[6] - Fake right?

22 7 2
                                    

"Ven," ucap cewek itu sambil melepas genggaman Raven

"Gue tau lo jadiin gue pelampiasan. Supaya Arra cemburu kan?" tambah gadis tersebut

"Ng.. enggak kok Nayy. Gue tulus beneran deket sama lo." Ucap Raven meyakinkan

Namun dari matanya, gadis tersebut bisa melihat siratan tak meyakinkan bahwa cowok di hadapannya benar benar tulus.

"Kalau bener juga gapapa kok Ven. Gue tau perasaan lo. Lo cemburu kan sama Reza? Dan.. lo cinta sama Arra kan?" Ucap cewek tersebut sambil menyunggingkan senyum manisnya.

Raven tak menjawab ia malah mengalihkan pandangannya dari cewek di hadapannya.

"Udah yuk Ven ke kelas, gausah di pikirin." Ucap cewek tersebut lalu pergi meninggalkan Raven yang masih termangu di tempatnya.

Dan... lo cinta kan sama Arra?

Raven segera mengenyahkan pikirannya. Lalu menyusul langkah cewek tadi menuju kelasnya.

"Nayya! Tunggu Nay."

***

"Tumben berangkat pagi, pasti sama Reza kan?"

Yang ditanya hanya mengedikan bahu lalu duduk di tempatnya. Kebiasaan yang sama dengan Raven. Jika ditanya, bukannya menjawab malah mengedikan bahu.

"Arra! Ntar sore lo mau main sama Reza?" tanya teman sebangkunya

Arra mengernyitkan alisnya, "Kenapa emang?"

"Temenin gue ke Mall dong! Mau milih baju buat party nya Clara besok sabtu, terus beli mainan buat hadiah ulang tahun keponakan, sama beli novel." Ucap Vera sambil tersenyum lalu memasang puppy eyes nya

"Ck! Banyak banget, iyadeh ntar gue temenin."

"Awwww!! Makasi Arra." Ucap Vera sambil memeluk Arra kencang

"Goblok woy sedeng! Gue gabisa nafas woy!" Arra memukul mukul punggung Vera

"Oh iya Ra. Gue mau ngasih tau lo sesuatu," Raut wajah Vera yang tadinya sangat bahagia karena ada yang menemaninya ke Mall. Tiba tiba berubah menjadi serius dan sendu. Bukan seperti Vera biasanya

"Gu.. gue,"

Arra mendekatkan wajah nya ke Vera

"Gue putus Ra." Hanya tiga kata 'gue' 'putus' 'ra'. Hanya tiga kata yang membuat pengaruh besar bagi keduanya. Arra tercengang di tempatnya tanpa bergerak sedikit pun.

"Ra," ucap Vera sambil menoel noel bahu Arra

Bukan apa apa. Arra hanya merasa aneh saja, bukankah hubungan keduanya selalu baik baik saja? Ini sungguh kejutan luar biasa dari Vera. Bagaimana mungkin Vera mengucapkannya dengan nada biasa biasa saja, masalahnya kekasih Vera adalah orang terpopuler, fotonya selalu di pajang di setiap sudut sekolah karena kepandaiannya mengikuti olimpiade sience, lalu kepandaian lainnya seperti, dia adalah anak paskibra dan lain-lain.

Kenapa hubungan yang baik-baik saja selalu berakhir kandas seperti itu? Cinta selalu saja begitu, kadang menyenangkan kadang penuh dengan misteri yang berakhir kekecewaan.

Tapi tetap saja Arra tidak bisa menerima kenyataan bahwa Vera sudah putus oleh kekasihnya. Seharusnya mereka itu saling mempertahankan hubungan. Bukan malah meninggalkan lalu mengikhlaskan dan saling melupakan.

AM I WRONG?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang