aku ingin kamu hanya menatapku seorang

60 1 0
                                    

Nii-San POV
Walaupun udah tiga bulan jadian, aku dan Ri-Chan masih merasa canggung dengan keromantisan kami. Seperti sekarang, aku dan Ri-Chan memasuki kereta yang membawa kami dari Bogor ke Jakarta. Yep, sekolah kami jauh dari tempat tinggal kami. sekolah kami adalah sekolah elit dan dilengkapi semua fasilitas, beasiswa penuh, dan tidak sembarang orang yang bisa masuk ke sekolah kami, bisa dibilang sekolah kami khusus untuk siswa yang memiliki kemampuan di bidang tertentu.

Aku melihat beberapa anak cowok dari sekolah lain yang mulai berdempetan dengan Ri-Chan, dengan segera aku mendorong Ri-Chan ke pintu masuk yang saat ini tertutup serta mengurungnya dengan tanganku "m-maaf, mungkin kamu tidak suka posisi seperti ini, tapi kumohon sabar lah sebentar" ucapku. Mukanya agak memerah tapi dia tersenyum malu.

Keretanya berhenti dengan  tiba tiba sehingga membuat anak anak cowok tersebut terpental ke arahku dan menyebabkan aku memeluk Ri-Chan serta kepalaku yang terbentur pintu masuknya. Aku merasa malu " m-maaf! Maaf banget!" Dia hanya terbelalak serta keluar dari kereta pada saat pintunya terbuka. Sial, kenapa harus jadi gini sih?kan aku tidak sengaja.

Aku menyusul Ri-Chan yang berada di depan mesin minuman. Eh? Mesin minuman?. Dia segera berlari ke arahku dan menaruh kaleng coca-cola dingin di kepalaku. "sakit nggak? Maaf ya, gara gara ingin melindungi aku, kepalamu terbentur.ini ada bekas merahnya" ucapnya prihatin .
Sial, dia cantik banget! tahan tahan, jangan sampai kehilangan kendali. "Nanti aku temenin ke UKS ya? Luka di kepala bisa berbahaya, jadi harus dikompre-" wajah kami sangat dekat hingga secara tak sadar aku hampir menciumnya. Aku tersontak lalu memalingkan wajahku sambil menutup mulut. Astaga! Aku hampir menciumnya.

Aku dan Ri-Chan berjalan ke sekolah dengan diam. Sial sial sial! Aku nggak mau membuatnya takut, tapi sekarang justru Akulah yang membuatnya ketakutan.

Ri-Chan POV
Aku melirik Nii-San dengan muka memerah. Aku dan Nii-San udah berteman sejak kecil sampai tiga bulan yang lalu, kami memutuskan untuk berpacaran. Selama kami pacaran, kami belum pernah berciuman, hanya kecupan di pipi, dan dahi serta berpelukan.

Tapi aku terbayang bayang tentang kejadian yang terjadi di stasiun kereta, wajahku dan Nii-San tinggal beberapa inci lagi sebelum dia menciumku. Pada saat itu jantung ku berdetak sangat cepat, kalau dengan Nii-Chan baik di dalam kereta, maupun tadi aku slalu deg degan tetapi aku nggak keberatan jika dengannya. Apakah ini yang namanya jatuh cinta?

******
"Terus terus?"tanya Salwa dengan serius sekaligus tertarik. "Eh?" Aku nggak tau mau ngomong apa.
"Kok 'eh' sih?" Kata Salwa dengan cemberut. "Apa yang membuatmu suka sama dia?" tanyanya lagi.
"Uhm, yang bikin aku suka sama dia...dia itu selalu jujur padaku, selalu perhatian meski malu malu, lalu..." aku terbayang tentang peristiwa yang tadi. Ugh! Rasanya memalukan tetapi ada senang senangnya juga!

"EHEM! Kalo Menghayal  jangan setinggi langit ya, nanti jatuhnya bakal sakit sekali" seringai Salwa. Idih, jadi malu kan?ugh!
"Iya iya bawel" cibirku.
"Terus Knapa nih? Kok kalian berdua nggak sama sama?" Tanya Salwa."maksudnya?"
"Maksudnya nggak seperti biasa,kalo Ri-Chan disini pasti Nii-San disamping kamu juga kan? Kayak nempel gitu" cibir Salwa .
"Uhm Klo itu, ada beberapa hal yang terjadi ...."
"Apaan?" Tiba tiba Nii-San muncul dibelakangku. "eh? Nggak ada apa apa kok" ucapku ragu.

"Sal, kamu dipanggil Yoga tuh"sahutnya.

Salawa segera berdiri dan berjalan keluar kelas "aku pergi dulu ya! Btw jangan marahan dong! Harus slalu bersama Ok?!" Skarang tinggal aku dan Nii-San .

"Uhm...Ano!"ucapku dan Nii-San bersamaan."kamu duluan aja" ucapku.
"Nggak, kamu dulu"sahutnya. "Nggak papa, kamu aja dulu"ucapku.

Dia terdiam beberapa saat "maaf  soal yang tadi, yang di kereta dan stasiun. Aku takut kalo aku menakutimu, aku tahu kalo kamu agak canggung berdekatan dengan cowok cowok seperti aku. Aku sudah berbuat begitu Padamu, padahal kita baru pacaran selama tiga bulan. Makanya aku nggak berani liat wajahmu, karena aku takut kalo kamu bakal ninggalin aku. Ak-"

"Aku suka sama kamu" selaku. "Aku nggak peduli cowok lain, setiap aku bersamamu aku merasa nyaman dan aman. Silahkan lakukan apa yang kamu mau" ucapku sambil menutup mataku.astaga ini sangat memalukan!

Dia menarik tanganku dan mengangkat wajahku " aku ingin kamu hanya menatapku seorang. Dan kamu harus selalu siaga karena aku nggak bakal bisa nahan diriku untuk menciummu dan lain lain." Sahutnya sambil menatap mataku. Astaga! Ini sangat memalukan.
"Tapi maaf...aku nggak akan menunggu lagi" dia menciumku.kelas terasa begitu sunyi...terasa milik berdua.

promiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang