Tengil

1.6K 80 2
                                    


Alex mendengus kesal karena ulah Aby. Apalagi kalau bukan soal cewek. Memang diantara mereka bertiga, Aby adalah cowok tertampan setelah Alex. Perawakannya tegap khas bule. Katanya masih ada darah belanda mengalir ditubuhnya. Tetapi kenapa kalau urusan cewek dia selalu menang sih ? Padahal di antara mereka bertiga kan Alex yang paling ganteng.

Mungkin karena selera Aby itu murahan, sedangkan gue seleranya tinggi, gak sembarangan. Alex membatin. Menghibur diri tepatnya.

Eh tapi si Naila ceweknya Aby bukan sembarangan cewek. Udah hijab, cantik, follower instagramnya bukan main. Udah endorse kemana-mana lagi. Jelas kualitasnya gak bisa dinilai receh. Aby membatin lagi. Dia benar-benar merasa kalut.

"Hoi...."

Pasti Umar deh. Bau jengkolnya kebawa kemana-mana.

"Ngapain lu bro, kayak monyet kehabisan rokok aje lo, bengong kagak karuan!"

"Anjir... Lo tu eyangnya monyet. Ngatain orang lagi, gue cium baru tau rasa lo." Aby nyinyir mendengar ocehan Umar.

"Gile najis astajim, syaiton lu. Maho kali ni anak"

"Hasyah bodo lah. Gimana, udah dapet?" Alex mengambil secangkir kopi yang dibawa Umar.

"Matanye puanas!!" dan beberapa detik kemudian Alex memonyong-monyongkan bibirnya.

"Makanye jangan asal srobot, nyet." Umar mengeluarkan sebatang rokok.

"Gue udah ada inceran sih. Anaknya manis, anak rohis, hijab, bodynya oke, 36B bro..."

"Dasar omes !"

"He iye beneran... Gue liat dia waktu gue iseng ke masjid waktu shalat dhuha." Umar tersenyum sembari membayangkan pikiran busuknya.

"Terus, udah lo gebet?" Alex bertanya antusias.

"Belon, baru stalking di Instagramnya bro."

"Akunnya apa?' Alex mengeluarkam pomselmya, penasaran dengan 'cewek alim' versi Si Maniak Jengkol ini.

"Buka aje, Lunana123 "

Alexpun mulai berselancar di Instagram. Melihat foto-foto manis Luna.

"Allah... Aku ingin mencintaiMu bersamanya, merenda kasih hingga ke jannah. Busyeeeeeet ini anak orang baik-baik bro jangan deh mendingan. Kasihan " Alex terbengong-bengong melihat postingan Luna dengan gamis merah marun panjang dan caption yang sebegitu 'islamic' nya.

"Yee emangnya gua ngapain. Orang cuma mau ngajak pacaran juga. Syar'i deh pacarannya"

"Syar'i itu apa nyet? Sodaranya sawi?"

"Sembarangan mulut lo. Syar'i itu ah entahlah pusing gua, cabut dulu mau dhuha bareng ayank Luna"

"Njir lo, mana ada dhuha mau maghrib begini" Alex menatap kesal punggung Umar yang mulai menjauh.

Alex melangkahkan kakinya menuju motor megapro kesayangannya. Menarik gas dan kopling dengan emosi.

Mati gue. Belon ada cewek alim yang sreg dihati gue.

*************************

Busyraa lana nilnal muna...

Zalal 'ana wafal hana...

Waddahru 'anjaza wa'dahu...

Wal bisyru 'adha mu'lana

Suara bening Fatimah mengisi udara di Pesantren Al Mubarak. Nada yang awalnya rendah menusuk hati kemudian Fatimah lemparkan pada nada dengan oktaf tertinggi yang mampu membuat siapapun yang mendengarnya merinding. Lagu busyra lana dibawakannya dengan menyertakan hati. Menusuk, membuat air mata tidak dapat tertahan. Termasuk sosok pria paruh baya yang tak pernah melepas pandangannya dari wajah ayu Fatimah.

(Bukan) Ali dan FatimahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang