FREAK

1.9K 94 14
                                    

Jam di pergelangan tangan Alex menunjukkan pukul 06.30 . Yash, padahal jam masuknya adalah pukul 07.00. Apa dia bolos saja ya hari ini? Tapi nanti sore dia ada kelas basket. Yaudah deh, bolos sekolah berangkat ekstra. Gak papa sekali-kali.

"Namamu siapa?" Alex melirik bocah gembul yang duduk dengan gaya menyebalkan__sebenarnya menggemaskan, mungkin Alex khilaf__ disampingnya itu.

"Mau"

Alex mengernyitkan dahinya. Mau? Gak nyambung banget!

"Namamu mau? Maudy? Maura?"

Asma' menggeleng. Dia senang sekali membuat jengkel orang dewasa. Gak mbak Fatimah, Umi Asti, atau Om aneh ini pasti berhasil dia bikin melipat mukanya sampai ratusan lapis. Bukan iklan, lho! Tapi bedanya, Umi Asti bakalan dengan gaya horornya dan mulut yang tidak berhenti makan__berhenti bicara maksutnya__ membuat Asma' speechless lagi. Sedangkan Fatimah, wah dia kakak idaman banget. Dia bakalan dengan sabar menganu Asma'. Ah apa ya bahasanya? Sebut saja fatimah itu pawangnya Asma'. Si bulat pembuat onar dadakan dipondok itu. Nah, kali ini Asma' akan mengetes daya tahan uji om ganteng disampingnya ini.

"yee.. Malah senyum-senyum ni bocah."

"Apa sih om?" Asma berlagak kesal.

"Namamu siapa ndut?"

"Mau"

"Maudy? Maura?" Alex mengulang pertanyaannya.

"Mau tau aja apa mau tau banget???"

Alex tiba-tiba berhasrat untuk menelan setir mobilnya bulat-bulat. Bocah ini bisa-bisa membuatnya penuaan dini. Darah tinggi juga, aish greget pisan!

"Om, itu sekolah aku. Udah ya berhenti sampai sini saja. Gak enak dilihat yang lain, nanti ngiranya kita ada apa-apa lagi"

Alex cengo. Huoi, kalau sekolahannya sedeket ini ngapain minta anter??? Mana dia belum sempet tanya soal Fatimah lagi! Kampret bener ni bocah ! Tambah lagi tuh, apa kata dia? Turun disini aja nanti gak enak diliatnya. Rasanya kalau ada bangkai hewan yang dihalalkan selain ikan dan belalang, maka bangkai bocah ini pun pingin banget dia presto. Eh, jahat banget ya kedengarannya. Tapi santai, Alex gak sesempurna itu kok.

Setelah alex memelankan laju mobilnya, Asma' segera turun.

"Woi gak sopan lu, terimakasih kek cium tangan kek" Alex mendengus kesal melihat kelakuan Asma' yang turun mobil lalu nylonong begitu saja.

"Bukan muhrim, om ganteng. Dah aku sekolah dulu, Assalamu'alaikum"

"Bukan muhrim mbahmu. Kumsalam!" Alex kesal bukan main.

"Om.."

"Apa lagii???"

Asma' menjinjitkan kakinya demi bisa bicara dengan Alex.

"Jemput aku ya, ba'da dzuhur"

Walah ni bocah anak siapa sih??

"Elo tu nyusahin orang banget ya. Mana masih bocah ingusan, baperan lagi! Emang bokap nyokap lo mana? Sampe elo gak diurusin gini" Alex tak bisa menahan kesabarannya.

Tanpa dia duga, gadis kecil itu malah berlari. Samar-samar Alex melihat tangannya menyentuh pelipisnya, seperti mengusap sesuatu. Dia kasar sekali, kah?
***
Ada kalanya bungkam adalah jalan

Supaya yang seharusnya dipendam

Tetap tersimpan

Rapih pada tempatnya

Supaya rahasia tak menjelma cerita

Tapi akan lebih pasti lagi

Akan tiba suatu masa

(Bukan) Ali dan FatimahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang