~Chapter 5~

55 1 0
                                    

"Gue udah nebak kalau tu anak gak bakal datang!" Kesal Vanya sambil menatap kesal jam dinding di ruang santai rumah Bima yang menunjukkan pukul 16.00,yang berarti sudah 1 jam lamanya Devian tidak datang untuk mengerjakan tugas kelompok yang disepakati akan dikerjakan di rumah Bima pada pukul 15.00.

"Kenapa sih tu Pak Kumis harus satu kelompokkin kita sama si Devian,udah tau tuh anak kriminal,kan kita yang jadi susah kalau kaya gini."Omel Bima sambil masih mengetik pesan kepada Devian dan mengirimkannya berulang-ulang sejak 45 menit yang lalu tapi tidak ada respon atau jawaban dari Devian yang entah dimana keberadaannya.

"Iya,gue udah punya filing kalau kita bakal kesusahan kalau disatuin sama tuh preman."Timpal Vanya dengan wajah merengut maksimalnya.
Keana yang sedari tadi diam sembari memainkan permainan Pou yang baru saja ia colong dari ponsel Nickolas mengangkat kepalanya yang sebelumnya tertunduk melihat ke layar ponselnya,dan yang pertama kali ia lihat adalah wajah sebal dan kesal Vanya dan Bima yang seperti Nenek gayung dan Kakek Cangkul yang baru saja kehilangan gayung dan Cangkul kesayangan mereka.
" Kenapa?"Tanya Keana bingung karrna melihat wajah Vanya dan Bima,dan jujur saja Keana sedari tadi tidak mendengar omelan Vanya dan Bima dan yang hanya ia dengar adalah nama Devian yang mereka sebut berkali-kali sejak hampir 1 jam yang lalu.

"Udah kembali ke dunia nyata mbak?"Sindir Vanya kepada Keana karena sedari tadi ia sudah berkali-kali mengajak Keana berbicara tapi hanya respon kata " hn" dan "hm" saja yang Keana ucapkan dan memilih untuk kembali memainkan jari-jari nya di ponsel pintarnya.

"Hehe..maaf." Cengir Keana sambil membentuk angka dua dengan jari telunjuk dan jari tengahnya.

"Gue kira lo udah kerasukan hantu bisu." Dumel Vanya yang masih Kesal pada Keana terlebih karena ia masih kesal pada Devian yang entah Kenapa belum kelihatan batang hidungnya pedahal saat jam pulang tadi ia dan Bima sudah memberitahukan pada Devian bahwa hari ini mereka akan mengerjakan tugas kelompok yang Pak Arman berikan di rumah Bima pada pukul 15.00 atau pada jam 3 sore da Devian hanya mengangguk sambil berlari keparkiran motor dengan terburu-buru dan naik kemotornya dan menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi.

"Iya kali,hantu pengen ngerasukin gue." Canda Keana yang tidak direspon sama sekali oleh Bima dan Vanya yang masih sibuk pada kesibukannya masing-masing.Oh inikah yang dinamakan kacang?Batin Keana sambil menatap Vanya dan Bima gemas.

"Ehem...Si Devian udah datang?" Tanya Keana yang sebenrnya hanya basa basi karena jelas-jelas kalau di ruangan ini tidak ada Devian paatinya Devian belum datang.

"Gue bakal berhenti ngikutin Nick kemana-mana selama 1 minggu kalau sampai tuh preman datang kesini hari ini juga!" Taruh Vanya.
"Hm.yakin lo?" Ragu Keana sambil menatap Vanya menantang.Karena selama ini Vanya sudah seperti Lem tikus yang terus meneempel kepada Nick yang membuat kembar curutnya itu harus memasang wajah kesalnya setiap hari.

"Yakin!" Tegas Vanya dengan wajah dongkolnya yang membuat Keana takjub akan ketrgasan Vanya yang rela mempertaruhkan tidak bertemu dengan Nick selama 1 minggu jika Devian datang.

"Ntar nyesel lo." Goda Keana sambil tersenyum licik ke arah Vanya yang berhasil memunculkan ekspresi ragu di wajah gadis dengan rambut sebahunya itu.

"Ah tau ah!Bisa gila gue lama-lama nunggu tuh preman."Dumel Vanya sambil mengacak rambut pendeknya frustasi yang membuat rambutnya yang semula rapi menjadi acak-acakan tak beraturan yang berhasil mengundang tawa nyaring Keana karena melihat penpilan teman nya itu.

" Eh,Daripada lo berdua frustasi mending kita ngerjain tugasnya duluan aja ntar kelamaan kalau nunggu si Devian. "Saran Keana.

" NGGAK!"Jawab Vanya dan Bima bersamaan sambil menatap horor Keana yang membuat Keana bergidik ngeri melihatnya.

YOU ARE THE REASONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang