Chapter 4

61 3 1
                                    

"Eh,lu gak dengar?gue surug lo Masuk ."Ucap pria itu setengah berteriak karena suara bising hujan yang semakin deras,sambil membuka kacamata hitamnya dan
ternyata pemilik mobil songong ini adalah...

" Devian?"Panggil gue tanpa sadar dan melihat lebih dekat wajah pengemudi mobil porsche itu.

"Apa?Cepetan masuk."Ucapnya sedikit berteriak karena suara bising yang diciptakan hujan yang semakin lebat.

" Masuk?masuk kemana?"Tanya gue bingung .ni cowok maksudnya apa
siih?Gak mungkin kan dia pengen ngantarin gue pulang.

"Ke lobang got!Ya masuk ke mobil lah." Ucapnya dengan sedikit berteriak,sambil melihat gue kesal.
Dan gue yang akhirnya mengerti maksudnya berpikir sebentar.Kalau gue nerima tumpangannya gue bakal cepat sampai dirumah dan gak bakal lama beku kedinginan disini,tapi,kalau gue nerima tawarannya gue rada gengsi secara gue gak punya hubungan baik sama nih anak dan kalau-

"Ck,lama amat sih lo,bisa karatan mobil gue kalau kelamaan kena hujan"ucap Si cowok tengil itu yang entah sejak kapan sudah berada di hadapan gue dan sambil menarik tangan gue paksa.

"Eh,mau ngapain lo!" Teriak gue sambil berusaha melepas cekalan tangannya,tapi apa daya tenaga gue kalah sama tenaga nya dia yang menyeret gue memasuki mobilnya.

Dan setelah itu,disinilah gue,di dalam mobil bersama dengan cowok tengil ini dengan di temani lagu photograp dari Ed sherran yang diputar oleh music player mobil ini

"Itu,belok kiri " Ucap gue menginstruksikan jalan yang diikutinya dengan membelokan mobilnya ke kiri.

"Habis itu,belok kanan." Instruksi gue lagi.

"Iya,bawel amat sih lu." cibirnya yang gue balas pelototan mata gue yang diacuhkannya sambil pura-pura tidak melihat pelototan gue dan bersenandung kecil mengikuti suaranya ed sheeran,Nih orang ya bisa tekanan darah tinggi gue.

15 menit sudah,sejak gue dan dia bicara,entah kenapa nih anak gak banyak bicara selama di mobil,mungkin dia lagi puasa bicara ya?makanya dia nggak banyak omong kaya kran bocor.

"Itu,rumah gue yang pagarnya putih." Ucap gue sambil menunjuk rumah gue yang 100 meter dari sini.

"Yang mana?Yang kiri atau kanan?" Tanyanya yang persis seperti supir angkot

"Yang kanan.Yang nomor 25." Ucap gue sambil menunjuk rumah gue.

"Oh." Ucap cowok tengil itu singkat sambil menepikan mobilnya menuju kepinggir.Dan saat dia berhenti gue segera melepaskan sabuk pengaman dan bersiap-siap pengen turun dari mobilnya dan mandi,dan pergi kekamar buat bobok cantik.

"Eh,Tunggu" panggil si cowok tengil sambil mencekal tangan gue keras.

"Kenapa?"

"Nih,minyak kayu putih lo." Ucapnya sambil memberikan minyak kayu putih yang tadi pagi dia minta.

"Oh iya." Terima gue sambil menatap botol minyak kayu putih itu.Tadi pagi perasaan nih botol isinya penuh,Kok sekarang tinggal separo ya?Nggak mungkin kan yang gue takutin tadi pagi terjadi?

"Tenang aja,nggak gue minum kok itu minyaknya." Ucapnya sambil terkekeh geli.Menebak pikiran gue.

"Oh.Iya" jawab gue singkat sambil menutupi rasa malu gue karena pikiran nggak logis gue ketahuan.

"Ngomong-ngomong,lo niat banget ya ngira gue minum itu minyak." Ucapnya sambil tersenyuum lebar dengan nada sindiran yang nusuk banget yang ngebuat gue makin malu dibuatnya.

"Haha...iya,ya gue niat banget."balas gue sambil tertawa garing,biar aja tuh dia ngeliat ekspresi menjijikan gue barusan.

"Iya,Tapi,itu kok pembantu lo nggak lo suruh masuk?" Tanya nya mengalihkan topik sambil menunjuk ke arah pagar rumah yang berada di bagian samping gue,yang ngebuat gue reflek menuju ke arah tunjukannya dan amazing.

YOU ARE THE REASONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang