Epilog!

9.4K 1.3K 120
                                    

(Namakamu) melangkahkan kakinya keluar dari area pemakaman. Tangannya mengait dengan tangan Jose yang kini berjalan berdampingan dengannya. (Namakamu) merasakan sebuah perasaan lega setelah mengunjungi Iqbaal dan menyapa laki-laki itu langsung, sekaligus meminta izin menikah. Mungkin terdengar bodoh meminta izin pada kekasih yang sudah meninggal dan tidak punya ikatan apapun lagi, tapi (namakamu) merasa itu sangatlah penting.

"Setelah menikah, kita bakal menetap di sini. Nggak akan balik lagi ke London." Jose berucap lembut disertai senyum kecil.

(Namakamu) menghela napas. "Maafin aku ya? Aku masih belum... atau nggak akan pernah bisa lupain Iqbaal."

Jose kembali mengulum senyum, lalu memberikan kecupan lembut di pelipis (namakamu). Ia bahagia bisa memiliki (namakamu), meskipun separuh hati (namakamu) masih milik Iqbaal.

"Aku nggak peduli, tugas aku kan cuma jagain dan bahagiain kamu. Bukan bantuin kamu buat ngelupain Iqbaal. Jadi, mau kamu masih cinta sama Iqbaal, kamu lebih sayang sama Iqbaal dibanding aku, aku nggak peduli... yang penting kamu senyum." Jose mengusap puncak kepala (namakamu) dengan gemas dan membuat (namakamu) yakin dengan ucapannya.

(Namakamu) menghela napas dan membalas senyuman tulus Jose. Perasaannya tenang mendengar perkataan Jose yang tidak pernah berubah. Dan keputusannya untuk menikah dengan Jose sepertinya sudah bulat. Dia yakin, Jose bisa sebaik Iqbaal dalam hal mencintainya.

"Aku sayang kamu," ucap (namakamu) dengan suara berdesis.

Jose menarik (namakamu) kedalam pelukannya. Lalu berbisik, "Aku cinta kamu."

(Namakamu) memejamkan matanya dengan senyum mengembang, membalas pelukan Jose tapi tidak membalas ungkapan cinta dari Jose. Meskipun sudah menerima Jose sebagai pengganti Iqbaal dihidupnya, (namakamu) belum pernah sekalipun membalas ungkapan cinta Jose dengan kata "Aku juga cinta kamu." (namakamu) hanya membalasnya dengan kata sayang. Tidak pernah lebih.

Jose merasakan sesak setiap kali (namakamu) tidak membalas ungkapan cintanya. Tapi, dia mencoba untuk mengerti dan tidak membahas masalah sepele itu dengan (namakamu), karena itu hanya akan membuat hubungannya dengan (namakamu) memburuk.

"Aku antar kamu pulang. Kamu butuh istirahat." Jose merenggangkan pelukannya dan mengaitkan jemarinya dengan (namakamu).

(Namakamu) mengangguk dan membiarkan Jose menarik tangannya menuju mobil. (Namakamu) menoleh kebelakang. Menatap makam Iqbaal yang ditumbuhi rumput hijau tertata rapi dengan kelopak mawar segar bertaburan di atasnya dan sebuket mawar putih yang diletakkan di atas batu nisan.

(Namakamu) tersenyum dengan air mata menggenang. Terima kasih Pluto. Terima kasih untuk pelajaran yang kamu kasih keaku. Pelajaran tentang cinta yang luar biasa dan nggak akan pernah bisa aku lupain. I love you.

~The End~

Tengkyu yg udah baca, vote, komen di Bubi & Pluto😘 maaf lama✌ vote+komennya jangan lupaaaaa💕

Bubi & Pluto [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang