ?" Tanya Rendi tiba tiba pada Ivan yang tengah memakan spageti yang dipesannya di kantin.

"Alhamdulillah." Jawabnya dengan logat bicara seperti orang Arab.

"Astagfirullah ketempelan jin ape lu tumben dah ngerjain tugas." Sahut Deni sembari menertawakanya.

"Eh anjir lu. Tiap ada tugas pasti gue ngerjain lah ya." Jawabnya tak terima.

"Iye tapi telat berminggu-minggu." Sahut Reno diikuti tawa dari 3 temanya.

Ivan adalah salah satu sahabatnya. Ia sosok orang yang sukanya ngelawak, bad boy tapi kece, cutek tapi ga cuek,pinter tapi kalo ngumpulin tugas seringnya ngaret banget, dia paling pendek diantara empat sahabat itu.

"Eh eh bro gue mau tanya yang selama ini telat mulu diantara kita siape ye?" Ledek Deni sembari matanya melirik ke arah Reno. Reno pun langsung mengambil hp dan menutupi wajahnya dengan benda itu agar tak terlalu malu karena selama ini yang sering telat adalah dirinya.

"Eh siapa si ya, gue kagak tau tuh. Eh lu ya Van sukanye telat. " Sahut Reno agar dia tak diejek juga.

"Oh iya iya dia yang tinggi item itukan yang sukanya bilang gini permisi pak bu maaf saya terlambat" Jawab Rendi sembari menirukan suara Reno.

"Bhak hahahaha. " Tawa segerombolan anak muda itu.

"Eh Ren ngomong - ngomong lu kenape tadi telat?" Tanya Deni.

"Gue pulang jam 2 pagi,ini juga gue masih ngantuk."

"Lah abis ngapain lo? Klabing? Di club mana?" Tanya Reno dengan ekspresi yang antusias.

"Enak aja lo ngomong.Gue kerja bukan klabing."

"Ooh kirain, kan gue udah bilang kalo butuh apa - apa yang penting bilang ke kita kita aja napa, jadi gausah sampe segitunya lo kerja." Terang Deni panjang lebar.

"Iya bu hajah. Lagian gue juga sekali kali doang."

"Serah lu dah. Gue cabut ya bro mau jemput cewe gue." Pamit Reno.

"Pacaran mulu lo mah. "

"Brisik lu, cari pacar gih lu sanah." Ledek Reno.

"Bacot lu ah."

                                   ****

"Muhammad Rendi Julianto." Ucap bu Sarah saat mengabsen mahasiswa yang sudah masuk di kelasnya. "Hadir bu."  Bu Sarah emang guru yang terkenal killer di kampus. Setiap ada mahasiswa yang telat ia tidak mengijinkannya masuk kelasnya. Termasuk Reno yang sering telat.

Setelah kuliah selesai gue ngikutin bu Sarah ke ruangannya karena gue di panggil sama pak Broto.

Gue berjalan mengekor pada bu Sarah sepanjang perjalanan ke kantor melewati lorong lorong kampus.

"Maaf Pak. Bapak memanggil saya?"
Tanya Rendi dengan sopan pada pak Broto yang sedang duduk di kursinya di kantor.

"Iya betul. Karena minggu besok diadakan penelitian jadi saya memberi tahu kamu bahwa kamu tidak usah membayar biaya penelitian karena semua akan di tanggung kami." Kata pak Broto.

The Power of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang