Sick All Over

733 114 5
                                    

"Sehun-ah.. Bukannya kau sudah pulang, tadi?" Suara Suzy tiba-tiba mengagetkan Sehun.

"Ah, saljunya lebat". Jelas Sehun singkat, sambil bangun dari rebahannya.

"Oh". Balas Suzy  lalu tersenyum.

"Ukhuk.. Ukhuk.." Suzy batuk. Wajahnya pucat, dan ia menggigil.

Sehun yang melihat keadaan Suzy malah tidak tahu harus berbuat apa.

"Kau demam". Kata Sehun

"Hei, kenapa kau senyum-senyum begitu?" Tanya Sehun setelah mendapati Suzy yang sedang bahagia dan tersenyum-senyum sendiri.

Suzy mengambil kompres yang terlepas dari dahinya.

"Gomawo, Sehun-ah!" Ucap Suzy sambil memperlihatkan Sehun kain basah itu.

Sehun mendekat ke arah Suzy. Duduk di dekat yeoja yang setengah berbaring itu. Menatap Suzy lekat-lekat. Dengan wajah datarnya yang mengagumkan di mata Suzy. Sementara Suzy langsung merasa sehat dengan tatapan itu. Suzy melebarkan matanya dan menatap Sehun sama lekatnya.

"Maaf". Kata Sehun sambil menghentikan aksi tatap tatapan itu.

"Untuk?" Tanya Suzy heran.
Sehun tidak menjawab, namja itu sedikit menjauh.

"Saat menatapmu barusan, aku tidak merasakan apapun.. Rasanya biasa-biasa saja". Ujar Sehun terus terang.

Suzy tidak mengerti.

"Maksudmu?" Tanya Suzy sekali lagi.

"Kau.. Berhentilah menyukaiku.." Jelas Sehun. Singkat. Bernada dingin namun tersirat memaksa.

Dan sialnya, sisi cengeng Suzy muncul lagi. Air mata yeoja ini menetes begitu saja mendengar ucapan Sehun. Untung saja Sehun tidak sadar bahwa ia menangis karena ia cepat memalingkan wajah.

"Hahahaha HAHAHAHA" Tawa Suzy membludak lepas. Tawa yang sengaja dibuat-buat, diusahakan se-natural mungkin untuk menghibur diri dari rasa sakit tanpa berdarah yang tengah ia rasakan.

"HAHAHA.. Ckckck.. Sehun-ah, Sehun-ah!!" Tawa Suzy, menyebut nama Sehun sambil menepuk-nepuk bantal. Saat tepukan yang keempat air matanya menetes lagi, namun dengan cepat ia tepis air mata itu hingga Sehun benar-benar yakin kalau ia tertawa.

"Kau.. Kau sangat percaya diri.. Eomma! Apa yang dia katakan? Berhenti? Menyukainya?... Ckck.." Suzy seolah bicara sendiri.

"Tidak akan". Sambung Suzy dengan nada samar-samar.

"Apa perasaanmu itu lucu?" Tanya Sehun sedikit kesal.

"Hei, tuan muda! Kau itu terlalu over!! Kau terlalu berlebihan!! Kau itu terlalu percaya diri, the highest confidence goes to Oh Sehun!! HAHAHA" Nada bicara Suzy seolah ia adalah pemandu acara OSCAR.

"Berhenti memaksakan dirimu tertawa, Suzy-ah!" Ucap Sehun. Suzy diam.

"Ak.. Aku tidak pernah menyukaimu lebih dari atasan maupun teman. Percayalah!" Kata Suzy kemudian.

"Kalau begitu baguslah. Hah, kenapa saljunya lebat sekali?" Sehun mengalihkan topik.

"Mm.. Kau menginaplah di sini.." Tawar Suzy sambil menyeka jejak air matanya.

"Kau menangis?" Tanya Sehun yang memergok Suzy melakukannya.

Suzy menggeleng cepat.

"Kau menginap saja, dan lupakan rasa percaya dirimu itu!!" Ucap Suzy agak memaksa.

Sehun diam, lalu beranjak mengambil selimut yang terletak di atas lemari, lalu merebahkan dirinya di sofa yang tadi ia gunakan.

"Aku akan tidur di sini.." Kata Sehun sambil memperbaiki posisinya.

"Jangan, kau jangan tidur di situ.." Bantah Suzy.

"Apa? Apa aku harus tidur di atas ranjang bersamamu, begitu? Tidak akan!"

"Bukan itu maksudku, Sehun.." Suzy tidak melanjutkan kalimatnya karena Sehun sudah membelakanginya.

"Namja keras kepala". Kata Suzy lagi.

Suzy merebahkan tubuhnya.  Kepalanya kembali pusing, badannya lemas,  hatinya sakit.  Ditambah pertanyaan mengapa Sehun bisa tahu kalau ia menyukainya. Apa Sehun peka? Bukankah kepekaan itulah yang diharapkan Suzy sejak awal? Tapi kenapa begini? Kenapa Sehun tidak membalas cintanya kalau memang ia sudah tahu? Air matanya mengalir lagi.

Sehun, bisa-bisanya ia tertidur setelah menyakiti Suzy dengan apa yang ia katakan tadi.

My Bestie's Dream [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang