Hari ini matahari seakan membakar kulit manusia di bumi suara bising kendaraan ditambah polusi udara membuat orang manapun menutup sebagian wajahnya agar tidak terkena polusi. Berbeda dengan alfani yang nampak tak peduli akan hal itu
Alfani masih memikirkan sikap adit yang berubah menjadi judes kepadanya. Memangnya apa salah alfani?
Alfani berjalan lesu menuju rumahnya, keringat yang sudah bercucuran juga tak ia hiraukan
"Assalamualaikum" sapa alfani dengan nada lesu
"Walaikumsalam, eh ko kamu kenapa lesu banget?" tanya mamahnya
"Abis maraton" ucapnya asal
Alfani meninggalkan mamahnya yang tengah menatapnya heran. Lalu pergi ke kamarnya, sesampainya di kamar ia langsung melempar tasnya kesembarang arah
"Fiuh! gue cape banget!" katanya sembari mengangkat tangannya ke udara
Ia berjalan lunglai menuju walking closet untuk mengganti pakainnya. Sesudah menggantinya ia langsung tertidur pulas di kasurnya tanpa memedulikan ponselnya yang bergetar berkali-kali
Suara grasak grusuk terdengar cukup keras di telinga alfani membuat hibernasinya terganggu, alfani mencoba tak memperdulikannya. Tetapi suara grasak grusuk itu terdengar cukup keras.
Alfani langsung bangkit menuju pintu kamarnya dengan rasa kesal yang menggebu-gebu. "SUARA APAAN SIH BRISIK BANGET! GANGERTI ORANG LAGI TIDUR APA!!" teriaknya kencang. Sedetik kemudia ia membanting pintunya keras hingga membuat kebisingan tadi mendadak hening
Alfani menghentak-hentakkan kakinya kesal. Ia berjalan menuju meja belajarnya dan tangannya mulai menggambarkan sketsa wajah seseorang. Ia tersenyum melihat sketsa yang digambarnya
"KAK ALPA BUKA PINTUNYA!" teriakkan Bobby menggema ke seluruh penjuru rumah.
Well, Bobby adalah anak asuhan mamahnya ia dititipkan di keluarga alfani tiap weekday dan biasanya ia dijemput pulang oleh ibunya sore hari. Bobby dititipkan dari umur 10 bulan hingga kini umurnya 10 tahun. Ada untungnya juga Bobby dititipkan dirumahnya, Hitung-hitung agar alfani memiliki teman dirumahnya, karena semenjak kejadian itu ia selalu merasa sepi. Walaupun tiap malam ia merasa seperti anak sematawayang
"MAU NGAPAIN?!" teriak alfani tak kalah kencang
Alfani langsung menyimpan sketsa gambarnya di selipan diarynya. Ia langsung berlari kecil membuka pintu kamarnya. Alfani mendengus. "Mau ngapain? kaka lagi belajar nih" tukasnya
belajar nerima kenyataan batinnya
Bobby mengerucutkan bibirnya. "Biarin aku masuk dong kak! pliss!" Bobby mengeluarkan tatapan puppy eyes agar alfani luluh. Alfani yang merenggangkan tubuhnya di hempitan pintu pun membuat celah bobby untuk masuk
Alfani terbelalak. "Udah ya kamu duduk aja disitu jangan geratak!" alfani menunjuk kearah bobby yang sedah duduk rapi di atas ranjangnya
"Ka alpa"
"Hm"
Bobby cemberut melihat kakanya sibuk dengan buku gambarnya. "Ka dengerin aku dulu dong ish!" gerutu bobby sembari melipat tangannya didepan dada. Mau tak mau alfani membalikkan tubuhnya dan menatap bobby lembut
"Iya bobby sayang kenapa?" tanya alfani lembut sembari mengelus pucuk rambut bobbt
Mata bobby berbinar senang. "Ka dikelas aku ada cewek cantik banget terus aku suka sama dia bahkan aku sayang sama dia ka! tapi dianya tuh cuek banget sama aku padahal kan aku ganteng!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Understanding
Teen FictionBerawal dari MOS mengikuti segala perintah dari Ketua Osis, Alfani Tamara bertemu dengan laki-laki yang duduk di seberang mejanya. Laki-laki itu bernama asli Adit; murid berwajah datar dan matanya sangat tajam Beberapa rangkaian kejadian justru...