Caroline POV
Sekarang gue masih ada di uks, gara-gara si Cheryl itu tuh. Apa coba dorong gue kenceng banget sampe kena tembok. Untung aja bukan pala gue yang kebentur, coba kalau pala gue kebentur gua jamin mereka bakal abis sama Kak Joey dan Christo.
Bentar, tadi gue ngomong apa sih? Christo? Christo mah gak mungkin hajar mereka, secara Kanaya kan adik kesayangannya dia. Lagipula dia juga lagi cuek sama gue.
"Lin, masih sakit gak kakinya?" tanya Kak Joey membuyarkan lamunanku.
"Enggak."
Bukan kaki gue yang sakit, tapi hati gue yang sakit karena terlalu kangen sama Dia.
"O'ya nanti lu duduk sama gue ya" ucap Clarissa yang hanya ku tanggapi dengan anggukan.
Chris lo kenapa sih? Lo masih marah sama gue? Itu semua salah paham doang Chris.
Hari ini lo keliatan beda banget Chris, beda dari biasanya. Gue gak tahu kenapa Chris, gue suka sama lu. Tapi rasa sayang gue bukan buat lo, tapi buat Dia yang sampai sekarang masih ada di hati gue.
...Sekarang gue, Margareth, Clarissa, dan Monica ada di kantin karena sekarang udah masuk jam istirahat kedua.
"Lin, si Christo kenapa sih?" tanya Margareth sambil memasukan sebuah siomay ke dalam mulutnya.
"Gatau" ucapku berbohong.
"Gue tahu lu bohong Lin" ucap Monica.
"Iya deh, gue ceritain."
Seketika kejadian di uks kemarin teringat kembali di kepalaku. Jelas-jelas aku menolak Kak Jevon, tapi mengapa si Christo mengira bahwa aku menerima Kak Jevon. Aku saja tidak pernah menyukai Kak Jevon bagaimana aku bisa menerimanya. Sejujurnya aku hanya menyukai Christo seorang.
Ya, aku akui aku mulai menyukai Christo. Tapi bagaimana dengan Dia? Aku tidak bisa menyakiti hatinya. Aku masih menjalani hubungan dengan Dia. Aku kan sudah 2 tahun bersamanya, dan Christo juga adalah sahabat dekatnya. Aku tidak mau mereka bertengkar karena diriku.
Aku tidak mau persahabatan mereka hancur karena ku. Aku tidak bisa melakukan itu. Kau, kapan kau kembali? Aku dan Christo sangat merindukanmu. Cepatlah kembali.
"Lin katanya mau cerita" ucap Clarissa menepuk pundakku.
"Eh, iya, jadi kemarin Kak Jevon nembak gue tapi gue tolak. Nah ternyata disitu ada Christo, dan dia kira gue nerima Kak Jevon, dia jadi salah paham gitu deh" ucapku.
"Ohh begitu" ucap Margareth.
Tring...
"Yang bunyi hp lu ya Lin" ucap Monica yang hanya ku tanggapi dengan anggukan kecil.
Aku pun membuka ponselku. Aku terkejut melihat nama pengirim pesan tersebut. Sontak aku langsung membuka aplikasi Line di ponselku.
He's Mine : Lin, aku udah balik
He's Mine : Aku kangen banget sama kamu ❤
Pesan itu membuatku terkejut bukan main. Aku tidak tahu harus senang atau sedih sekarang.
"He's Mine siapa Lin?" tanya Margareth yang sedang melihat ponselku.
"Ih liat-liat aja lu" ucapku menjauhkan ponselku dari Margareth.
Setelah itu aku langsung membalas pesan dari Dia. Orang yang selama ini aku tunggu-tunggu.
Caroline D. : Serius? Sekarang kamu ada dimana?
Caroline D. : Aku juga kangen banget sama kamu ❤
Baru saja aku mengirim balasan padanya, sedetik kemudian Dia langsung membalasnya.
He's Mine : Aku di depan sekolah kamu
Caroline D. : Aku kesana ya
He's Mine : Ajak Christo juga ya
"He's Mine siapa sih Lin?" tanya Monica penasaran.
"Ada lah, eh bentar ya" ucapku.
Aku pun langsung meninggalkan ketiga sahabatku dengan muka mereka yang masih penasaran.
Aku bergegas berlari menuju ke kelas ku, dan menghampiri Christo dan Charles yang sedang mengobrol. Lalu aku menghampiri mereka dengan wajah gembira ku.
Saat aku menghampiri mereka Charles langsung bertanya mengapa aku terlhat sangat senang, tetapi aku tidak memberi tahunya. Aku pun langsung menyapa Christo, awalnya ia tidak mau menjawab ataupun menatapku.
"Christo" ucapku, tetapi ia tidak menjawabku.
"Chris dia udah balik. Sahabat lama lu balik Chris" ucapku lagi.
"Hah? Serius lo?" tanya Christo kaget.
"Iya, sekarang dia ada di depan sekolah kita" ucapku.
"Yaudah yo. Lo tunggu sini aja ya Char" ucap Christo menarik tanganku.
"Dihh kalian jahat, oke dede gak diajak, gitu ya kalian sama dede" teriak Charles dari kursinya.
"Geli Char" ucapku teriak dari depan kelas.
Setelah itu Christo langsung menarik tanganku sampai ke depan sekolah. Lalu kami melihat seseorang yang sudah kami tunggu-tunggu sedang berdiri di depan mobilnya.
"Kevin Aldiano" teriakku dan Christo hampir bersamaan.
"Caroline, Christo" ucap Kevin kaget.
Kevin Aldiano, dialah orang yang selama ini aku dan Christo tunggu-tunggu. Aku sangat-sangat merindukan dirinya. Dia adalah cinta pertamaku. Aku jadi ingat sama orang yang pernah bilang kepadaku "Kalau kamu udah pacaran sama orang lebih dari 5 bulan pasti kamu bakalan sayang banget sama orang itu. Dan kalau misalkan kalian putus kamu pasti akan susah buat move on." Ya dapat ku akui bahwa perkataan orang itu benar. Aku berharap aku bisa bersama dengan Kevin selamanya.
"Aku kangen banget sama kamu caroline" ucap Kevin sambil memeluk ku dengan sangat erat.
"Aku juga kangen banget sama kamu" ucapku membalas pelukan Kevin.
Tanpa kami ketahui hati Christo berasa tertusuk-tusuk sekarang karena melihat kami berpelukkan. Di satu sisi Christo senang melihat sahabat lamanya kembali, tetapi disisi lain Christo sedih melihat kami bersatu kembali.
Christo sadar seharusnya ia senang melihat kami bersatu lagi. Tapi entah mengapa Christo malah sedih. Christo tahu bahwa tidak sepantasnya Ia menyukai diriku karena aku sudah menjadi milik Kevin, sahabatnya.
---------------
Hai Guys👋
Maaf ya aku baru update, karena aku baru ada paket sekarang😁
Don't forget to vote👍and comment💬 my story😊
Salam dari Author😁💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Sad Love Stories (Slow Update)
Teen FictionCaroline Denisse Evangelista, seorang gadis yang menyukai sahabat kecil-nya yang bernama Christopher Bagas. Pada suatu hari Christo menyatakan perasaannya pada Caroline, lalu Caroline menerimanya. Tetapi saat mereka sudah menjalani hubungan selama b...