15. Past

219 35 8
                                    

2007

Aku tidak bermimpi..

Aku sama sekali tidak bermimpi...

Istriku yang cantik nan indah ini tersenyum menatapku di altar pernikahan kami. Kami sudah resmi menjadi sepasang suami istri. Tidak ada orang lain di gereja ini, hanya pastor tua dan anaknya yang masih kecil itu yang menemani kami. Pastor dan anaknya menyalamiku, mengucapkan selamat.

Aku sendiri tidak menyangka akan menikah dengan Kim Hannah, istriku. Tubuhnya yang elok dan parasnya yang cantik membuat siapapun pasti tertarik, terkecuali mengetahui bahwa dia adalah seorang artis tenar. Aku menggandeng tangan mulusnya, membawanya keluar dari gereja.

Segala sesuatu tentangnya kusukai. Aku tidak bermimpi. Aku sudah menikahinya.

"apakah paman bahagia?" tanya sang anak pastor, Kim Jaejoong. Aku tersenyum, lalu mengangguk. "aku senang paman bahagia," kata Jaejoong manis. Aku mengacak rambutnya saking gemasnya, lalu menggendongnya, "suatu hari nanti paman akan berikan adik kepada Jaejoongie."

"sayang, kita harus pergi sekarang. Aku masih harus menghadiri beberapa rekaman," tegur istriku. Aku menurunkan Jaejoong, lalu melambaikan tanganku.

"aku akan berdoa supaya paman terus bahagia."

"KAMI POLISI! JANGAN BERGERAK ATAU KAMI TEMBAK!"

Aku merasa kepalaku terbang di langit ketika beberapa orang opsir polisi menarik tanganku dan mendorong tubuhku ke depan. Istriku dan Jaejoong menjerit, tapi tidak ada yang dapat menolongku. Aku dengan pasrah ikut dengan polisi-polisi ini.

"kami menahan anda dengan tuduhan paparazzi dan penyadapan pembicaraan kepada tetinggi perusahaan HD Entertainment."

Hakim mengetok palu, tidak ada yang dapat kulakukan. Aku memang melakukan penyadapan karena aku adalah anggota intelijen Korea Selatan. Perusahaan HD melakukan berbagai kecurangan politik dan ekonomi negara, negara yang mengutusku. Tapi kenapa aku dipenjara seperti ini?!

"pemuda kotor sepertimu tidak cocok bersanding dengan putriku. Beraninya kau menikahinya diam-diam. Rasakan saja lantai penjara yang dingin itu sampai mati."

Itu adalah kata terakhir yang kudengar dari  si brengsek ayahnya Hannah. Dia adalah pemimpin Badan Intelijen Negara yang ternyata hanya menjebakku. Seharusnya sedari dulu aku mencurigainya!






2009

Aku beruntung karena bisa keluar dari penjara hanya dalam 2 tahun. Temanku mengeluarkan aku dari penjara yang kejam, yah walaupun tidak lebih kejam dari dunia ini. Aku menjadi gelandangan, harta dan rumahku disita. Hannah masih mau bertemu denganku, tapi ayahnya mengawasinya secara ketat dan rutin.

Belakangan kuketahui kalau ayah Hannah dekat dengan kepala direktur perusahaan HD. Hannah menangis dipelukanku. Dia bilang dia akan segera menikah lagi dengan putra sulung HD, Nam Boohyun. Aku menggeram. Tidak ada yang dapat menghancurkan hubungan kami!

Mulai hari itu, aku dan Hannah menjadi lebih sering bertemu, berlaku layaknya suami istri baru. Berbahagia selama 3 bulan lebih, karena waktu perjodohan Hannah semakin dekat.

Hari itu datang juga, Hannah dengan sungkan naik ke altar - untuk kedua kalinya. Setelah mengucapkan janji suci, dia menangis. Aku yang diam-diam duduk di belakang ikut menangis menyaksikan pernikahan itu. Walaupun Hannah berjanji bahwa dia tidak akan pernah berhubungan dengan Nam Boohyun, tetap saja, aku kecewa dengan hal ini. Kulihat keluarga besar Nam, dari sang ayah yang sialan itu, istrinya, Nam Boohyun, dan Nam Woohyun. Keluarga yang cukup bahagia setelah melakukan banyak kejahatan.

Love In CrisisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang