9

928 134 6
                                    

Terimakasih ya buat teman-teman yang udah komen dan vote cerita ku.

Selamat membaca.
saran dan ktitik sangat di harapkan.

******

Yuki terbagun saat mendengar suara orang sedang mandi dari kamar mandi, yuki mengerjab-ngerjabkan matanya untuk menyesuaikan dengan cahaya kamarnya, hooaaaam . yuki memaksakan untuk duduk walau matanya masih berat , yuki  tidak lupa berdoa dan merapikan tempat tidurnya. Suara air keran terdengar lebih keras saat dean membuka pintu.
“morning dean” sapa yuki

“morning too yuki” jawabnya seraya mengelap rambutnya yang basah.

Yuki dan dean tidak terlalu dekat, dikarenakan dean termasuk orang yang sibuk, berangkat pagi dan pulang malam, jurusan desainer sepertinya membutuhkan waktu yang sedikit lebih banyak, sehingga tidak punya waktu untuk sekedar bercengkerama dengan teman sekamarnya bahkan sudah hampir 6 bulan tidak ada percakapan yang serius mengenai kehidupan pribadinya dengan yuki sehingga mereka satu sama lain tidak tau berapa bersaudara, tidak tau alasan kuliah di luar negeri dan banyak hal lain. Yuki yang seorang introvert tidak terlalu terganggu dengan ketertutupan temannya itu, bahkan merasa hal itu merupakan hal yang biasa.

Yuki beranjak dari tempat tidur dan  berlalu ke kamar mandi, dia menatap diri di cermin tiba-tiba mengingat bbm cio yang semalam, dia sedikit gelisah jika apa yang diungkapkan cio emang benar, apa yang harus dilakukannya? ,dia paling tidak suka menolak.

Yuki menghembuskan nafasnya, mengambil sikat gigi dari gelas dekat kaca , dia menggosok giginya dengan cepat untuk menghilangkan kegelisahannya.”auwww” yuki tidak sengaja bagian keras dari sikat gigi menyentuh gusinya, dia memuntahkan air liurnya untuk memastikan apakah ada darah yang keluar akibat ulahnya. Hati nya legah saat mendapati hanya bewarna putih kas busa odolnya.

Yuki dengan cepat mengguyur tubuhnya dengan air, tubuhnya bergetaar saat air dingin itu menyentuh pemukaan kulitnya. Yuki dengan cepat cepat menyelesaikan mandinya. Yuki membalutkan tubuhnya dengan handuk dan berlalu keluar. Hal yang didapatinya dean sudak tidak dikamar, itu sudah hal yang biasa bagi yuki, dean sering pergi tanpa berkata apapun.

“yuki”

Yuki membalikkan tubuhnya saat dia mendengar namanya di panggil, yuki terkejut saat dia membalikkan tubuhnya didapatinya cio sedang melambaikan tangan padanya, padahal yuki berusaha menghindar dari cio, tapi saat ini cio berlari mendekat ke arah nya, apa yang harus dilakukannya, kalauu dia lari itu hal tidak mungkin untuk dilakukannya.

“pagi ki” sapa cio dengan tersenyum

“pagi juga cio” balas yuki dengan senyum yang sedikit dipaksakan karena kegelisahan yang mendominan tubuhnya, padahal yuki bukan orang yang suka memberi senyum paksaan kepada orang yang berinteraksi dengannya.

Cio yang sadar senyuman yuki yang  kesannya seperti dipaksakan, seakan yuki tidak senang bertemu dengannya, bahkan 1 hari saja bisa merubah seseorang, bagaiman pun yuki semalam terlihat bahagia saat bertemu dengan dirinya. Dan kenapa hari ini dia berubah? Tapi cio membuang  pikiran negatif itu jauh-jauh, mungkin yuki lagi ada masalah atau sesuatu membuatnya seperti itu.

“ki kamu mau ikut mengaudit ? tanya cio seraya menyamakan langkah kaki nya dengab yuki

Yuki yang sangat tertarik mendengar kata mengaudit  langsung menoleh kepada cio  dan dengan wajah yang berseri dia bertanya
“mengaudit dimana cio?”  Mengajak cio untuk duduk di kusi panjang yang ada di dekat mereka

“ di perusahaan tempat  temanku bekerja sebagai auditor internal junior ki, dia mengajakku untuk membantunya, kurasa tidak masalah untuk mendalami ilmu akuntansi” jawab cio sembari mengambil sebuah kertas dari tas nya dan menunjukkannya ke yuki.

kecentol bule ganteng (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang