[2] - I Can't.

27 7 5
                                    

Arra terbangun dari mimpinya. Bukan mimpi, masa lalu lebih tepatnya karena ia pernah merasakannya

"Kok gue bisa mimpi kayak gituan sih," Arra mendecak lalu menyibakan selimutnya dan bangun dari ranjangnya.

Gadis itu bergegas mandi dan menyiapkan segala peralatan sekolahnya

Setelah tiga puluh menit lamanya Arra sudah rapih ia segera keluar dari kamarnya menuju ke meja makan, dilihatnya ibu nya sedang berkutat dengan masakannya di dapur

"Pagi mah," Ucap Arra sambil mencium pipi kanan ibunya

"Pagi sayang,"

"Ini sarapannya, ini bekalnya nanti jangan lupa dimakan ya kamu kan ntar pulangnya sore kan?" Tambah ibu nya sambil memberikan sekotak bekal berisi nasi goreng dengan telor mata sapi di atasnya, perpaduan yang sangat Arra sukai

Arra segera menyantap bubur sereal didepannya hingga tak bersisa.

"Arra udah belom makannya? Buruan mamah juga mau ada rapat di kantor"

"Iya udah ini tinggal ngiket. Nah udah kan, yuk Mah" Ucap Arra lalu masuk ke dalam mobil ibu nya. Mobil itu pun melaju menuju sekolah Arra.

"Mah mah! Arel gimana?" tanya Arra mengkhawatirkan adiknya

"Uda mama titipin ke mang Marjo"

.

Kring.. Kring..
Bel masuk berbunyi bertepatan dengan Arra yang sedang berlarian kecil di lorong koridor

"Arra! Ih kebiasaan deh mepet terus kalo berangkat!" Tukas seorang gadis saat Arra sedang berjalan di ambang pintu

"Apaan sih, padahal tadi tuh ya gue udah berangkat jam setengah tujuh lebih beberapa menit doang" Arra duduk di samping gadis tadi

"Sini liat biologi bentar!"

"Yaelah lu malak aja bawaanya!" ucap Arra lalu mengeluarkan buku tulis Biologi nya dan memberikannya ke Vera

Belum satu menit Vera menyalin rangkuman Biologi milik Arra, guru mapel tersebut sudah datang terlebih dahulu. Alhasil Vera dan gerombolan yang tidak mengerjakan PR pun dihukum untuk menyikat WC. Alhasil juga, seperti sulap, kelas Arra sekarang menjadi sepi hanya terisi berapa belas anak rajin. Sangat tidak masuk akal.

Ah, yang bener aja pelajaran di kelas cuma 15 orang, terus 15 lainnya nyikatin wese. Dan Arra mulai bosan dengan pelajaran dikelas, bukan hanya karena gurunya menjelaskan dengan lambat dan teramat susah dipahami, melainkan Arra kini hanya ditemani anak anak rajin. Merasa bosan Arra memutuskan untuk tidur dengan posisi menelungkupkan kepala di lipatan tanganya.

BRAK!!

Sontak Arra terkejut mendengarkan suara gebrakan meja diiringi dengan getaran yang keras di mejanya

"Arrabela! Berani beraninya ya kamu tertidur di pelajaran saya! Coba ulangi apa yang saya ucapkan tadi! Sebutkan urutan tingkatan Takson Mahkluk Hidup!"

Hanya itu? Mudah saja Arra menyebutkan apa yang di suruh gurunya dengan lancar. Untung dia semalam telah menghafalkan materi materi biologi

"Pertama Kingdom, terus Filum atau Divisio, terus Kelas, Ordo, Family, Genus, yang terakhir Spesies"

Guru tersebut berdecak malas lalu memutar bola matanya, "Seharusnya otak pandai itu tidak dimiliki oleh gadis tukang tidur di kelas seperi kamu Arrabela! Awas saja jika kamu tertidur di jam pelajaran saya lagi! Saya tidak akan segan segan memberi kamu hukuman seperti yang lain, mengerti kamu?"

"Mengerti pak," ucap Arra kesal lalu memutar bola matanya malas

Arra semakin malas di kelas ia memutuskan untuk jalan jalan ke koridor saja, dan ke kamar mandi sekolahan, siapa tau bertemu dengan teman temannya yang sedang nyikat. Mugkin Arra berpikiran untuk membuat WC WC nya tambah kotor agar mereka lebih lama mencium harumnya aroma WC sekolahan.

"Lah Arra! Lo disuru nyikatin WC juga?!"

"Ye, gue mah mau liat aja sih. Dikelas sepi, jadi ngantuk, eh giliran gue tidur langsung di gebrak mejanya sama Pak Umar. Males banget gue sama doi, bawaan tua marah marah mulu" Ucap Arra kesal

"Lu sih! Doi udah tua di godain mulu, ntar hipertensi nya kumat gimana." jawab Vera bangkit dari jongkok

"Iyuh.. Gosah deket deket gue Ver! Bau ih," ucap Arra sambil menutupi hidungnya

"Jau.. Jau.. Gih.." tambahnya

Mendengar ejekan Arra yang mengucapkan Vera bau, Vera justru malah menyodor-sodorkan ujung sikat WC nya ke Arra
"Nih bau nih makan nih bau nih"

"Ih apan sih Vera ih," Ara berjalan mundur sambil menjaga jarak dengan Vera yang menyodorkan sikat tersebut

Melihat Vera yang tak kunjung menurunkan sikat WC nya, Arra berbalik lalu melarikan diri dari toilet, dan masih di kejar Vera

"ARAA WOY JANGAN LARI! AWAS LO YA ENTAR!!" triak Vera yang menggema di seluru koridor

Arra berbalik badan dan setelah dilihatnya Vera tak mengejar lagi, Arra berjalan mundur dan membalikkan badanya kembali

Brukk..

"AWH! Gimana si kalau jalan tu pake mata dong" ucap Arra mebersihkan rok belakangnya

"Heh dimana mana, kalau jalan itu maju! Gaada jalan itu mundur-mundur kaya lo tadi" ucap orang yang menabrak Arra tadi

Kok kaya kenal suarannya siapa Arra mendongakan kepala nya lalu melihat siapa yang menabraknya tadi

Dua orang tersebut tercengang melihat siapa orang di depannya. Masalalunya.

Raut wajah lelaki itu pun berubah menjadi marah, ia mengepalkan jemari tangannya saat tau siapa orang yang berada di depannya saat ini.

Berbeda dengan Arra, matanya berkaca kaca saat melihat orang di depannya, saat Arra akan membuka mulutnya, lelaki di depannya telah mendahuluinya

"Gausah lo keluarin Air mata buaya lo! Lo pikir gue percaya sama lo! Untung lo tuh cewe, kalo cowo! Gue bakal abisin lo saat pertama kali gue tau kalo lo cuma pura pura jadi temen gue! Dasar pembunuh!" Tukas cowok tersebut tajam lalu berjalan meninggalkan Arra. Bagai sembilu hati Arra rasanya tertusuk tusuk saat mendengar ucapan cowok itu.

Seandainya lo tau yang sebenernya Rav.. semuanya nggak bakal kaya gini! Gue gabakal tinggal diem lo fitnah gue gini dan gue bakal ngebongkar yang sebenarnya, kalau waktunya udah tepat.Batin Arra sambil menatap nanar punggung cowok yang ia cintai selama ini.

-TBC

Thanks for reading guys❤
Vote & comment ya(:

AM I WRONG?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang