10

1K 146 13
                                    

Terimakasih sudah vote dan komen.

Maaf yaa kelamaan bagi yang menunggu cerita ini.

Vote dan komen ya teman-teman.

*********

From: cio

Pink!

Pink!

Ki hari ada waktu kan.

Kita akan mengaudit .

To: cio

Bisa, kita jumpa dimana

From : cio

Yaudah, aku jemput kamu ya

Sekitar  sejaman lagi.

yuki berdiri di depan asrama nya, sesuai dengan janjinya sama cio, ada sedikit perasaan tidak enak dalam hati yuki,  bagaimanapun juga cio sudah mengutarakan perasaannya pada yuki. Yuki bingung ekspresi macam apa yang akan dia beri pada cio. Jujur dia juga tidak ingin cio kecewa, dan juga tidak mungkin yuki mengorbankan perasaannya.

Yuki berfikir haruskah dia berharap pada sesuatu yang belum jelas seperti  yang dirasakannya pada al atau menerima cio saja yang sudah jelas mencintainya. Apakah aku hanya ditakdirkan untuk mencintai seseorang dalam diam saja apakah kejadian yang kualami dan al akan sama  akhirnya dengan  cio . Apakah setelah aku tidak mencintai al lagi baru al akan mencintaiku. Apakah akan seperti itu saja siklus cintaku.

Tinnnnnnn!!!!!!!

Suara klakson motor cio membuyarkan lamunan yuki dan secara refleks  memberikan senyumannya pada cio.

“heii melamun apa sih siang-siang begini” ucap cio seraya tertawa

Yuki hanya tersenyum kenapa dia tertawa apakah melamun sesuatu yang lucu

“maaf ya ki, aku telat”

“emmm” ucap yuki pura-pura ngambek seraya menaiki motor  cio

“jangan marah napa ki, nanti cantik nya hilang” ucap cio melajukan motornya dengan kecepatan standart

“siapa yang marah”

“kamu”

“gak”

“ngambek?”

“gak”

“jadi”

“gak”

“gak, kenapa?” tawa cio

“ya , gak” ucap yuki tidak mau kalah

“iya, gak gak” ucap cio lembut

Yuki tersenyum,  ada rasa yang tidak bisa dijelaskan entah rasa apa saat cio mengalah untuknya  dengan perdebatan tidak penting mereka. bila bersama al suasana seperti ini tidak akan ada yuki yakin kalau al gak akan mengalah untuknya.

Bila bersama cio yuki selalu menjadi dirinya, dia bisa ngambek, bisa marah dan cio akan senang hati mengalah untuknya. Kalau bersama al dia selalu berusaha agar al tidak benci samanya, agar al mencintainya sehingga yuki lupa cara mencintai dirinya sendiri. mau marah al akan lebih marah, mau ngambek al akan lebih ngambek.

“ki, kita udah sampai”

yuki membelalakkan mata saat mendapati bangunan yang menjulang tinggi, dia terkejut aka mengaudit perusahaan besar seperti ini, padahal dia belum berpengalaman apa tidak masalah jika ada nanti keslaahan yang dibuat olehnya.

“perusahaannya besar cio, tidak masalah kita ikut mengaudit? Tanya  yuki seraya turun dari motor cio

“tidak apa –apa ki”

kecentol bule ganteng (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang