Snows

719 111 0
                                    

Salju mulai turun. Perlahan-lahan semakin lebat. Namun Suzy belum juga beranjak dari tempat itu.
Kali ini ia bermain ponsel, mengecek instagram dan tidak menemukan hal menarik di sana. Suzy menyimpan ponselnya ke dalam tas dan kembali seperti awal. Menunggu bus dengan penuh kebosanan.

Melirik jam tangan. 10 menit berlalu setelah insiden tadi. Entah kenapa 10 menit itu sangat lama untuk saat ini. Padahal 25 menit berjalan kaki bersama Sehun tadi sangatlah cepat. Hah, Sehun lagi Sehun lagi. Namja itu selalu mengisi pikiran Suzy.

Suzy mempererat mantel yang ia kenakan. Cuaca sangat dingin. Suzy sedikit lemas dan juga pusing karena terlalu lama berada di luar. Mungkin saja ia sudah masuk angin. Yeoja itu, malang sekali.

Suzy tersenyum melihat mantel yang kini ia gunakan. Mantel pemberian Sehun. Benar saja, Suzy mengingat namja itu lagi. Bahkan sekarang namja itu turun dari mobil sport-nya, menerobos salju hingga ke hadapannya. Tanpa sepatah katapun namja itu mengangkat tubuh Suzy, menggendongnya ala bride dan kembali menerobos salju. Suzy tersenyum dalam gendongan Sehun mengingat dirinya yang sangat pandai dalam hal imajinasi. Sialnya, pusing menyerangnya hingga menghentikan imajinasinya itu. Kepalanya sangat sakit. Suzy tak dapat berpikir jernih. Yeoja itu memejamkan matanya.

"Kau pingsan?" Tanya Sehun pada Suzy yang sekarang digendongnya.

Lalu Sehun membuka pintu mobil bagian belakang lalu meletakkan Suzy di sana.

Skip

"Hei, bangunlah! Suzy-ah!" Panggil Sehun sekali lagi.

Ia sedang fokus menyetir namun tetap memeprhatikan Suzy yang tak kunjung sadar.

"Sampai kapan kau akan seperti itu? Aku tidak tahu alamatmu, jadi kumohon! Bangunlah!" Ucap Sehun lagi. Ia paham Suzy tak mendengarnya. Sebenarnya ia salah, Suzy mendengarnya. Ya, Suzy sudah sadar namun ia masih sangat lemas. Ia mengumpulkan semua tenaganya yang payah hanya untuk membuka mata.

"Se..hun-ahhh" Ucap Suzy dengan susah payah.

Sehun yang mendengarnya langsung menepikan mobil dan membuatnya berhenti sejenak.

"Kau.. Nyata?" Tanya Suzy yang membuat Sehun heran.

"Hei, jelas saja aku nyata! Pabo!" Jawab Sehun datar.

"Lalu, kita mau kemana?" Tanya Suzy lagi setelah menyadari sekarang ia berada di dalam mobil milik Sehun.

"Kau tinggal di mana? Akan ku antar kau pulang". Balas Sehun.

"Apartementku ada di daerah Yeongsan.." Jawab Suzy pelan.

Setelah itu Sehun melanjutkan perjalanan menuju distrik Yeongsan.

Hening.

Kali ini Suzy tidak lagi merangkai kalimat untuk diucapkan. Perasaannya benar-benar tidak enak. Kepalanya pusing. Sementara Sehun hanya fokus ke arah jalan. "Enggh" Rintih Suzy menahan dingin. "Kau tidur saja, kita hampir sampai". Ucap Sehun yang mendengar rintihan orang sakit di belakangnya itu. "Gwaenchana". Balas Suzy.

Hening lagi.

Sehun menoleh ke arah Suzy memastikan apakah yeoja itu tidur atau tidak. Suzy yang menyadari itu langsung duduk tegak dan memandang jalan di depan sana. Ia juga tak lupa memasang senyum yang sengaja dibuat-buat agar Sehun tidak khawatir. Dan Sehun tau itu.

"Tidurlah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Tidurlah.. Kau sedang sakit". Kata Sehun.

"Darimana kau tahu bahwa aku sakit? Apa aktingku tidak bagus?" Tanya Suzy sedikit heran padahal pose yang ia lakukan saat Sehun menoleh tadi sudah cukup bagus.

"Kau sangat pucat". Jawab Sehun singkat.

Suzy melihat wajahnya di dalam pantulan cermin. Benar, ia sangat pucat. Pantas saja ia sangat pusing. Menyerah untuk berpura-pura sehat, Suzy menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi lalu memejamkan mata meski tak sepenuhnya ia tertidur.

My Bestie's Dream [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang