aloha semua.. ~(-o-"~)
maaf ya lama updatenya karna kondisi lagi nggak fit bikin ide jadi males muncul..
chapter ini mungkin diluar ekspetasi ya karna mungkin agak berele-tele dan membosankan karna kapasitas ide yang juga ikut nggak bisa diajak kompromi..
ya udah deh silahkan dibaca ya dan ditunggu komentarnya mengenai chap ini ^^
salam hangat
diana.w
_____________________________________________
Aku mencabuti satu persatu ilalang dan tanaman rambat yang tumbuh liar disekitar batu nisan membuat telapak tanganku menjadi kebas penuh goresan luka. Keringat mulai membasahi dahi dan punggungku.
Aku berdiri untuk melepaskan jaket dari tubuhku dan menjatuhkannya ke tanah. Ku lap keringat didahiku dan kembali berjongkok untuk membersihkan makam yang ketiga, makam Nora.
"Ada yang bisa kubantu anak muda?"
Pemilik suara serak datang sambil membawa gerobak yang diatasnya bertumpuk alat alat berkebun. Pria yang sudah tua itu memakai topi lebar dari jerami dan sepatu botnya penuh lumpur yang sudah mengering.
"Tidak apa-apa, sir. Saya ingin mengerjakannya sendiri."
Pria itu menatap ku lama kemudian mengambil sekop kecil dari dalam gerobaknya dan mengulurkannya padaku.
"Kau perlu ini untuk menyingkirkan lumut lumut yang ada di batu nisan."
"Terimakasih"
Aku tersenyum lemah mengambil sekop, pria tua itupun mengangguk dan mendorong gerobaknya menjauh dariku yang kembali menyibukkan diri.
Rumput-rumput liar yang tumbuh di makam Nora tidak begitu banyak seperti dua makam lainnya yang telah kubersihkan sebelumnya. Seluruh rumput yang telah kucabut ku kumpulkan tak jauh dari makam. Kuambil sekop yang dipinjamkan pria tua tadi dan mulai mengikis lumut di batu nisan granpa dan grandma.
Hari sudah semakin senja, cahaya matahari mulai menghilang.Kulap kembali wajahku yang penuh keringat dengan punggung tanganku. Setelah yakin ketiga makam didepanku bersih akupun duduk bersila didepan mereka.
"Tidak seharusnya aku menelantarkan makam kalian sampai seperti ini. Maafkan aku." aku menundukkan kepala merasa bersalah.
"Maafkan aku grandma-grandpa yang tak bisa menjaga Nora dengan baik. Aku sungguh sungguh minta maaf."
"Maafkan aku Nora.." aku bergumam semakin merundukkan kepala. Ku pejamkan mataku menahan sesak yang muncul di dada.
bayangan gadis berambut merah sedang melompat lompat mengejar kupu kupu diatas Padang rumput muncul dibenakku. Tawa riangnya membuat mataku berkabut akibat airmata.
"Kyle!" gadis itu memandangku sambil tersenyum. Bibirnya bergerak mengatakan sesuatu tapi aku tidak bisa mendengar apa yang dikatakannya.
"Kau tidak apa apa nak?"
Aku tersentak saat pria tua tadi berdiri dibelakangku dan menyentuh bahuku, menyadarkan ku dari lamunan. Dengan cepat ku tepis airmata yang jatuh ke pipiku dengan punggung tangan.Pria tua itu meletakkan setangkai bunga disetiap makam.Kemudian ikut duduk disampingku.
"Mr. Gerald selalu datang kesini.Duduk didepan pusara istrinya berjam jam, seperti yang kau lakukan sekarang.Hampir setiap hari beliau datang sambil membawa sebuket bunga." Aku hanya diam memandang batu nisan grandpa.
"Semua hal akan menghilang, orang orang yang kita sayangi akan pergi dan meninggalkan kita dan kau tahu apa yang terjadi selanjutnya?" Aku menggeleng menatap pria tua itu yang tampak tersenyum membuat kerutan di ujung matanya terlihat.

KAMU SEDANG MEMBACA
HURT ENOUGH [COMPLETE] [Love-hate Series]
Romance"when it hurts to look back and you scared to look ahead you can look beside you and someone who really loves you will be there" Joanna tidak menyangka dirinya yang hanya gadis biasa tanpa ada satu hal apapun yang mencolok darinya dapat menjadi sasa...