Chapter 4 - Crash

133 80 39
                                    

Jennie :
Hey, kudengar tadi kau jadi korban Mrs. Jaehee 😜😣.

Hayeon :
Dia mengusirku karena baju ku basah. Ugh she such a meany 😒.

Jennie :
Bagaimana bisa?.

Hayeon :
Aku tidak sengaja menabrak seseorang lalu minumannya tumpah di baju ku😣 noda coklatnya sulit sekali hilang.

Jennie :
Memangnya siapa yang kau tabrak. Aku harap dia baik baik saja setelah menabrak badak seperti mu 😝

Hayeon :
Kim fucking Taehyung. Dan kau tau apa? setelah aku dikeluarkan dari pelajar Mrs.Anoying laki - laki laki itu malah mengira aku bolos!😑😑

Jennie :
Kim Taehyung? Wait. Dia teman sekelas ku!. Dia tampan bukan?

Hayeon :
Tampan apanya?! Dia itu menyebalkannya setengah mati 😑😐. Kami sempat berbicara diatap sekolah tadi, dia bilang dia sedang bersedih.

Jennie :
Akui sajalah dia tampan😏😌. Dia pasti sedih karena baru putus dari Irene.

Hayeon :
Ha? Dia punya pacar. Manusia paling sial macam apa yang mau berpacaran dengannya?😭.

Jennie :
Where have you been hun? Beritanya sudah menyebar luas.

Hayeon menutup aplikasi chatnya. Ia kembali memikirkan Kim Taehyung .

"Jadi aja juga yang mau berpacaran dengannya?" ucap Hayeon. Ia teringat akan senyum bodoh yang dibuat Taehyung ketika ia menabraknya, laki - laki itu memang tampan tapi menyebalkannya setengah mati, untung saja ia tidak jadi sekelas dengannya. Tanpa Hayeon sadari kelopak matanya mulai terasa berat, ia mematikan lampu diatas nakasnya sebelum akhirnya menutup matanya lalu terlelap kedalam dunia mimpi.

PRANG!!!

Hayeon terbangun karena mendengar bunyi benda yang pecah. Ia melihat kesekelilingnya untuk mencari asal bunyi tersebut.

Suara teriakan kemudian terdengar samar dari lantai bawah. Hayeon mengerlingkan matanya dengan malas, hanya ada satu kemungkinan, orang tuanya sedang bertengkar. Lagi.

Hayeon memakai sandal tidurnya lalu turun kelantai bawah dan benar saja, ia langsung disuguhi pemandangan yang tidak sedap namun sering sekali ia lihat. Ayahnya yang sedang berteriak dan ibunya yang sedang menutupi wajahnya sendiri kemungkinan besar karena ia sedang menangis. Sepertinya Hayeon tidak akan mendapat hari sabtu yang normal kali ini.

"Ibu! Ayah ! Hentikan! Tidak bisakah kalian diam?!" ucap Hayeon berusaha menengahi mereka namun tidak satupun dari mereka yang merespon Hayeon. Jam dinding menujukan pukul 8 pagi. Sepertinya jadwal pertengkaran orang tuanya dimulai semakin pagi saja. Bahkan rasa lapar yang sudah ditahannya sejak semalam pun sukses menghilang dari perutnya.

"Aku sudah muak dengan semua ini" Hayeon mengacak ngacak rambutnya tanda menyerah lalu beranjak kembali ke kamarnya. Ia mengambil ponselnya lalu menelfon Jennie.

"Yaeobseyo?" ucap Jennie dari sebrang sambungan. Dari suaranya yang sedikit serak dan berat sepertinya Jennie baru saja bangun atau lebih tepatnya dibangunkan Hayeon.

"Jennie, kau sibuk?"

"Tidak, ada apa?"Hayeon dapat mendengar Jennie menguap dari sebrang sambungan yang justru membuatnya merasa bersalah karena sudah membangunkan sahabatnya ini. Namun Jennie adalah satu satunya orang yang dapat dikunjunginya di saat seperti ini.

Setengah jam kemudian Hayeon sudah siap untuk keluar. Ia menguncir rambutnya seperti ekor kuda lalu pergi keluar rumah tanpa berfikir untuk berpamitan terlebih dahulu. Untuk apa dia pamit toh juga ia tidak akan ditanggapi bukan?. Ia menyalakan mobil orang tuanya kemudian menginjak pedal gas lalu pergi kerumah sahabatnya yang kemungkinan sedang kembali tidur sekarang.

You Owe Me. KthWhere stories live. Discover now