They're Sad? No, They're Shocked!

801 109 3
                                    


2 hari berlalu.

Sehun.

Namja itu menarik napas panjang sebelum masuk ke dalam ruang kerjanya. Tidak ada lagi ketakutan dikejar polisi, tidak ada lagi perasaan kacau, dan mulai melupakan Suzy yang semoga tenang di alam sana. Yah, Sehun berusaha untuk semua itu tapi tidak bisa. Bayangan Suzy menghantuinya.

Sehun meninggalkan ruang kerjanya dan menuju ke ruangan Suzy.

Cklek.

Pintu terbuka. Sehun tersenyum miris melihat benda-benda peninggalan Suzy di dalamnya. Belum ada karyawan pengganti. Bahkan mereka belum tahu kalau Suzy meninggal.

Setelah cukup lama mematung dengan pandangan kosong di dalam sana, ia meninggalkan ruangan itu dan kembali fokus dalam perkerjaannya.

*****

"Ting".

Pintu apartement Suzy terbuka. Sudah menjadi kebiasaan bagi Taeyeon untuk masuk ke apartement itu seenaknya. "Hai, Nyonya Bae!" Ucap Taeyeon mendapati Suzy sedang membersihkan sofa. "Oh, bukankah kau harus ke sekolah?" Tanya Suzy dan disambut anggukan dari Taeyeon.

"Aku ingin mengatakan sesuatu padamu, tapi hp-mu tidak aktif".

Suzy mengecek hp-nya sebentar. Benar, baterainya habis.

"Tapi tidak sekarang, aku cuma mau bilang kalau kau harus di rumah nanti sore!"

"Memangnya aku akan pergi kemana? Kau seperti tidak mengenalku saja". Timpal Suzy sambil terkekeh.

"Terserah, tapi nanti sore aku akan datang, ara?... Aku ingin mengatakan ini kemarin tapi aku sedang ada halangan..Tunggu, kenapa kau tidak bersiap-siap ke kantor?"

Taeyeon melirik baju yang Suzy kenakan. 

"Aku sedang tidak enak badan".

"Kau sering libur akhir-akhir ini".

Setelah itu Taeyeon pergi.

"Kudengar kau berbicara dengan seorang yeoja.." Suara Seokjin yang baru keluar dari kamar mandi lengkap dengan setelan kemeja putihnya.

"Dia sahabatku.. Namanya Taeyeon".

"Apa di Korea ada banyak perempuan bernama Taeyeon? Kupikir aku mengenal satu dari mereka". Ucap Seokjin sambil mengusap wajahnya sekali usapan.

Suzy tersenyum berusaha mengabaikan pertanyaan tadi.

"Aku akan pergi sebentar, nanti sore aku pulang.. Kalau aku pulangnya lama berarti urusannya sedikit rumit.." Jelas Seokjin sambil memasang sepatunya.

"Eodi?" Tanya Suzy.

"Ck, ini tidak ada sangkutnya dengan Sehun.. Ara?" Seokjin terkekeh mendapati Suzy yang lumayan protective terhadapnya.

Setelah itu Seokjin keluar dari dalam apartement Suzy.

*****

Tok tok

"Masuk saja, Suzy-ah!" Ucap Sehun setelah mendengar ketukan pintu sebanyak 3 kali.

"Jeosonghamnida.. Nan Jihyae, Suzy aniya.." Ucap karyawan berambut pendek yang masuk ke dalam ruangan Sehun tersebut.

"Ah, mian.." Balas Sehun sambil menepuk keningnya. Setelah karyawan itu pergi, Sehun memutar kursinya ke arah jendela lalu menatap langit yang entah kenapa terlihat semakin jauh.

"Suzy-ah.. Bogoshipo". Entah sadar atau tidak, bibir tipis Sehun melontarkan kalimat itu, kalimat pengungkap rindu. "Kumohon kembali.. Mianhae.." Tambahnya lagi tanpa mengalihkan pandangan dari arah langit.

*****

16:50

Terlihat seorang yeoja menuju ke apartement Suzy.

Yeoja itu menekan password dan masuk ke dalamnya.

"Taeyeon-ah.. Kau sudah pulang?" Tanya Suzy pada yeoja itu sambil menuntunnya agar duduk di atas sofa.

"Apa yang ingin kau katakan? Atau.. Paling tidak, kau makan saja dulu.." Tawar Suzy setelah melihat wajah Taeyeon yang cukup lelah saat ini.

"Anio.. Gwaenchana,

"Aku ingin memberitahumu bahwa.."

Sambung Taeyeon sambil menghela napas panjang. Suzy sangat serius begitupun dengan Taeyeon hingga keduanya tidak sadar saat seseorang memasuki apartement.

"Taeyeon...?" Suara serak namja habis menangis membuat yang dipanggil menoleh ke belakang.

"Oh". Hanya itu yang diucapkan Taeyeon sebelum menutup mulutnya.

Seokjin mendekat.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Seokjin dan Taeyeon bersamaan. Suzy yang tercengang melihat mereka berdua langsung menengahi obrolan.

"Vander,  dia Taeyeon sahabatku. Dan Taeyeon, ini Vander temanku". Suzy mencoba membuat keduanya mengerti meskipun ia sendiri bingung kenapa mereka bisa saling mengenal.

"Vander? Suzy-ah! Kau masih ingat dengan namja masa laluku?" Tanya Taeyeon buru-buru dan setengah berbisik. Perasaan Suzy jadi tidak enak.

"Dia adalah namja itu, Kim Seokjin.." Alhasil, Suzy terkejut bukan main mendengar pengakuan Taeyeon barusan.
Suzy merasa ada yang aneh dengan semua kebetulan ini. Mau tidak mau ia menjelaskan semuanya dari awal.

"Omo! Jadi kau menyukai Sehun, ternyata?" Simpul Taeyeon setelah mendengar penjelasan Suzy barusan dan memasang ekspresi yang sulit ditebak saat mengatakannya.

Suzy mengangguk ragu.

Taeyeon menepuk keningnya hingga menghasilkan bunyi nyaring. Seokjin tidak mengerti dengan kedua yeoja di hadapannya kini, terlebih ia harus menerima kenyataan bahwa Suzy dan Taeyeon saling mengenal.

"Suzy-ah.. Beberapa hari ini Sehun sering menemuiku sekedar jalan-jalan.."

"Setelah mencermati semua tingkahnya padaku.."

"Aku berani bertaruh bahwa Sehun menyukaiku.."

"Tapi aku tidak menyukainya, bukan.. Tidak menyukainya tapi aku tidak punya perasaan lebih dari teman kepadanya, yah.. Meskipun jujur aku sangat senang berada di dekatnya.."

"Maafkan aku Suzy-ah jika aku lancang atau terkesan mencuri hatinya darimu tapi.. "

"Aku tidak punya perasaan apapun selain sebagai teman.. Hanya itu".

"Percaya padaku".

Taeyeon mengatakan itu semua dengan sedikit panik dan minim jeda. Suzy tidak menjawab namun ia menangis di dalam diamnya.

"Kau menangis?" Tanya Seokjin sambil menepuk pundak Suzy.

"Uljima.. Ah, kenapa kebetulan harus serumit ini?" Taeyeon merasa bersalah sekarang, secara tidak langsung ia telah melukai sahabatnya sendiri.

"Aku.. Aku tidak bisa menyalahkanmu, Taeyeon-ah.. Aku hanya merutuki diriku yang bodoh tidak bisa berpaling melupakan atau membenci Oh Sehun.. Aku, hik.. Aku bodoh! Bukan hanya takdir, bahkan kebetulan-pun tidak mau berpihak padaku walau sebentar... Hik.." Ucap Suzy sambil menangis. Taeyeon memeluk yeoja itu. Melihat itu semua membuat hatinya sakit.

"Kau salah, Suzy.." Ucap Seokjin memulai pembicaraan setelah Suzy sudah bisa mengatur napasnya kembali.

Suzy dan Taeyeon menatap Seokjin.

"Sehun mencintaimu, hanya saja ia terlambat menyadarinya dan rasa itu baru datang setelah kau tidak lagi bersamanya.."

My Bestie's Dream [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang