Part 6

179 11 1
                                    

Zafa menghela nafas lelah. Dia tidak menyangka akan bertemu dengan saudaranya itu.

Sebenarnya orang yang tadi sore di cafe tersebut adalah Zifa, Ayuninda Naufah Zifarani Lathief. Saudara kembar Zafa. Nama Zafa sendiri sebenarnya Aurelia Naufah Zafarani Lathief. Tapi karena suatu kejadian nama belakang Zafa tak lagi Lathief tetapi Reynand.

~Flashback on~

"Kenapa sih Ma, selalu Zizi dan bang Farell yang Mama nomor satu kan. Aku kapan Ma ? Kapan ?!. Tak bisakah Mama melihat sedikit saja ke aku. Aku juga pengen Ma, Mama sayang, Mama perhatikan, Mama manja kayak Zizi, Mama...." Zafa tak bisa meneruskan kata-katanya. Dia nangis sesegukan.

"Sebenarnya aku ini anak Mama atau bukan sih ! Dan Papa juga. Sebenernya aku anak kalian bukan sih !" Teriak Zafa sambil sesegukan. Air matanya terus mengalir dan ia juga tak berniat untuk menghapusnya. Dia sudah sangat lelah karena slalu di perlakukan tak adil di keluarganya. Dia ingin mengeluarkan semua isi hatinya yang selama ini slalu ia pendam.

Kedua orang tuanya hanya diam tak menjawab.

"Tak bisakah kalian menghargai keberadaanku dirumah ini ? Tak bisa kah aku mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari kalian ?!"

"Jawab Ma Pa ! Kenapa kalian diem aja ?!" Zafa menghapus air matanya.

"Kalau yang kalian inginkan adalah kepergianku dari rumah ini, baiklah Pah Ma... aku akan pergi dari rumah ini dan aku juga berjanji tak akan kembali lagi kerumah ini. Dan satu lagi, anggep aja anak kalian yang terakhir itu udah MATI dan sekarang anak kalian tinggal dua. Oh ya aku lupa, bukannya selama ini kalian itu udah nganggep anak kalian yang ketiga itu udah M.A.T.I ya" ucap Zafa sambil menekankan kata MATI.

Kata-kata Zafa barusan bagaikan pisau tajam yang menusuk di hati mereka. Mereka tak bisa mengatakan satu kata pun karena semua kata-kata Zafa barusan sangatlah benar adanya.

"HAHAHAHA..." tawa keras Zafa yang menggema diruangan itu saat menyadari dari tadi orang tuanya tak mengatakan satu katapun. Kehidupannya sangat miris. Tidak dianggap oleh kedua orang tuanya, sering di perlakukan tidak adil dan masih banyak lagi.

"Makasih Ma Pa udah mau ngerawat aku dari kecil sampai sekarang. Dan juga makasih atas semua kenangan pahit yang kalian berikan pada ku di rumah ini. Semoga kalian SENANG dan PUAS atas kepergianku dari rumah ini. Walaupun kalian sama sekali tak pernah sayang ke Fafa, tapi Fafa akan slalu sayang ke kalian" ucap Zafa dan berlari keluar dari rumah dengan air mata yang terus saja mengalir di kedua pipinya dan tanpa mau berhenti.

Saat Zafa sedang berlari, tanpa dia sadari ternyata dari arah depan ada sebuah truk yang melaju sangat kencang. Sepertinya sopir truk tersebut mengendarai dengan keadaan mabuk karena truk tersebut sedikit oleng.

Braaakkkkkkkk

Kecelakaan pun tak bisa dihindarkan lagi. Zafa terpental cukup jauh dari tempat itu.

Sebelum dia tak sadarkan diri, dia melihat orang-orang yang berlarian menuju kearahnya. Kemudian dia mendengar seseorang yang meneriaki namanya berulang-ulang dan setelah itu matanya terpejam, dia tak sadarkan diri.

***

Azzam mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Tapi saat dia berada di daerah dekat taman, dia tak sengaja melihat orang-orang yang sedang mengrubungi sesuatu. Sepertinya ada sebuah kecelakaan pikirnya. Dia kemudian memberhentikan mobilnya dan turun, lalu mendekat kearah tempat itu.

"Permisi-permisi" ucapnya berusaha untuk masuk ke tengah kerumunan tersebut.

Saat sampai ditengah kerumunan, Azzam diam mematung tak bergerak. Dia sangat terkejut dengan apa yang sedang ia lihat didepannya sekarang.

THE SECRET GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang